27.05 | The Four Musketeer : Battle For Life And Death

3.3K 74 0
                                        

"Gimana? Apa lu olang uda melasa kalah?" tanya si botak santai.

"Boleh gue tanya satu hal?" Sandi mencoba bertanya kepadanya.

"Silahkan..." jawab si botak sambil tersenyum sombong.

"Kenapa? Kalo emang lu seorang master kung fu dari Shao Lin, dan lu bener-bener dari Shao Liem Se, kenapa lu bisa jadi antek si bajingan Gunawan? Apa lu uda kehilangan harga diri lu sebagai pendekar Shao Lin?" tanya Sandi dengan lantang.

Si botak hanya terdiam sambil menatap Sandi, saat mendengar pertanyaan Sandi tadi. Dan Sandi tidak tau apakah si botak sedang mencerna kata-katanya barusan, ataukah punya pemikiran lain.

"Kalo lu olang bisa ngalahin gue, gue akan kasih tau jawabannya." jawab si botak.

"Hmm...fair enough. Jangan lupa ama janji lu barusan." seru Sandi.

"Robi...Gilang...kita pakai formasi Naga Langit, gimana?" tanya Sandi kepada kedua sahabatnya itu.

"Dulu kan kita di larang pake sembarangan formasi ciptaan kita itu San, ama guru kita." ujar Robi terlihat sedikit ragu.

"Master Chen ini monster Rob, dia kuat banget...oke gue ikut lu San." seru Gilang.

"So let's do that then." jawab Robi, yang kemudian segera bersiaga, di ikuti oleh Sandi dan Gilang.

Mereka bertiga bergerak mengepung Master Chen. Mereka semua mengumpulkan tenaga murni mereka semaksimal mungkin. Mereka pun merasakan tubuhnya menjadi hangat sekali saat hawa tenaga itu mengalir di seluruh aliran darah di tubuh mereka.

Sandi langsung memulai serangannya, dengan berlari cepat menuju Master Chen. Ia hendak mengeluarkan jurus kombinasi perguruan silatnya, Harimau Mengejar Mangsa. Master Chen dengan kuda-kuda anehnya, segera bertindak untuk mendahului Sandi.

Dengan gerakan berputar, Master Chen berusaha masuk ke area pertahanan Sandi. Not that easy. Sandi pun ikut berputar, namun berlawanan arah dengan Master Chen, dan saat mereka berdua sudah saling berhadapan, ini lah saatnya.

Sandi segera merangsek ke hadapan Master Chen sambil menyarangkan sapuan tangannya, untuk menghalau tamparan Master Chen, kemudian Sandi menyerang menggunakan sikunya, namun di tahan oleh siku Master Chen.

Saat sikunya di tahan, Sandi langsung berusaha memukul bagian bawah. Master Chen sedikit berputar, lalu menangkap tangan Sandi, dan menariknya ke depan, membuat Sandi hendak terjerembab ke depan.

Master Chen langsung hendak menyerang menggunakan kepalanya. Dan Sandi yang memang sudah menunggunya, ia segera menaikkan lututnya, menghantam wajah Master Chen yang sedang dalam posisi menunduk, karena mengarahkan kepalanya ke tubuh Sandi.

Duakk! Kepala Master Chen sampai terdongak ke atas. Bamm! Sandi pun langsung menghentakkan kakinya ke lantai, proses awal sebelum ia menghantamkan jurus pamungkasnya, Sepasang Harimau Menerjang, "Hiaaaahhh." Sandi berteriak lantang mengeluarkan semua tenaga murninya.

Sesaat hampir saja mengenai tubuhnya, kedua tangan Master Chen langsung meninju kedua tangan Sandi, hingga terpental ke atas. Membuat pertahanan dada Sandi menjadi terbuka.

Wuutttt! Sebuah tendangan Gilang dari arah samping meleset tipis di atas kepala Master Chen. Dia berhasil menunduk di saat yang tepat, saat tadinya hendak menyerang dada Sandi yang tanpa pertahanan.

Dalam posisi merunduk, Master Chen langsung memukulkan kedua tangannya, yang Gilang yakini di aliri oleh tenaga murninya, karena menimbulkan efek angin saat dia memukul. Gilang langsung menepis sekuat tenaga tangan Master Chen, hingga serangannya meleset ke samping Gilang. Dan saat menghalau tadi, Gilang langsung menjejakkan kakinya ke lantai, kemudian mendorong bahunya untuk menabrak tubuh Master Chen.

Senandung Sang Diva (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang