13. Niall

1.6K 95 1
                                    

FELICIA POV

"M-maksudku, kita kan teman jadi aku mencintaimu sebagai teman." kata Harry gugup.

Wajahku berubah menjadi kecewa, "Oohh," gumamnya.

Ternyata dia hanya menganggapku sebagai teman saja.

"Fel, bisakah kau keluar? Kita sudah sampai." katanya.

Aku mengangguk, dan keluar dari mobil Harry. Harry juga keluar dari mobilnya. Dan tanpa menoleh ke arahku dan berbicara kepadaku, ia langsung pergi meninggalkanku.

Aku melihat punggungnya yang semakin menjauh.

Sialan, sudah tadi aku kena friendzone, dan sekarang dia meninggalkanku begitu saja. Aku sangat kesal sekarang, ia membuatku berharap sehingga aku berada di awan-awan, lalu menjatuhkanku begitu saja ke dasar jurang, ini tidak adil. Aku menendang batu kecil yang berada didekatku sekuat-kuatnya.

"Ouch," kudengar suara orang merintih kesakitan. Kulihat sekeliling, dan mendapati Niall memegang kepalanya sambil merintih kesakitan.

"Hei, kau tak apa-apa?" tanyaku sambil menghampirinya.

"Kau sungguh hebat, Felicia. Tendanganmu sangat kencang, sehingga batu yang kau tendang tadi mengenai kepalaku." kata Niall.

Aku baru sadar, kalau batu tadi mengenai kepalanya, "Oh, maafkan aku, Niall. Sungguh, aku tak bermaksud membuatmu seperti ini," kataku.

"Ya, tak apa-apa. Hei, kau terlihat seperti ada masalah." katanya.

"Aku memang sedang ada masalah, Niall." kataku.

"Apa masalahnya? Kau bisa ceritakan kepadaku." katanya.

Aku menghembuskan nafasku, "Masalahku ini berkaitan dengan sahabatmu, Niall." ujarku pelan.

"Apakah dia Ha-"

"Aku akan bercerita kepadamu nanti, bye Niall!" potongku sambil berlari kecil.

Aku sedang malas mendengar Niall menyebut nama laki-lali sialan itu. Makanya, aku memotong ucapannya.

****

Sekolah sudah selesai, Harry tidak memunculkan batang hidungnya sekalipun. Aku sedih, aku berjalan keluar sekolah, berniat ingin pulang.

"Feliciaaa!" teriak Niall sambil memelukku dari belakang, kadang dia betingkah seperti anak kecil.

"Bisakah kau tidak teriak? Kupingku sakit mendengar teriakanmu." kataku kesal.

Dia hanya tersenyum tanpa dosa, "Ceritakan tentang Harry!" kata Niall dengan penuh semangat, dan masih memelukku dari belakang.

"Harry?" tanyaku bingung.

"Iya, Harry. Kau sedang ada masalah dengannya bukan?" tanya Niall.

"Iya, tapi lepaskan dulu pelukkanmu." kataku sambil berusaha melepaskan tangannya dari pinggangku.

"Tidak akan sebelum kau berjanji akan menceritakannya padaku." kata Niall.

Aku menghela nafas, dia memang menyebalkan. "Baik, aku akan menceritakannya padamu, jadi lepaskan." kataku.

Dia melepaskan pelukkannya dariku, "Cepat ceritakan!" katanya dengan penuh semangat. Mungkin ada yang salah dengan otakknya, dia sungguh aneh.

Aku menceritakan semuanya kepada Niall. Tentang sikap aneh Harry, dm dari Harry, kata-kata Gemma, sampai kejadian tadi pagi.

"Kau harus sabar dengannya, kadang dia memang menyebalkan dan susah ditebak." kata Niall.

"Kau lebih menyebalkan." candaku.

"Apa kau bilang?" tanya Niall dengan tajam.

"Aku hanya bercada, Niall. Aku sudah lama bersabar, tapi dia selalu saja membuatku kesal, lalu semenit kemudian dia mebuatku senang. Dia sungguh aneh." jelasku panjang lebar.

"Bersabarlah sedikit lagi, siapa tau Harry tidak akan menyebalkan lagi. Dia itu tidak mau mengungkapkan perasaannya, dia terlalu gengsi itu mengungkapkannya." jelas Niall.

"Memang, dia punya perasaan terhadapku? Tadi pagi, dia bilang bahwa aku hanyalah temannya saja." kataku.

"Aku yakin, Felicia. Dia punya perasaan terhadapmu, jadi kau harus bersabar menanggapinya. Dia memang menyebalkan, dan kau harus berusaha agar bisa membuatnya berubah." kata Niall sambil memengang pundakku.

"Baiklah, aku akan bersabar dan berusaha. Karena kau sudah memberiku motivasi dan mau mendengarkan curhatku. Kau akan kutraktir ice cream, bagaimana?" tanyaku.

"Aku berasa seperti anak kecil, tapi biarlah." kata Niall. Lalu, kami pergi untuk membeli ice cream.

Tak kusadari, ternyata ada seseorang yang memperhatikan kami berdua dari jauh, sejak lama.

To be Continue

a.n

HAI! Gak gantung kan? Masih pendek ya? AHAHAHA maaf, soalnya males banget kalo dipanjangin di chapter ini. Jadi, sisanya di chapter selanjutnya aja.

Sebenernya gue udah buat chapter ini dari lusa kemaren, dan niatnya sih kemaren nge post nya. Tapi, kemaren gue ke dufan bareng angkatan sekolah gue, jadi gue lupa nge post gara-gara gue sibuk main, dan sampe rumah jam setengah 9 terus langsung tepar.

Makasih buat vomments nya! Oh iya, sequel nya 'Moon', udah di update! Judulnya 'Email', baru epilouge sih, tapi semoga gue bisa update chapter satu hari ini!

Jangan lupa vomments yap! Makasih.

Lost of Love,

Patricia Yessy D.S

Fall // h.s {ON EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang