Wreck

14 2 0
                                    

Sejak simulasi tempo hari, Gwen menjadi lebih sering pergi bersama Ivy. Kerap kali Erry mendapati mereka tengah asyik berdua, sehingga niat awalnya untuk menemui Gwen seketika sirna. Ia hanya bisa menatap mereka dari jauh dalam kekecewaan. Apa yang Ivy lakukan pada kawannya itu? Mendoktrin otaknya dengan fakta-fakta miring tentang Erry? Boleh lah Ivy tidak suka padanya, asal jangan membawa kompeni dengan menyebar berita palsu.

"Aku pergi dulu!" Ivy melambaikan tangan kemudian berlalu.

Tinggallah Gwen seorang diri dengan makan siangnya. Melihat kesempatan tersebut, Erry menghampirinya. Ia harus berdebat dengan pikirannya sendiri sebelum benar-benar pergi. Kakinya melangkah perlahan sambil ia memainkan jari, dan di sanalah ia akhirnya.

Gwen melirik. "Mau duduk di sini?" tanyanya. Erry duduk di seberangnya, tetapi ia malah pergi dan mencari bangku lain.

Ia beberapa kali berpindah bangku, tetapi Erry tetap mengikutinya. Merasa muak ia pun berhenti dan membalikkan badan.

"Stop following me!" bentaknya.

Hening.

Seisi kantin memandangi mereka.

"You want my food?! Here, take it! Fuck off!" ujarnya kesal sambil menyerahkan nampan makannya kasar. Ia berlalu pergi dengan langkah tergesa.

Orang-orang masih memandanginya. Erry meletakkan nampan tersebut ke meja di dekatnya lalu pergi menyusul Gwen.

"Gwen!" Erry mengejar Gwen yang sekarang hanya berjarak beberapa langkah.

"Gwendoline!" panggilnya. Ia meraih lengan gadis itu lalu menariknya supaya berhenti.

Gwen berhenti. Ia berbalik dan mendaratkan tamparan telak di pipi Erry. "Piss off! Stop following me I said!" bentaknya.

Erry diam memalingkan wajah walau sebenarnya tamparan itu tak terasa. Yang membuatnya sakit adalah tamparan tersebut berasal dari Gwen, sahabatnya sendiri.

"The fuck do you want?!" tanya Gwen masih dengan nada tinggi.

"Gwen ... dengarkan aku," ujar Erry sambil kembali menghadap Gwen.

"Apa?!" sela Gwen kasar.

"Aku ... tidak paham apa yang terjadi padamu. Tapi—"

"Akulah yang tak paham dengan sikapmu! Kenapa kau mendorong kami saat simulasi? Kau ingin kami mati?!"

"Tidak! Aku tidak mendorong kalian!"

"Aku tahu sendiri kau melakukannya! Jangan mencari alibi!"

"Aku tidak—"

"I disappointed! Aku kecewa karena ternyata kau berniat mencelakaiku—!"

"Aku tak pernah berniat mencelakai siapapun, Gwen! Kau tahu aku! Buat apa aku melakukannya? Itu takkan menaikkan skorku!"

"Oh, kau mau sombong karena skormu tertinggi dan merasa tersaingi olehku?"

Alis Erry tertaut dalam. "Apa maksudmu?"

"Sekalian bunuh aku sekarang dengan tangan mesinmu daripada membunuhku dalam simulasi!"

Erry terdiam.

"Kau tidak suka aku dekat dengan Ivy, lalu berusaha membunuh kami. Begitu?" ketus Gwen.

"Kenapa aku harus membunuh kalian? Aku tentu akan memilih jalan lain untuk menyingkirkan kalian jika saja aku memang kedapatan membenci kalian."

"Kenapa kau harus membunuh kami? Karena kau hanyalah mesin pembunuh ciptaan Profesor!"

≈≈≈≈≈

INTREPID [FINISHED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang