15. Blushing

1.6K 91 11
                                    

FELICIA POV

Aku terpaksa membuka mataku, karena mendengar suara pintu tertutup yang cukup kencang. Aku turun dari kasurku dengan malas, lalu memegang pipi dan bibirku, takut ada air liurku. Anggaplah aku jorok, tapi itu memang kenyataannya. Ternyata bukan air liur yang berada di wajahku saat kulihat tanganku, tapi cat. Oh hanya cat.

"APA?!" kataku setengah berteriak, aku segera berlari ke meja rias. Saat kulihat wajahku di kaca, wajahku penuh dengan cat. Oh, aku ingin pingsan sekarang.

"Harryyyy!" teriakku sambil membuka pintu kamarku. Lalu menuruni anak tangga.

Ini sungguh tidak adil. Hari ini adalah hari Sabtu, harusnya aku bangun di siang hari karena sekolah libur. Dan menikmati hari weekend. Tapi, kenyataannya malah aku terpaksa bangun di pagi hari, dan mendapati wajahku penuh dengan cat.

"Fuck you, Harry Styles. Keluar kau!" teriakku, masih menuruni anak tangga.

Aku tau ini adalah perbuatannya, karena ada tulisan yang terbuat dari spidol di keningku; 'Created by: Harry Edward Styles, your sexy boyfriend♥'. Sial, tulisannya di keningku membuat pipiku memanas.

Saat aku berada di halaman rumahku, aku melihat Harry yang menatapku dengan wajah ingin tertawa, sambil memegang kuas. Sialan kau, Styles.

"Harry, kau apakan wajahku dengan cat dan kuasmu itu?" tanyaku kesal.

"Goodmorning, Felicia." katanya sambil tersenyum.

"Jawab pertanyaanku, Harry Edward Styles." ujarku kesal.

Harry tersenyum, kurasa yang ia lakukan hanya tersenyum. Lalu, menjawab pertanyaanku, "Tadi aku membantu Yonathan mengerjakan tugas sekolahnya, yaitu melukis. Setelah selesai, aku ke kamarmu berniat membangunkanmu. Tapi, wajahmu sungguh polos dan lucu, dan akhirnya muncul ide gilaku untuk mengerjaimu,"

Ia memberi jeda, lalu melanjutkan perkataannya, "Jadi, salahkan wajahmu yang polos itu. Karena gara-gara wajahmu aku jadi berniat mengerjaimu."

"Lalu, apa maksudmu dengan tulisan yang ada di keningku?" tanyaku sambil menunjuk tulisan di keningku.

Harry menyeringai, "Oh, itu. Kenapa? Bukannya harusnya kau senang? Karena aku sudah menulis itu di keningmu." Aku menaikkan alisku, meminta penjelasan.

"Itukan yang kau inginkan, Felicia? Kau ingin aku menjadi kekasihmu?" katanya sambil tersenyum menggoda, oh dia menyebalkan.

Aku membuang muka, untung ada cat di wajahku. Jadi, Harry tak tau kalau pipiku memerah sekarang.

"Aku tau kau blushing, Felicia." Aku menatapnya, ia sedang tersenyum.

"Aku membencimu, Styles."

****

Sialan, sore ini hujan. Aku menjadi malas pergi ke luar rumah. Aku duduk di sofa, sambil memainkan iphone ku, lalu meminum hot chocolate yang dibuatkan Gemma.

Tiba-tiba, Harry duduk di sebelahku sambil memegang sebuah gitar.

"Apa yang akan kau lakukan, Harry?" tanyaku dingin sambil menatapnya.

"Oh come on, Felicia. Kau masih marah dengan kejadian tadi pagi?" tanyanya.

Aku hanya diam, lalu melanjutkan aktivitasku yaitu memainkan iphone ku.

Harry memainkan gitarnya, lalu mulai menyanyi;

No I’m never gonna leave you darling,

No I’m never gonna go regardless

Everything inside of me is living in your heartbeat

Even when all the lights are fading

Even then if your hope was shaking

I’m here holding on

Sial, setiap dia menyanyikan lagu, jantungku berdetak begitu cepat.

I will always be yours forever and more

Through the push and the pull

I still drown in your love

And drink 'til I’m drunk

And all that I’ve done,

Is it ever enough?

Apalagi saat ia menatapku, membuat kupu-kupu berterbangan di perutku.

For all that it’s worth, is it worth it?

Cause more than it’s hard to desert it

For all that it’s worth, is it worth it?

How do we know without searching?

I will write you this song to get back what’s ours

Would that be enough?

Ia menyanyikan lagu ini sambil menatapku dan tersenyum. Oh tidak, aku tak bisa lagi menyembunyikan pipiku yang sudah memerah sekarang.

I will always be yours forever and more

Through the push and the pull

I still drown in your love

And drink 'til I’m drunk

And all that I’ve done,

Is it ever enough?

For all that it’s worth, is it worth it?

Is it ever enough?

How could we know without searching?

Is it ever enough?

Harry terus menatapku walau ia sudah selesai menyanyikan lagu. Aku sudah tak tau bagaimana nasib pipiku yang sudah memerah dari tadi.

Harry tertawa sambil melihatku, "Mari kita lihat. Sudah berapa kali kau blushing hari ini, Felicia?" tanya Harry.

Sialan.

"Shut up, Styles." kataku sambil membuang mukaku.

Harry memegang daguku, agar aku menatap wajahnya. Ia mendekatkan wajahnya ke arahku. Sialnya, aku tak bisa menjauhkan wajahku darinya. Aku terpaku dengan mata indahnya.

Dan akhirnya aku sadar, bahwa ia mencium bibirku.

Ia melepaskan bibirnya dariku,"I love you, Nasha." kata Harry sambil tersenyum, lalu meninggalkanku.

Aku masih diam ditempat, dan masih berfikir keras apa yang barusan terjadi.

Apakah dia baru mengambil ciuman pertamaku?

To be Continue

a.n

Tau kok ini chapter gajelas abis, ya maaf gue gatau kalau otak gue ternyata lagi gajelas juga.

Maaf kalau gak sesuai dengan harapan kalian, tapi gue iri sama Felicia. Ciuman pertamanya diambil sama Harry. Oh ya, konfliknya bakalan mulai pas chapter 16/17.

Jangan lupa vomments!

Lost of Love,

Patricia Yessy D.S

Fall // h.s {ON EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang