Chapter 9

2.9K 268 110
                                    

-- Happy Reading --

Disebuah mobil terlihat dua orang yang sama – sama terdiam menyelami pikiran masing – masing. Ice duduk dibalik kemudinya masih fokus dengan jalanan karena malam hari tampak begitu sepi dan menakutkan, apalagi mereka melewati jalanan yang dikelilingi banyak pepohonan dikanan kiri jalan. Takut saja tiba – tiba ada begal lewat. Disebelah Ice ada Singto dengan wajah lebamnya menopang kepalanya dengan tangan kirinya yang ia senderkan pada pintu mobil. Matanya menerawang entah memikirkan apa.

Sesekali Ice melirik temannya tersebut. Ice memang kesal dengan Singto yang tidak bisa menahan emosinya hingga menghajar junior mereka. Tapi Ice juga tau Singto tak sepenuhnya salah karena memang juniornya itu yang memancing emosi Singto. Singto begitu emosional jika menyangkut tentang Krist. Ice memakluminya. Bukankah itu berarti Singto sangat mencintai Krist?

Singto POV

Saat ini aku dan Ice perjalanan pulang ke dorm. Tadi setelah insiden baku hantam antara aku dan junior tengil itu, Ice mengajakku untuk kembali ke dorm. Dia bilang, aku harus menenangkan diri dulu. Aku tau maksud Ice menjauhkanku dari Kim, si junior tengil. Mungkin dia takut aku akan mengahajar anak itu lagi. Ice yang memang berangkat mengendarai mobil pun bersedia mengantarku kembali ke dorm. Dia sangat mengerti perasaanku masih tak stabil.

Sebenarnya aku juga enggan meninggalkan Krist karena disana ada Kim. Aku hanya tidak rela saja jika Kim mendekati Krist ku lagi. Apalagi tadi Krist sempat mengkhawatirkan Kim dengan menanyakan keadaannya. Aku yakin pasti Kim akan menunjukkan wajah melasnya agar Krist iba dan menyita seluruh perhatian Krist. Krist orang yang tidak bisa melihat orang lain terluka, dia akan menjadi orang yang sangat perhatian saat itu juga.

Hahh..hanya memikirkannya saja sudah membuatku geram apalagi aku disana dan menyaksikannya sendiri?

Aku tak yakin aku akan diam saja. Pasti aku akan menyeret junior tengil itu dan menceburkannya disungai yang ada buayanya.

Aku tak hanya geram dengan Kim tapi Krist juga. Bisa – bisanya dia tidak tegas saat juniornya memanggil nama kecilnya tanpa embel-embel P' dan dia juga diam saja saat Kim melakukan kontak fisik dengannya. Kim dengan lancangnya memainkan pipi Krist. Apakah seperti itu hubungan antara senior dan junior?

Krist dia selalu mengomel padaku dan Off ketika kami memanggil nama kecilnya dikampus. Dan aku rasa hanya orang – orang terdekat Krist yang mengetahui nama kecilnya. Aku jadi curiga dengan kedekatan mereka. Sejak kapan mereka dekat?

Ahh..sialan ini membuatku pusing saja.

Aku menopang kepalaku pada tanganku yang kusandarkan di pintu mobil. Aku memflashback kejadian siang itu. Aku baru sadar jika Krist memelukku dan berusaha menarikku dari Kim. Dia memintaku berhenti memukuli Kim. Seolah – olah ia tidak mau Kim terluka karena pukulanku. Bukankah itu seperti Krist sedang membela Kim?

Astaga banyak sekali pertanyaan yang bersarang dibenakku. Krist ini berbahaya. Dia terlalu mempesona. Dia dapat memancing siapa saja untuk berdekatan dengannya. Sifatnya yang humble dan ceria dengan wajah yang rupawan bak seorang androgini, siapa yang tahan dengan itu semua?

Haruskah aku mengatakan aku beruntung mendapatkan cinta dari seorang Krist Perawat?

Ya. Aku beruntung sekali. Tetapi itu juga yang akan membuatku selalu waspada. Tidak salah bukan jika aku sangat posesif padanya. Ingat, aku pernah kehilangan dia karena kecerobohanku. Sekarang tidak akan lagi karena dimataku dihatiku dan dipikiranku hanya ada Krist. Jika dulu aku membebaskannya, sekarang aku akan membuatnya hanya tunduk padaku.

"Ai'Sing kau oke?"

Tiba – tiba Ice mengajakku bicara. Mungkin dia sudah bosan dengan keheningan diantara kami. Aku meliriknya sejenak dan kembali fokus ke depan.

If You Do [Sequel To "Back To You"][Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang