SI

70 12 0
                                    

Kantor Pusat SI, Gaia-18

Erry membuka matanya perlahan. Ini aneh. Rasanya ia bisa membuka mata dengan lebih mudah daripada kemarin. Dipandanginya langit-langit ruangan asing itu. Di mana ia? Ia menoleh, lalu bangkit dan duduk. Dipandanginya cermin di hadapannya yang memantulkan refleksinya. Tubuhnya terasa lebih ringan. Apa karena ia sudah sembuh? Ia menggerakkan kakinya, lalu terkejut. Kakinya pun lebih ringan dari biasanya. Ia turun, merasakan sensasi aneh bahkan ketika ia turun dan memijakkan kaki. Ia mendekati cermin tersebut sambil lamat memandang wajahnya. Kenapa wajahnya jadi seperti ini? Ia menyentuh wajahnya. Aneh sekali.

"Kau suka?" ujar seseorang tiba-tiba. Erry tersentak kaget lalu membalikkan badan.

Pria itu mendekatinya. "Aku Prof. Bowlman. Kau berada di kantorku."

"K-kantor ... apa?" sahut Erry. Ia terkejut. Kenapa suaranya jadi seperti ini?

"Selectric Incorporation."

SI. Erry tahu perusahaan itu. Sebuah perusahaan robot yang terkenal, dari Gaia-18.

Tunggu. Perusahaan robot?

"Kenapa aku di sini?" tanyanya.

"Karena ... kau sakit."

"Bukannya di rumah sakit?"

"Um ... bagaimana mengatakannya, ya?" Bowlman menepuk dagunya dengan pulpen.

"Intinya, kau tak akan sakit lagi sekarang."

Erry menautkan alis tak paham.

"Uh," Bowlman menggaruk rambutnya. Profesor muda itu nampak kebingungan bagaimana harus menjelaskan. "Begini. Akan kujelaskan secara ilmiah."

"Jadi, kau demam tinggi sejak hujan pertama di Gaia-79. Lalu bertambah parah karena kehabisan obat dan begitu seterusnya sampai kau terjatuh dan basah. Suhu tinggi tubuhmu berbenturan langsung dengan air dingin, sehingga pembuluh darahmu rusak perlahan dan berujung pecah pada saat perjalanan menuju rumah sakit. Kau sempat kejang ketika telah tiba di rumah sakit, dan selesai. Kau tak dapat tertolong. Tapi perusahaanku telah membuatkan AI dengan desain semirip mungkin dengan dirimu dulu, lalu kami memindahkan kesadaranmu melalui impuls dan reaksi otak pada ... r-robot ini. Dan di sinilah kau sekarang."

Erry diam tak mengerti.

Bowlman mendesah singkat. "Begini, Nona Movielow. Kau, adalah kecerdasan buatan dengan kesadaran asli pertama yang kami ciptakan. Um, ralat. Bukan pertama, tapi mungkin ke ... sepuluh—karena kami terus menyempurnakan hingga akhirnya berhasil dan jadilah dirimu."

"Kecerdasan buatan dengan kesadaran asli ... " Erry mengulang kalimat itu.

Bowlman mengangguk.

"Jadi aku ini ... robot? Tetapi dengan aku yang tetaplah aku?"

"Tepat sekali."

Erry nampak terkejut. "D-di mana tubuhku yang asli?"

"Sudah kami kub—" Bowlman terdiam. "Apa kau tak menyukai tubuhmu yang sekarang?"

Erry menggeleng. "Aku tak paham."

"Di mana orang tuaku?"

Bowlman diam.

"Ini tidak mungkin!" Erry berlari keluar ruangan. Bowlman mengejarnya.

Entah ke mana kakinya membawa gadis itu kabur. Ia tak tahu arah, hanya asal belok dan lari. Awalnya ia kesulitan berlari, tetapi lama kelamaan ia bisa beradaptasi. Ia merasa larinya menjadi lebih cepat. Ia takjub, tetapi juga sedih. Apakah ia sudah mati? Tubuhnya? Bagaimana dengan kedua orang tuanya? Air matanya jatuh bersamaan dengan hal itu. Ia tak memedulikan para pekerja yang memandanginya. Tiba-tiba ia menabrak seorang pria dan berhenti mendadak. Ia meliriknya, ternyata seorang pria yang rambutnya sudah memutih.

"Mau ke mana, Nona?" tanyanya.

Erry mengusap pipinya yang basah.

"Ayah!" Dari kejauhan muncul Bowlman yang tengah menghampiri Erry dan pria tua itu. Bowlman menunjuk gadis itu, mengisyaratkan pada pria tua itu untuk memegangnya—dan si pria menurut.

Bowlman terengah-engah begitu tiba. Ia mengisyaratkan pada pekerja yang ada di sana untuk membawa Erry kembali ke kamarnya.

"Tidak! Lepaskan aku! Aku tak mau di sini!" Erry memberontak. "Aku mau pulang!"

"Pulang ke mana? Rumahmu hancur!" sahut Bowlman.

"Tidak! Ayah! Ibu!" Tangisnya kembali pecah. Ia meronta melepaskan diri, namun gagal.

"Ernest, kumohon. Tak ada tempat pulang bagimu selain di sini. Gaia-79 hancur. Semua warga diungsikan ke Gaia-28. Kau tak bisa pergi ke mana-mana. Eraselook sudah mempercayakanmu pada kami." Bowlman memegang kedua pundak gadis itu yang sudah hanyut dalam tangis.

Erry akhirnya dibawa kembali ke kamarnya, walau gadis itu masih tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanyalah anak ingusan yang bahkan tak tahu di mana Gaia-28 itu. Ia rindu orang tuanya. Ia rindu rumahnya.

 Ia rindu rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≈≈≈≈≈

INTREPID [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang