Badai hari itu memporakporandakan Gaia-79. Ernest harus kehilangan orang tuanya dan mengalami sakit parah sebelum akhirnya SI membawanya.
SI memberi dan melatih tubuh baru Ernest, berupa AI yang dirancang semirip mungkin dengan wajah lamanya. Hingga...
Hampir seminggu lebih Erry hanya berpapasan dengan Gwen seakan tak pernah mengenal. Gwen pula hanya nampak sesekali bersama Ivy, tak sesering sebelumnya. Erry tak peduli lagi hal apa saja yang Ivy katakan pada Gwen tentang dirinya. Yang pasti semua itu salah dan tak berdasar, jadi ia tak perlu khawatir.
"Erry, awas!"
Satu amunisi bersarang pada tanah di depan kaki Erry. Ia refleks melindungi diri dengan perisai. Fokusnya mendadak hilang ketika kembali memikirkan Gwen. Tapi ia tak mungkin mati konyol dalam simulasi, apalagi melawan mobil berkaki.
Bola emas berada di tenaga inti kendaraan terbesar.
Isi kertas misi terus terbayang di kepala mereka. Robot-robot ini baru termasuk robot kecil—dan satu yang lebih besar—jika dibandingkan robot terbesar yang menanti di belakang. Kumpulan mobil dan motor yang mendadak punya kaki, tangan, dan kepala ini sangat mengejutkan Tim Biru tadi. Bagaimana mungkin Brandon terpikir robot transformer yang memiliki senjata SI? Gila.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Robot kecil dengan ukuran seperti ini, lalu bagaimana dengan robot terbesar? Seperti manusia dengan semut? Salah satu anggota hampir kencing di celana ketika mobil di hadapannya berubah wujud. Katakan, bagaimana cara melawan mereka? Erry yang notabene juga robot saja kehabisan akal.
"Teman-teman! Ini simulasi terakhir! Ayo semangat!" seru seorang anggota.
"Semangat dengkulmu!"
Total empat robot terkecil dan satu yang lebih besar, ditambah satu yang terbesar dengan bola emas di inti tenaganya. Robot-robot itu kembali menyerang. Erry seorang diri mengalihkan perhatian selagi keempat rekannya menyusun senjata. Inilah gunanya kelas senjata yang selalu mereka abaikan. Di kelas senjata yang instrukturnya seorang Profesor dari BO mereka diajari bagaimana merakit senjata gabungan mulai dari pistol kecil untuk menembak rusa hingga meriam raksasa untuk melawan musuh seukuran robot kendaraan ini. Beruntung Erry selalu terjaga dalam setiap kelas. Dan beruntung pula rekan satu timnya adalah yang teraktif dalam kelas senjata.
"Bisa lebih cepat?" pekik Erry dari tempatnya. Ia terus berguling menghindar dan menyerang tanpa membiarkan satu robot pun menyentuh teman-temannya.
"Hold on! Hold on!" sahut salah satu dari mereka. Beberapa saat kemudian senjata pun telah siap.
"Move!"
Satu senjata raksasa dengan empat moncong diarahkan pada keempat robot yang nampak marah.
BLAM!
Senjata tersebut mengenai tepat pada inti tenaga mereka. Mereka terlempar jauh ke belakang dan segera mati tak bergerak.
Erry duduk di balik sebuah batu selagi mereka bekerja. Tempat ini terik dan ia—mereka—butuh air. Erry butuh pendingin mesin lebih tepatnya. Ia merasa tubuhnya menguar dan mesinnya memanas lebih dari biasanya. Brandon jahat sekali.