Sama seperti permasalahan pada umumnya, masalah yang menimpa pemerintahan Gaia selama beberapa tahun ini belum juga menemukan titik terang. Berbagai misi telah diluncurkan secara beruntun, tetapi hasilnya nihil.
"Tim terakhir yang dikirim positif tidak kembali. Kru bantuan telah dikirim bersama UniCheck untuk memeriksa dan memindai daerah lawan, tetapi tidak ada tanda-tanda," terang seorang teknisi RPD.
Beberapa orang nampak saling berbisik, begitu pun pemimpin besar Gaia—Presiden—yang tengah beradu argumen dengan Perdana Menteri di sebelahnya. Mereka nampaknya telah menemukan sebuah hasil ketika PM berdiri. Seisi ruangan seketika hening.
"Jadi, mengingat kegagalan beberapa misi sebelumnya Tn. Presiden telah memutuskan sesuatu," ujar pria itu. "Anggaplah misi kali ini adalah misi terakhir yang dikirimkan Gaia untuk mengambil Charity Report."
Seorang anggota dewan menyanggah, "Bukankah setiap misi selalu dianggap sebagai misi terakhir? Mereka semua tetap saja tidak membuahkan hasil."
"Oleh sebab itu kita kerahkan para awak mumpuni, sebagai misi yang benar-benar terakhir."
Semua terdiam. Sejauh ini tak ada yang tahu apa saja yang para awak hadapi saat mengambil kembali Charity Report. Mereka semua diasumsikan tewas. Lalu bagaimana untuk saat ini? Apakah bisa jauh lebih baik?
Beberapa tahun lalu sebuah dokumen negara telah dicuri oleh planet yang tiba dengan alasan keperluan barter. Dokumen tersebut sanggup menghancurkan Planet Gaia lewat dalam—bukan melalui jalur fisik. Data yang berhasil terkumpul saat ini tentang si 'pencuri' adalah Planet Venus dan pesawat Jynx-56. Untuk dapat mengakses planet tersebut melalui radar harus mendapat perizinan khusus, atau secara manual datang ke sana dan menghubungkan kedua radar—dalam kasus ini adalah radar Planet Gaia dan Venus. Jadi jangan harap anak kemarin sore bisa dengan mudah 'meretas' planetnya para hacker tersebut.
"Semua awak yang dikirim adalah awak mumpuni. Mereka yang terbaik di antara yang lain." Brandon angkat bicara. Sudah cukup baginya memasang telinga dalam rapat hari itu. Ia tidak bisa hanya diam saat lagi-lagi anggota FO yang akan dikirim untuk menyelesaikan misi.
"Kali ini harus yang lebih baik," Tn. Presiden menyahut dari kursinya.
Brandon mengangguk, "Well, kita kirimkan saja awak dari GA."
"GA tidak dilatih untuk terjun ke medan!" Nada bicara Presiden mulai meninggi. Pria itu mengacungkan jarinya pada Brandon.
"Setidaknya karena GA masih produk perusahaanku, aku tidak salah untuk mengambil keputusan menerjunkan mereka ke Venus." Brandon menekankan pada kata 'produk'. Darah keduanya semakin mendidih. Tak mau kalah, Presiden kembali menyahut—berteriak.
"Dengan senang hati, Prof. Bowlman. Tapi kalian beroperasi di wilayahku." Presiden bangkit dari kursinya. Amarahnya sudah sampai ubun-ubun. Sambil masih menunjuk Brandon ia melanjutkan, "Dan setiap elemen Gaia harus mau berjuang demi planetnya. Gaia hancur, SI hancur. Kuyakin Anda tahu itu, Tuan Pandai."
Brandon diam. Sebagai perwakilan FO, Prof. Lischence angkat bicara.
"Mohon izin menginterupsi," tuturnya.
"Ya silakan, Profesor." Presiden kembali duduk setelah menjawab.
"Saya paham mengapa Prof. Bowlman terang-terangan menolak. Ini bukanlah semata-mata karena SI tidak mau lagi campur tangan dalam masalah ini, melainkan karena kami baru saja melantik anggota baru SPASS, termasuk FO yang akan bertugas. Mereka masih terlalu baru untuk ... berkorban."
"Berkorban untuk Gaia? Di mana rasa nasionalis kalian?" sela Presiden cepat.
Prof. Richhunter selaku perwakilan UniCheck menengahi, "Ini bukan masalah nasionalis, Tuan. Mereka masih benar-benar baru untuk tahu tentang masalah ini. Terlebih lagi masalah ini dirahasiakan dari masyarakat dan sebagai cerminan misi sebelumnya ... mereka semua gagal dan tidak lebih dari lima belas kru dari seluruh tim yang pernah dikirim yang kembali."
Prof. Lischence melirik pria itu sekilas, "Sementara itu meminta izin dari keluarga tiap awak yang akan dikirim juga tidaklah mudah. Ya, jika mereka kembali. Bagaimana jika tidak?" sambungnya.
Tiba-tiba datang seorang staff dengan muka paniknya. Staff tersebut segera menghampiri PM lalu berbisik padanya. PM nampak terkejut.
"Terjadi serangan teroris di Gaia-39. Kapten Chalkhead, segera kirim tim ke lapangan," ujar PM pada Chalkhead selaku ketua kepolisian Gaia. Pria itu bersama beberapa rekannya segera meninggalkan ruangan.
"Prof. Stormbone, kirimkan GA ke lokasi. Segera." Pria itu beralih ke Prof. Stormbone selaku perwakilan GA. Secara otomatis rapat hari itu dibubarkan. Semua orang pergi untuk mengurus bagian masing-masing.
"Prof. Lischence!" panggil Brandon. Wanita itu menoleh. "Hubungi Erry. Utus ia ke lokasi."
Prof. Lischence nampak kesulitan mencerna ucapan tersebut. Ia menautkan alis, "Maaf?"
"Sekarang!"
≈≈≈≈≈
KAMU SEDANG MEMBACA
INTREPID [FINISHED]
Science FictionBadai hari itu memporakporandakan Gaia-79. Ernest harus kehilangan orang tuanya dan mengalami sakit parah sebelum akhirnya SI membawanya. SI memberi dan melatih tubuh baru Ernest, berupa AI yang dirancang semirip mungkin dengan wajah lamanya. Hingga...