Cheese

12 3 0
                                    

Selamat datang, Intrepid-79.

Brandon menoleh kala mendengar seseorang 'membobol' masuk ke ruangannya. Ia menutup majalah yang sedang dibacanya, lalu menurunkan kaki dari meja dan duduk secara normal.

"Apa?" sinisnya.

Erry mengernyit. "Biasa saja."

Ia duduk di seberang Brandon, tak sengaja melirik majalah di belakang kursi pria itu.

"Kau membaca majalah dewasa?" tanyanya.

"Bukan urusanmu!" sela Brandon cepat. Merasa malu, ia melepas kacamatanya dan mengusap wajahnya frustasi.

"Hm," gumam Erry.

"Oh, btw, perihal simulasi kemarin," sambungnya. "Kau berusaha membunuhku?"

Brandon mengintip dari sela jarinya.

"Kau sengaja membuat simulasi seperti itu?"

"Kenapa?"

"Kau tahu aku hampir membiarkan diriku mati di sana karena ... karena—" Erry tercekat. Ia diam.

Karena kejadian sepuluh tahun lalu.

Brandon mengangkat wajahnya.

"Kau masih hidup, kan?" ujarnya.

Erry menatap Brandon lekat. "Maksudmu?"

"Itu hanya simulasi. Kau bisa melaluinya dengan baik. Kelompok kalian mendapat poin tertinggi meskipun waktu kalian mepet."

... waktu kalian mepet ...

"Kau melihatnya?" selidik Erry. Amarahnya seketika tergantikan oleh rasa penuh selidik bercampur kesal pada seorang individu.

"I saw everything." Brandon menopang sikunya di meja.

"I didn't push her."

"Aku tidak tahu apa masalah kalian. Tapi sebaiknya hal seperti itu tak perlu terjadi."

"Aku tidak mendorongnya!"

Hening. Brandon mengalah.

"I'm not gonna risk my friend's life inside an imaginary place! That's riddiculous!"

"Tenang. Duduklah."

Erry yang sempat lepas kendali dan berdiri sambil menuding Brandon akhirnya kembali duduk. Ia menopang kepalanya yang serasa mau meledak.

"Aku tak merasa pernah mengusiknya. Mengenalnya pun tidak! What the fuck is going on?" gerutu Erry kesal.

Brandon nampak memikirkan sesuatu.

"Kau tahu, dia berlaga seperti seakan aku memang berniat mencelakai Gwen. Dari caranya menatapku sejak pertama kali aku bertemu dengannya pun sangat tidak bersahabat. Apa aku salah bergabung dengan SPASS?"

"Semua penghuni Gaia berhak bergabung dengan SPASS jika ia memang dinyatakan lolos seleksi," sahut Brandon.

"Atau—karena aku sebuah robot?"

"Aku tidak pernah menerapkan aturan robot dilarang bergabung dalam FO. Kau pun tidak sepenuhnya robot, anyway."

"Tetap saja, mereka takut padaku."

"They'll get used to it. Justru mereka harus bersyukur karena memilikimu."

Erry melirik Brandon sinis. "Kau tahu apa yang mereka katakan tentangku?"

"Apa?"

"Aku jadi merasa tidak berguna karena ada dia."

Brandon diam.

"15 buah AI semacam Ernest saja sudah menyaingi 30 AI GA."

Erry masih melanjutkan. "Kenapa kita bahkan diloloskan tes, padahal keberadaan robot itu sudah cukup untuk menangani kasus semacam di Gaia-39."

"Bullshit," potong Brandon. "Menangani Gaia-39? Apa mereka pikir hanya ada satu teroris di sana? Dasar otak udang."

"Kau marah padaku?" Erry menautkan alis.

"Er, kau tahu faktanya." Brandon nampak kesal. "Kau tahu apa yang mereka bicarakan itu tidak sesuai fakta dan mereka salah, termasuk Nona Poison. Mereka hanya iri padamu karena kau—"

"Robot."

Brandon tak marah ketika ucapannya diserobot. "Tidak, sayang. Ini jalanmu, ini takdirmu. Aku pun bukan peramal yang bisa meramalkan akan membuatkan tubuh baru untuk seorang korban bencana. Tidak pernah. Aku hanya melakukan tugasku. Aku bekerja sama dengan Presiden, kami menandatangani kontrak perjanjian. Aku membantu rekonstruksi Gaia-79 dan membantu pembangunan Hanging City. Aku membantu menyelamatkan nyawa. Menyelamatkanmu."

Pelupuk mata Erry telah penuh. Sebulir bening menetes. "Why can't you save my mom and dad?" ujarnya.

"Honey, they're fine now."

"How could you know?"

"You can't blame nature, sweet heart."

Erry diam. Ia mengusap pipinya berkali-kali. Don't cry, stupid!

"Maafkan aku," ujar Brandon pelan. "Semuanya akan baik-baik saja, oke?"

"Percaya padaku. Takkan ada yang bisa mencelakaimu."

≈≈≈≈≈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≈≈≈≈≈

INTREPID [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang