20. Sorry

1.3K 82 3
                                    

Saat istirahat, Felicia duduk di kantin sendiri sambil memakan makanan yang telah ia beli tadi. Tiba-tiba, Jessye menghampirinya, "Hi Felicia, boleh aku duduk di sini?" kata Jessye, sambil menunjuk kursi kosong di depan Felicia.

Felicia berfikir sebentar, mengapa ia disini? Bukankah seharusnya ia bersama Harry?

Felicia mengangguk, Jessye tersenyum lalu duduk di depan Felicia. "Well Felicia, aku ingin membicarakan sesuatu," kata Jessye, wajahnya terlihat serius.

Pasti soal Harry, batin Felicia.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Felicia.

"Aku ingin minta maaf," jawab Jessye. Felicia mengerutkan keningnya, "Buat apa?" tanyanya.

"Felicia, aku sungguh sangat menyesal. Tadi, saat aku sedang berbicara dengan Emma, Emma bilang kalau kau dan Harry dulu sangat dekat bukan? Layaknya sepasang kekasih. Tapi sekarang, hubungan kalian menjadi renggang, dan aku tahu itu karena diriku. Sungguh aku tak bermasud, I'm so sorry, Felicia," jelas Jessye panjang lebar.

Felicia tampak berfikir sebentar, lalu tersenyum. "Sudahlah tak usah dipikirkan, lagi pula itu bukan salahmu. Itu juga masalahku dengannya," kata Felicia.

"Tapi kau memaafkanku kan?" tanya Jessye.

Felicia terkekeh, "Buat apa aku memaafkanmu? Padahal kau tidak bersalah. Tapi kalau kau memaksa, baiklah. Aku memaafkanmu," jawab Felicia.

Jessye tersenyum, lalu memeluk Felicia. Entah mengapa, ia terlihat sangat senang saat Felicia memaafkannya.

Sudah kuduga, Jessye memang gadis yang baik, batin Felicia.

Laki-laki itu memerhatikan Felicia dan Jessye yang sedang asik mengobrol.

Sialan, perempuan itu sedang mencari muka ternyata. Lihat saja nanti, gadis kecil, batin laki-laki itu sambil tersenyum jahat, lalu pergi menjauh dari kedua gadis itu.

*

Saat pulang sekolah, laki-laki itu menghampiri Harry yang sedang berjalan sendirian di koridor.

Harry tersenyum saat melihat laki-laki itu, "Hi, mate!" sapa Harry.

"Harry, aku peringatkan kepadamu. Kau tak boleh menyakiti hati gadis itu lagi! Kau tak lihat? Dia sungguh menderita karena kau menyakitinya!" bentak laki-laki itu kepada Harry.

"Calm down, calm down. Siapa gadis yang kau maksud itu?" tanya Harry sambil berusaha menenangkan laki-laki itu.

"Jangan pura-pura bodoh, Harry!" teriak laki-laki itu. Untungnya di koridor itu tak ada siapa-siapa kecuali mereka berdua, sehingga tak ada yang melihat laki-laki itu marah.

"Well sorry, jika aku bodoh. Tapi aku memang tidak tahu!" suara Harry mulai meninggi, "Walaupun aku tak tahu siapa gadis yang kau maksud itu, tapi aku tidak akan menyakitinya lagi," lanjutnya lagi.

"Aku tahu kau tahu siapa dia, dasar kau brengsek," kata laki-laki itu, lalu berjalan pergi meninggalkan Harry.

Mana mungkin aku tak tahu siapa gadis itu. Tapi sungguh, aku tak bermaksud menyakitinya. Walau aku tahu aku memang menyakitinya, batin Harry sambil melihat punggung laki-laki itu yang mulai menjauh.

**

Fall // h.s {ON EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang