PART EMPAT PULUH SATU

430 29 2
                                    

"Kau masih saja kaku dan perfeksionis ya Lyra." Ujar Keina sembari memperhatikan Lyra dengan sudut matanya.

Lyra sedang memperhatikan cara makan Cassie, sekaligus mengajari gadis kecilnya itu cara untuk makan dengan baik dan benar.

"Begitulah para Sangaji." Sindir Teddy dengan nada bercanda.

"Kedisiplinan, kesopan santunan, dan rasa percaya diri harus di bangun sejak dini. Membiasakannya dari awal agar kelak karakter Cassie terbentuk dengan baik." Jelas Lyra bijak.

"Tetapi dia baru lima tahun. Banyak hal yang harus dinikmati gadis kecil itu, Lyra." Saran Keina padanya.

"Kami punya cara dan aturan sendiri untuk hidup kami, Kak. Hal inilah yang kami yakini benar. Aku tidak akan melakukan sesuatu yang mungkin membuat Cassie menderita." Jawab Lyra yakin.

Teddy mengangguk setuju. "Jangan debat cara Lyra mendidik anak-anaknya, Keina. Dia Ibu yang hebat... kau harus lihat seberapa besar pengorbanannya dalam menajaga anak-anak kami."

Keina mengangguk-anggukan kepalanya. "Yeah, mungkin karena aku sendiri belum pernah memiliki anak. Jadi aku tidak bisa memahami ini dengan baik."

"Lyra sering mengorbankan banyak kepentingan pribadinya untuk Cassie dan Scorpie, ia memang tampak perfeksionis, dan sesungguhnya itu hanya usahanya memberikan yang terbaik kepada anak-anak." Sekali lagi Teddy menjelaskan.

"Terima kasih ataa pembelaanmu Teddy," sindir Lyra kepada pria itu. "Kau memang sangat memahamiku."

"Lebih dari itu, my dear Lyra... aku terlalu mengenalmu untuk tau jalan fikiranmu." Jawab Teddy dengan nada bercanda.

Teddy kembali sibuk memotong-motong daging di piringnya, sedang Lyra tetap menimang-nimang Scorpie di dalam pelukannya, sembari memperhatikan Cassie menghabiskan makan siangnya.

"Cassie," tegur Lyra pada anaknya. "Jangan sisihkan buncisnya, sayang. Ia akan sedih jika kau tidak memakannya."

"Aku tidak suka buncis, Bun." Ujar Cassie merajuk. "Rasanya aneh."

"Semua makanan baik untuk kesehatanmu, sayang." Teddy menimpali. "Kau harus menghabiskannya. Agar bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas."

Awalnya Cassie nampak ogah-ogahan, namun begitu ia melihat tatapan Bundanya yang intens, ia tau bahwa ia tidak punya banyak pilihan.

Teddy menganggat piring makan Lyra yang masih penuh, ia menukarnya dengan piring makannya sendiri. Daging di piring makan Teddy sudah dipotongnya kecil-kecil. Ia kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan setengah memutar kearah Lyra.

"Makanlah dulu," ujar Teddy kepada wanita itu. "Berikan Scorpie padaku. Kami akan bermain sebentar selagi kau makan."

"Tidak, Teddy. Uli akan selesai dengan makannya. Biarkan Scorpie denganku saja." Tolak Lyra.

"Oh come on..." Teddy menyanggah. "Uli masih lama, makanlah lebih dulu. Kita sudah biasa kan dengan pembagian tugas seperti ini?"

Lyra melirik sekilas kepada Keina yang menatap keduanya penuh rasa ingin tau. Ia tidak ingin mendebat Teddy karena akan terkesan semakin mencurigakan di mata Keina, jadi ia menurut saja dan memberikan Scorpie pada Teddy.

"Jika aku tidak tau kalian sudah bercerai," Keina berujar. "Mungkin aku akan berpikir kalau kalian pasangan yang serasi sekali."

"Benarkah?" Tanya Teddy. "Kurasa kami memang serasi. Sayangnya Lyra tidak berpikir demikian." Ia lalu tertawa terbahak-bahak.

Keina ikut tertawa bersamanya. Sedang Lyra hanya bersikap dingin seperti ia yang biasa.

"Lagipula aku dan Lyra hanya berkompromi untuk urusan anak-anak kami. Aku sudah menganggap Scorpie seperti anakku sendiri, apalagi Bias adalah sahabatku. Aku berusaha menggantikan posisi Bias untuk Scorpie seperti ia berusaha menjadi Ayah yang baik untuk Cassie."

Ms.Sangaji's Wedding VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang