PART DUA PULUH EMPAT

415 29 0
                                    

"Kau sudah bangun?" Kepala Lyra menyembul dari celah pintu kamar.

Teddy masih mengulet di atas ranjangnya. Ia mencoba membuka matanya, tetapi kepalanya terasa berat sekali.

"Kau mabuk semalam." Jelas Lyra. "Aku sudah menyiapkan sup kaldu sapi untukmu. Mandilah dan sarapan bersama."

"Hm... Lyra..." panggil Teddy dengan suara bangun tidurnya yang berat. "Apa aku melakukan sesuatu yang aneh semalam?"

Lyra menggeleng.

"Kau yakin?"

"Ya.. Ada apa Teddy?"

"Sepertinya aku melakukan sesuatu yang tidak seharusnya. Aku lupa... maaf kalau ternyata aku membuatmu tidak nyaman."

Lyra tersenyum kecil. "Tidak ada yang terjadi Teddy. Mandilah dan aku menunggumu untuk sarapan bersama."

"Oke."

* * *

Teddy sudah duduk di meja makan dua puluh menit kemudian dengan tampang yang lebih fresh dan rambut yang agak basah.

Sejak keputusannya untuk bercerai dengan Lyra, ia memang sudah tidak tinggal di rumah ini lagi. Tetapi sejak kelahiran Cassie, terkadang Teddy akan menginap dan meninggalkan pakaian dan barang-barang keperluannya di kamar tamu.

Mereka belum resmi bercerai secara hukum, tetapi siapapun penghuni rumah ini tau apa yang terjadi di dalam rumah tangga Teddy dan Lyra. Juga tentang hubungan Lyra dan Bias.

Banyak yang menyayangkan retaknya rumah tangga mereka. Tidak banyak juga yang merasa aneh, karena pasca bercerai semua menjadi lebih baik.

Teddy dan Lyra dapat berkomunikasi dengan lebih baik, meminimalisir pertengkaran, juga bersikap dewasa satu sama lain. Berbanding terbalik ketika mereka menikah, semua terasa rumit. Dan tidak ada perbincangan tanpa emosi di dalamnya.

"Kau sarapan duluan saja, Tedd.." jelas Lyra sembari menimang-nimang Cassie di dalam pelukannya. "Cassie sedang merajuk. Ia tidak ingin dibaringkan di atas kasur."

Teddy memandang Lyra dengan prihatin. "Kau tidur jam berapa semalam?" Tanya Teddy penuh perhatian.

"Jam dua.. setelah kau tertidur dengan lelap. Tapi kemudian Cassie bangun jam setengah tiga dan aku harus menyusuinya. Ia terus terjaga sampai menjelang subuh. Baru saja tidur beberapa jam, dan Cassie sudah bangun lagi." Wajah Lyra terlihat lelah.

Ada kantung mata hitam di bawah matanya, yang menandakan bahwa ia kurang tidur. Dan bobot tubuhnya yang sempat bertambah dua puluh kilo selama kehamilan Cassie kini telah berkurang drastis.

Ia nampak selangsing dirinya yang dahulu. Tetapi jauh lebih lelah dari ia yang biasanya.

"Aku akan menghabiskan sarapanku, dan kita bisa bergantian menjaga Cassie."

Lyra mengangguk, menyetujui saran Teddy.

Teddy menarik mangkuk supnya mendekat dan menyendoknya dengan segera. Ia melahap masakan yang terasa lezat dan menghilangkan pening di kepalanya itu.

Hanya dalam beberapa menit dan beberapa suap, sup kaldunya telah ludes ke dasar mangkuk.

"Aku selesai." Teddy bangkit dari duduknya.

"Bagaimana rasa masakannya?" Lyra ingin tahu.

"Lezat. Dan membuat kepalaku terasa ringan. Kau juga perlu sarapan Lyra. Berikan Cassie padaku."

Lyra mendekatkan tubuhnya. Teddy mengulurkan tangannya untuk meraih Cassiopeia. Bayi mungil itu terlihat nyaman di dalam posisinya yang berpindah kepada sang Ayah.

Ms.Sangaji's Wedding VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang