PART TIGA PULUH DELAPAN

409 26 5
                                    

Seorang pelayan berseragam hitam - putih mempersilahkan Lyra dan Teddy masuk ke dalam rumah kaca.

Teddy menarik kursi untuk Lyra dan mempersilahkan wanita itu untuk duduk.

Tidak ada orang lain di tempat itu selain mereka berdua. Dan Lyra merasa spesial karenanya.

Sebenarnya tempat ini bukan benar-benar rumah kaca. Tempat ini adalah sebuah restoran berkapasitas hingga dua ratus lima puluh orang yang dibuat dari rangka baja ringan berdinding kaca dengan sentuhan tanaman di dalam ruangan dan mural artistik.

Siapapun akan setuju betapa indah tempat ini, ditambah cahaya lampu dan kaca-kaca yang menampilkan pamandangan perkebunan di luar sana.

"Ini restoran yang baru kubeli, Lyra." Jelas Teddy kepada gadis itu.

"Awalnya bangunan ini adalah sebuah rumah kaca tua yang dikelilingi perkebunan. Lima tahun yang lalu tempat ini akan dihancurkan. Aku berhasil membelinya dan memugar secara keseluruhan. Kecuali bangunan ini, kubiarkan tetap seperti bangunan awalnya, tetapi kuperbaharui agar aman bagi pengunjung."

Lyra takjub mendengan penjelasan Teddy.

"Koki utama di tempat ini adalah seorang kenalanku yang juga berpikiran sama uniknya dengan diriku. Kami memutuskan tidak akan ada menu atau daftar makanan tertentu di restoran ini. Setiap koki diberikan kebebasan untuk mengkreasikan masakan yang mereka ciptakan dengan bahan-bahan segar dan alami yang langsung dipetik dari perkebunan di tempat ini.

"Kesegarannya bukan hanya kalimat promosi semata, namun sayurannya benar-benar baru dipetik dari halaman yang dapat kau lihat dari jendela kaca ini, Lyra.

"Masakan dibuat bergantung musim, tergantung sayuran, bunga dan daun herbal yang sedang dipanen saat itu. Aneka tumbuhan tersebut ditanam dengan cara yang ramah lingkungan, yang mempengaruhi cita rasa makanan yang segar dan lezat.

"Para pengunjung tinggal menunggu makanan dihidangkan, tanpa tahu apa yang akan tersaji di atas mejanya. Apapun yang akan disajikan, makanannya akan datang dalam keadaan segar, dengan presentasi yang baik, bersih, dan tentunya rasa yang otentik.

Pelayan restoran hanya akan bertanya apakah kau seorang pelaku vegetarian, karena ada menu-menu spesial khusus. Bagi menu reguler, biasanya dikombinasikan dengan ikan dan daging. Ikan yang disajikan selalu terjaga kesegarannya, dan daging yang digunakan adalah daging organik. Menakjubkan bukan?"

"Keren!!!" Seru Lyra dan ia bertepuk tangan dengan riang. "Kau memikirkan semuanya sejauh ini? Benar-benar konsep restoran yang keren."

"Mau kuperkenalkan dengan Koki Utamanya?" Tanya Teddy.

Lyra mengangguk antusias. Dan Teddy memberikan instruksi kecil kepada salah seorang pelayan. Tak berapa lama kemudian, seorang pria berusia sekitar empat puluh tahun menghampiri meja mereka.

"Tonie Wong." Pria berwajah oriental tersebut mengulurkan tangannya kepada Lyra.

Lyra menerima uluran tangan itu dan menjabatnya ramah.

"Lyra Sangaji."

"Tonie Wong adalah koki utama di tempat ini. Ia bukan hanya berkompeten di dapur, tetapi juga sangat cerdas secara personal. Tonie menguasai enam bahasa : Inggris, Pranciss, Jepang, Mandarin, India, dan Indonesia. Ia sempat menetap beberapa tahun di Indonesia dan aku mengenalnya melalui Khandra."

Pria bernama Tonnie Wong itu tersenyum kepada Lyra. "Khandra Izora adalah salah satu rekan saya dalam bidang Perhotelan dan Restoran." Jelas pria itu ramah.

"Aku jamin makan malammu malam ini akan menjadi luar biasa Mrs. Sangaji." Pria itu kembali berujar. "Dan untuk itu, aku pamit ke dapur untuk mempersiapkan makanan istimewa bagi kalian."

Ms.Sangaji's Wedding VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang