11.03 | Fullmoon on the Beach

4.8K 83 0
                                    

POV - Author

"Cinta itu emang aneh ya Rob..." ucap Selly pelan saat dirinya sedang merebahkan tubuhnya yang sudah telanjang di dada Robi.

"Hmm? Aneh gimana maksud kamu Sel?"

"Yah...aneh aja...bisa membuat orang berubah." jawab Selly.

"Berubah gimana?" tanya Robi mencoba lebih memastikan.

"Yah...kadang bisa membuat orang melakukan hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya misalnya." jelas Selly.

"Contohnya aku tau Livi tuh orangnya periang, tapi aku gak pernah liat Livi yang keliatan begitu bahagia seperti sekarang. Dulu walau tersenyum aja kadang aku suka melihat Livi seperti menutupi kekecewaannya entah karena apa, soalnya dia gak pernah mau cerita kalo ada masalah." ujar Selly.

"Takut nyusahin temen katanya..." ujar Selly kemudian.

"Tapi sekarang beda banget...aku uda gak pernah liat Livi yang pura-pura tertawa lagi...dan lagi sekarang dia jadi lebih terbuka dalam segala hal..." ujar Selly lagi.

"Aku sih seneng banget sahabatku bisa bahagia seperti sekarang...tapi aku juga jadi kuatir Rob..." lanjut Selly sambil menatap wajah Robi.

"Kuatir kenapa? Takut si Sandi maenin Livia?...gak bakalan...Sandi gak kayak gitu orangnya." jawab Robi menjelaskan sifat sahabat yang dikenalnya sejak masih di SMA.

"Bukan...aku tau Sandi orangnya baik dan bertanggung jawab...aku justru takut Sandi dan Livi entah bagaimana terpisah...aku yakin Livi gak akan sanggup menghadapinya kalo ampe gak ada Sandi di sampingnya lagi." ujar Selly.

"Kita gak tau kan apa yang akan terjadi di masa depan...kadang apa yang kita harapkan juga gak sesuai dengan kenyataan Rob..." jelas Selly lagi.

"Yah aku rasa mereka sanggup untuk menghadapi berbagai masalah kalaupun ada Sel...mereka uda saling terikat." Robi mencoba menjelaskan.

"Yah...sebenernya aku juga takut kita yang jadi seperti itu Rob." peluk Selly semakin erat.

"Yah sejauh yang aku tau, aku gak ada niat buat lepasin kamu sayang...yah gak tau juga kalo tiba-tiba ada model cantik yang nempel ma aku yah hehehehe." jawab Robi dengan bergurau.

"Ihhhh enak aja...kalo kamu nakal, tar burung kamu aku pites nih." sungutnya sambil mencubit kepala kemaluan Robi.

"W-woi ati-ati tuh tar putus...hahahaha..." Robi terus bergurau.

"Mmmmuuaaahhhh....mmmpphhh..." Robi kemudian mencium dan melumat bibir Selly.

"Gak usah mikirin hal yang gak perlu sayang...nikmatin aja apa yang bisa kita nikmatin hari ini dan mensyukurinya yank...mmmmpphhh." bisik Robi pelan sebelum mulai melumat bibir Selly kembali.

"Ssshhhh...mmmphhhh..." suara rintihan Selly mulai terdengar seiring remasan pelan tangan Robi di atas payudara montok Selly.

"Sshh...aku berharap mimpi indah kita semua...sshhh...hmmm..bisa berlangsung selamanya sayang...aahhh...kamu nakal...lidah kamuuu...aahhhh..." rintih Selly saat lidah Robi mulai berpetualang mendaki gunung lembut kenyal yang bermahkotakan puting kecoklatan yang menggoda birahi.

Tangan Selly pun tidak diam saja melihat bagian tubuh yang lain sedang dipermainkan, dan mulai melingkarkan jemarinya di atas batang kemaluan Robi.

Pergumulan mereka kali ini begitu hangat dan lembut namun tetap bergairah.

"Aku gak akan pernah nyia-nyiain kamu yank...I do love you with everything I've got." ucap Robi pelan sambil jemarinya mulai menjelajahi klitoris merah muda sang gadis yang sudah berpeluh menahan gairah birahi yang semakin memuncak.

Senandung Sang Diva (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang