Sore hari pun tiba. Erry pergi ke kantor seorang diri karena Brandon memiliki janji bersama relasinya. Ia pergi menuju gedung B sesuai yang tertera di podiumnya pagi tadi, lalu segera masuk dan menjumpai petugas.
"Silakan mengantre dan jangan berebut!" ujar seorang petugas. Erry pun masuk ke barisan.
"Oh, hai!" sapa seorang gadis yang berdiri di barisan depannya.
Erry mengulas senyum singkat.
Gadis itu membalikkan badan lalu mengulurkan tangannya. "Aku Gwendoline."
Erry menjabat tangan gadis itu. "Ernest."
Mereka kembali mengantre untuk mendapatkan nomor urut. Erry mendapat nomor tiga, sementara Gwen mendapat nomor delapan belas. Mereka selanjutnya pergi ke ruang simulasi.
"Permisi, Nona." Seorang petugas menghentikan mereka. Ternyata akan dilakukan pemindaian sebelum masuk ke ruangan. Peserta tidak diperbolehkan membawa benda logam atau benda tajam lainnya.
"Kau duluan." Gwen mempersilakan Erry yang segera ditolak.
"Kau duluan saja."
Gwen mengedikkan bahu, lalu maju mendekati alat pemindai. Sekarang giliran Erry. Gadis itu memainkan kukunya sambil ogah-ogahan maju.
Ketika alat pemindai itu mulai memindainya, alarm peringatan berbunyi dan terus berbunyi hingga alat itu memindai ujung kaki Erry. Semua perhatian tertuju padanya, termasuk Gwen yang nampak terkejut.
"Um, apa itu tadi?" tanyanya. Erry meliriknya, lalu menatap orang-orang di sana bergantian.
"Maaf, Nona. Apa kau AI? Sebaiknya kau beralih ke GA saja," tutur petugas itu.
"Kenapa?" Gwen menyahut.
"Ada apa ini?" Suara seorang wanita mengalihkan perhatian mereka. "Oh, Prof. Bowlman bersamanya. Biarkan dia masuk."
Petugas itu menyilakan Erry masuk. Gadis itu pun masuk bersama Gwen. Wanita tadi menyambut mereka.
"Tak apa. Profesor sudah menitipkanmu padaku. Kau bisa ikut tes," ujarnya. "Oh ya. Aku Margarethe Lischence, Ketua Umum FO."
Mereka berjabat tangan. "Ernest Movielow."
Gwen juga memperkenalkan dirinya. "Gwendoline Bookscore."
Tes pun segera dimulai. Mereka satu persatu dihadapkan pada simulasi luar angkasa tiga dimensi. Mereka akan berperan sebagai seorang FlyOver yang sedang mengemudikan pesawat. Akan ada beberapa gangguan hingga akhirnya mereka tiba di planet tujuan. Ketika tiba giliran Erry, semua mata menatapnya sinis. Ia masuk ke ruangan pribadi.
"Nona Movielow. Silakan duduk dan kenakan kacamatanya," perintah seorang petugas.
Erry duduk dan mengenakan salah satu kacamata. Kedua layar proyeksi yang dilihat pemakai kacamata di kedua sisi layar utama menyala, selagi yang diuji berkutat pada layar utama. Adegan mulai dinyalakan.
Erry adalah seorang FO. Ia menggenggam dua tuas kemudi dan segeralah pesawatnya berjalan. Selama beberapa detik awal semuanya nampak baik-baik saja, namun tiba-tiba saja ada batu meteroit yang menabrak pesawatnya. Erry menggerakkan tuasnya menjauhi batu tersebut dan kembali terbang dengan normal. Dari kejauhan datang lagi bebatuan lain. Erry dengan sigap menyalakan tuas senjata dan menembakkan peluru serta laser untuk membersihkan jalannya. Caranya membidik sasaran berhasil mendapatkan nilai sempurna dari para penguji, teratur dan tak asal menembak. Satu peluru untuk satu batu. Keadaan kembali tenang.
Beberapa saat kemudian datang lagi gangguan yang lebih berat dan rumit. Erry harus membawa pesawatnya menghindar atau pesawatnya akan terpental keluar lintasan. Awalnya Erry berhasil membidik bebatuan yang semakin besar itu, tetapi mendadak ia terlontar keluar jalur. Erry sempat berhenti sejenak ketika pesawatnya oleng. Ia segera menyeimbangkan lagi pesawatnya dan menyalakan pengaturan untuk kembali ke koordinat. Ia melakukan hal yang belum dilakukan dua peserta awal. Ia menyalakan layar holografik untuk mengeset ulang koordinat otomatis, lalu memasukkan koordinatnya sekarang. Beberapa saat kemudian pesawatnya segera terbang otomatis kembali ke jalur lintasan.
![](https://img.wattpad.com/cover/138852915-288-k629338.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INTREPID [FINISHED]
Fiksi IlmiahBadai hari itu memporakporandakan Gaia-79. Ernest harus kehilangan orang tuanya dan mengalami sakit parah sebelum akhirnya SI membawanya. SI memberi dan melatih tubuh baru Ernest, berupa AI yang dirancang semirip mungkin dengan wajah lamanya. Hingga...