Talk to me softly
There's something in your eyes
Don't hang your head in sorrow
And please don't cry
I know how you feel inside
I've been there before
Something's changing inside you
And don't you knowDon't you cry tonight
I still love you baby
Don't you cry tonight...
Alunan lagu Gun's N Roses itu terdengar begitu mendayu saat dibawakan oleh seorang gadis muda yang manis, dengan petikan suara gitar yang berbeda dari sang legendaris Axel Rose. Alunan lagu tersebut dibawakan dengan sangat merdu, namun tidak menghilangkan sifat Rock nya.Aku begitu terhanyut oleh alunan suaranya yang mendesah indah ditelingaku, dan aku lebih terhanyut lagi ketika menatapnya saat sedang beraksi diatas panggung Festival Musik yang diselenggarakan oleh pihak kampusku.
Hai sobat..namaku Sandi, aku adalah seorang mahasiswa semester 4 di sebuah perguruan tinggi swasta. Aku bukanlah mahasiswa populer ataupun kaya raya. Aku hanyalah seorang mahasiswa sederhana yang begitu mendambakan hadirnya cinta sejati. Yah sebenarnya aku hanyalah seorang mahasiswa jomblo yang belum laku. Hehe.
Aku sudah hampir 3 bulan ini memendam rasa untuk sang vokalis manis sejak berkenalan dengan dirinya disalah satu mata kuliah yang aku ambil semester lalu. Sang Diva hatiku itu bernama Livia, dengan tinggi sekitar 165an, bentuk dada yang tidak terlalu besar, mungkin sekitar 34B, dan terlihat proporsional dengan ukuran tubuhnya, dengan rambut panjang yang lurus dan jaket kulit, serta kaos hitam dan celana jeans ketat yang melekat ditubuhnya, menambah kesan manis dan liarnya, membuatnya terlihat begitu sexy dimataku, walau sikapnya jauh dari kata anggun, namun sikap supel dan ceria itulah yang justru membuatku semakin tertarik kepadanya. Yah aku rasa kebanyakan anak cowok dikampus sini memendam rasa yang sama denganku.
"Uhh. I think I'm so in love now." gumamku sambil berdecak melihatnya.
Namun aku hanyalah seorang anak kuliah konyol yang tidak populer dikampus, untuk mendapatkan gadis kampus yang ditaksir hampir semua anak cowok, semua itu hanyalah angan-angan yang bagiku tidak akan pernah terwujud.
"Haiss Sandi...who do you think you are hah, to falling in love with her." gumamku lagi.
Yah aku rasa aku cukup puas hanya dengan melihatnya bernyanyi 2 hari lagi di Festival Musik yang berlangsung selama 3 hari ini.
"Woy bro, bengong aja luh...ato lo lagi kesambet?" ujar Robi, salah satu sobatku yang tiba-tiba menepuk pundakku, membuatku kaget dan sedikit bete.
"Iye, kesambet muke lo tuh yang ancur bro." jawabku sedikit sewot. Gilang, sobatku yang laen malah tertawa saat melihat tingkahku.
"Hahaha...kucing aja jadi takut ngeliat mukanya si Robi." ujar Gilang menambah celaanku.
"Anjrit lo pada, jelek-jelek gini gue dah punya gebetan, gak kayak lo orang, maho sejati." ujar Robi membalas celaan kami.
"Yuk jek, kita cabut ke kantin." ujar Robi lagi.
Aku yang sebenarnya sedang menikmati lagu yang dinyanyikan oleh Livia, merasa enggan untuk beranjak.
"Tanggung Rob abis 1 lagu ini, manteb banget suaranya." ujarku.
Robi kemudian menyandarkan tangannya dibahuku, "Lo sebenernya lagi dengerin suaranya ato lagi menatap Livia ampe gak berkedip dari tadi?" tanyanya dengan mimik yang lucu.
"A-apaan sih...sotoy lo." sahutku sedikit gelagapan yang langsung disambut tawa kedua sohibku.
"Ah yuk cabut...rese lo pada." ajakku sambil menahan malu, karena ketauan menatap Livia terus dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Sang Diva (Tamat)
RomansaA Story By Nijyuuichi WARNING!!! 22++ CERITA INI TERLALU VULGAR, DAN TERDAPAT KATA-KATA KOTOR! JADI BUAT YANG DIBAWAH UMUR DIHARAP JANGAN MAMPIR!!!