Badai hari itu memporakporandakan Gaia-79. Ernest harus kehilangan orang tuanya dan mengalami sakit parah sebelum akhirnya SI membawanya.
SI memberi dan melatih tubuh baru Ernest, berupa AI yang dirancang semirip mungkin dengan wajah lamanya. Hingga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kartu anggota SPASS milik Erry sudah berada di tangannya. Benda itu tergantung di lehernya, dengan pita berwarna biru khas FO. Akhirnya sekarang ia telah resmi menjadi bagian dari SI. Pin FO pun berkilau indah di dada kanannya. Para anggota baru tengah bersiap untuk mengikuti latihan fisik seperti yang telah dijadwalkan. Mereka sedang berbaris di tengah ruang gedung tua yang sengaja dikhususkan untuk latihan fisik, sambil mendengarkan instruksi pelatih.
"Perkenalkan, namaku Sythe Anglesdane. Mulai hari ini aku yang akan menjadi instruktur latihan fisik kalian. Kalian sudah mendapat jadwal latihan rutin, jadi kuharap aku tak perlu lagi memberitahu kalian." Pria muda itu memperkenalkan diri sambil masih pula mengenakan seragam FOnya.
"Baiklah, langsung saja kita mulai latihannya. Kuberi waktu lima belas menit sampai kita berkumpul di sini lagi dan memulai latihan. Mengerti?"
"Siap, Pak!"
Barisan bubar dengan sendirinya. Mereka berhambur menuju ruang ganti yang letaknya cukup dekat. Erry masih bersama Gwen, sesekali tertawa kecil ketika membicarakan instruktur tampan mereka.
"Tipe wajah seperti itu dulu sering kutemui di Gaia-79. Juga di Gaia-10. Aku cukup sering ke sana dulu," tutur Erry.
"Benarkah?" sahut Gwen antusias. "Kupikir Tn. Anglesdane memang dari Gaia-10?"
"Oh ya? Aku tak tahu. Bisa jadi."
Mereka memilih dua loker yang saling bersebelahan, lalu segera mengganti pakaian dengan kaos yang telah disediakan. Tak perlu waktu lima belas menit sampai mereka sudah kembali berkumpul. Latihan segera dimulai. Diawali dengan pemanasan ringan, lalu lari mengelilingi matras yang cukup besar, dan terus meningkat. Karena ini merupakan latihan pertama mereka, jadi Sythe memberikan latihan penguatan otot secara keseluruhan, mulai dari otot lengan hingga kaki.
"Sial, aku lelah sekali," ujar Gwen sambil mengibaskan tangannya di depan wajah. Ia mengusap peluhnya.
Erry menyodorinya sebotol air. "Aku berharap bisa berkeringat," tuturnya.
Gwen mengembalikan botol tersebut setelah menenggak air. "Mau bertukar?"
Erry terkekeh. "Percayalah, ada ruginya juga jadi aku."
"Contohnya?"
"Aku lupa rasanya lapar, haus, kenyang, bahkan mengantuk."
"Kau tidak tidur?"
"Tentu saja aku tidur. Itu pun dengan bantuan penonaktifan sistem otomatis dari ruang kerja Prof. Bowlman. Jika ia lupa menyalakannya, jadi aku takkan bisa tidur."
"Kau pernah makan ... makanan manusia?"
Erry terdiam. "Aku sudah lupa rasanya."
"Apa yang kau makan, lantas?"
"Bahan bakar, mungkin." Ia tertawa. "Terdengar konyol. Tapi aku memang menghabiskan segelas pelumas untuk mesinku, atau aku akan macet tiba-tiba."