2014, RS Pelita Harapan.
Suasana koridor ini senyap. Orang-orang berlalu lalang tanpa menimbulkan suara. Ia menundukkan kepalanya lebih dalam. Perkataan dokter tadi membuat kedua kakinya bergetar sekarang. Bibirnya mulai membiru dengan kulit yang bertambah pucat itu.
Diagnosis dokter itu, mengatakan kejiwaannya terganggu.
Pemikiran-pemikiran lain timbul di benaknya. Bagaimana dia bisa hidup tenang setelah ini? Bagaimana ia akan membiarkan semuanya mengalir dengan kejiwaannya yang sudah tidak normal?
Sama saja, dia gila.
Nyctophobia tahap menengah.
Kedua tangannya mengepal. Hanya ada satu nama yang ada di kepalanya. Laki-laki itu yang membuat segalanya runyam.
Laki-laki itu, pemicu kelainan ini.
"Hei."
Suara datar itu membuatnya mengangkat kepalanya. Seorang perempuan yang rambutnya diikat ekor kuda yang mengenakan hoodie berwarna abu-abu bertuliskan 'Yourself'. Wajahnya tertutupi oleh hoodie. Perempuan itu memandangnya dengan aura tajam.
"Jangan khawatir. Penyakit gue bahkan lebih parah dari penyakit lo."
Tangan perempuan itu menepuk bahunya tiga kali, membuatnya sedikit terperangah.
"Siapa...?"
Perempuan itu berjalan meninggalkannya tanpa jawaban. Tiba-tiba ia berhenti, lalu menoleh ke arahnya.
"Kalau sudah sembuh, ayo bertemu lagi!"
Walaupun hanya sebatas itu pertemuan mereka, dia tidak bisa melupakan perempuan ekor kuda itu.
Dia ingin sembuh dan bertemu dengannya lagi.
☀️☀️☀️
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sunlight
Fiksi RemajaBagi Alden, Alvarie itu seperti cahaya matahari. Ia hadir untuk menghilangkan gelapnya malam. Kehadirannya membuat semuanya terbangun dari mimpi, entah itu baik atau buruk. Alvarie membangunkannya dari mimpi-mimpi buruk yang menyakitinya setiap s...