POV - Fenny"Kamu yakin sayang?" tanya seorang pria yang sedang menindih tubuhku, yang sudah tidak mengenakan selembar pun pakaian.
Saat itu, aku ingat sekali, aku baru masuk kuliah. Dan pria yang menindihku ini, adalah kekasihku yang membuatku tergila-gila. Dia tidak tampan, apalagi kaya. Namun dia begitu hangat dan begitu membiusku dengan sentuhannya, bisikkannya, dan juga tatapannya. Namanya Hartono Dwi Purnomo.
Aku merasa begitu bahagia saat itu, karena kedua orang tua kami baru saja memberikan restu kepada kami untuk menikah, walaupun kami baru masuk kuliah. Namun begitu lah kebiasaan di keluargaku, kalau bisa, sudah menikah sebelum umur 20 tahun, walau bukan suatu keharusan.
Aku cukup beruntung, karena sudah mendapatkan pria yang tepat untuk menjadi suamiku. Setelah pertunangan tersebut, kami jalan-jalan ke lokasi pariwisata pegunungan.
Karena hasrat kami yang sudah tidak terbendung, maka kami sepakat untuk 'beristirahat' di sebuah hotel.
Begitu pintu sudah di tutup, mas Har langsung memberondongku dengan segala ciumannya, yang mendarat di sekujur tubuhku.
Aku hanya bisa menggeliat menahan rasa geli setiap bibir mas Har mengecup, menjilati sekujur bagian tubuhku. Pakaianku hanya dalam sekejap, sudah terlempar di segala sudut kamar hotel.
Aku pun juga langsung melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuh mas Har. Kami saling berciuman dengan penuh gairah, yang seakan meledak setelah lama terkurung.
"Ssssshhhh..aaaaahhhhhh...mmm..maasss." aku mulai mendesis, saat mas Har mulai menciumi leherku, sementara kedua tangannya merema-remas kedua payudaraku, dan terkadang memainkan putingku yang sudah mengeras.
"Aauugghhhhh...aaahhhhh...aaahhhhh...aaahhhh." aku merintih kenikmatan, saat mulut mas Har mulai mengulum pelan payudaraku. Lidahnya sesekali menjilati putingku pelan, kadang dengan gerakan melingkar. Aahhh...membuatku tidak tahan untuk merintih dan merintih.
Mas Har kemudian menggiringku untuk rebahan di tempat tidur. Mulut mas Har pun kembali berpetualang mendaki kedua gunungku yang padat menggoda. Tangan mas Har tak henti-hentinya meremas-remasi kedua payudaraku ini.
"Kamu cantik banget deh Fen." puji mas Har, membuat pipiku merah merona bahagia.
Cukup lama mas Har bermain-main dengan kedua payudaraku, baik menggunakan mulutnya maupun kedua tangannya. Tanganku pun terus meremasi rambut mas Har.
Hingga akhirnya cumbuan mulut mas Har, mulai turun dari payudara, ke perutku. Sedikit memainkan lidahnya di atas pusarku, yang membuatku terpekik saking gelinya. Terus turun hingga tiba di rimbunan rambut kemaluanku yang cukup lebat.
"Ooooohhhhhh...ssshhhh...aaaahhhhh." aku langsung merintih cukup keras sambil menekan kepala mas Har, saat lidah mas Har mulai bermain-main di bagian clitorisku.
Aku memang sudah beberapa kali petting dengan mas Har, namun sampai saat ini kami belum pernah melakukan coitus. Kami sangat menjaga keperawananku ini, hingga saat yang menurut kami tepat, atau saat aku sudah siap untuk menyerahkan nanti.
"Aaaahhh...sssshhhh...terusssinn massshh...aaahhh...enakkk masss." aku terus mendesis, dan pantatku pun bergerak ke atas bawah seirama dengan pergerakan lidah mas Har di vaginaku.
"Ooohhhh maassss...aaakkkkuu...aaaaahhhh..aahh..aahh..aahhh." aku memekik cukup keras saat orgasmeku datang bagaikan gelombang yang deras. Tangan kananku menekan kepala mas Har seakan ingin memasukkan kepala mas Har ke dalam vaginaku. Sedangkan tangan kiriku meremas dengan keras seprei tempat tidur. Dan pantatku berkejat-kejat seiring cairan kenikmatanku memancur, hingga keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Sang Diva (Tamat)
RomanceA Story By Nijyuuichi WARNING!!! 22++ CERITA INI TERLALU VULGAR, DAN TERDAPAT KATA-KATA KOTOR! JADI BUAT YANG DIBAWAH UMUR DIHARAP JANGAN MAMPIR!!!