14. Jealous?

1.5K 94 5
                                    

FELICIA POV

Aku berjalan di sekitar sekolah bersama Niall. Dia membuatku melupakan masalahku dengan Harry. Dia anak yang menyenangkan, karena dia bisa membuatku tertawa.

"Niall, aku tak menyangka kalau ternyata kau punya selera humor yang tinggi." kataku sambil tertawa.

Niall hanya tersenyum kepadaku, tanpa membalas perkataanku.

Saat aku sedang tertawa bersama Niall, Harry menghampiriku.

"Felicia, ayo pulang." kata Harry tajam dan datar.

"Kau bisa meninggalkanku Harry, nanti aku pulang sendiri." kataku malas, aku masih malas dengannya.

"Tidak Felicia, kau bisa kuantar pulang." kata Niall sambil tersenyum.

"Terimakasih, Niall." kataku sambil membalas senyumannya.

Harry menatap kami dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Bisakah kau lihat kalau aku masih ada disini?" tanya Harry kesal.

"Kau bisa pulang, Harry. Aku bersama Niall." jawabku.

"Tidak. Felicia, kau pulang sekarang atau kau kupaksa pulang." ujar Harry tajam.

"Aku pulang bersama Niall, Harry." kataku kesal.

"Felicia, kau pulang bersamaku. Sekarang." kata Harry sambil berjalan ke arahku, dan tampaknya dia sudah mulai marah.

"Tapi, Ha-"

Dia langsung menggendongku, dan aku kaget, "Harry, lepaskan!" teriakku.

Dia hanya diam, aku terus memberontak. Dia membawaku ke mobilnya, dan menyuruhku masuk ke mobilnya.

****

Saat berada di mobil, tak ada yang berbicara, "Harry, kau apa-apaansih? Gara-gara kau, aku meninggalkan Niall." kataku marah.

"Diam, Felicia." kata Harry tajam.

Aku diam, iphone ku bergetar. Saat ku cek, aku mendapat message dari Niall.

Niall Horan: Tampaknya, Harry cemburu dengan kita berdua. Kau hebat, Felicia. Kau bisa membuatnya cemburu.

Aku bingung, Harry cemburu?

Felicia Nasha: Memangnya ia cemburu?

Niall Horan: Tentu saja, Felicia. Aku bisa melihat dari raut wajahnya. Sudah ya, aku ada urusan. Bye Felicia!

Felicia Nasha: Bye xx

Aku bingung, ia cemburu? Itu tak mungkin. Tapi, dari raut wajahnya, ia memang terlihat kesal. Apakah raut wajah itu, raut wajah cemburu?

"Berhenti melamun, Felicia." kata Harry.

Aku menoleh ke arahnya, dan ia sedang menatap ke depan. Dia sibuk menyetir.

"Apa?" tanyaku.

"Jangan melamun, dari tadi kau melamun." jawabnya tanpa melihat ke arahku.

"Harry." panggilku.

"Hmmm?"

Aku tersenyum jahil, "Tadi kau cemburu ya? Karena Niall bersamaku?" tanyaku jahil.

"Tidak." jawabnya.

"Kau tak bisa berbohong kepadaku, Harry." kataku.

Dia menoleh ke arahku, lalu menatapku dalam.

"Ya, aku cemburu. Jangan lagi kau dekat dengannya, Felicia." kata Harry lembut.

"Ap-"

Harry menaruh jari telunjuknya di bibirku, "Sshh".

Dia menyelipkan rambutku di belakang telingaku, lalu ia mendekatkan kepalanya, dan mencium pipi kananku dengan lembut.

"Kau cantik, Felicia." kata Harry sambil tersenyum.

Harry menatapku, "Kita sudah sampai, ayo turun." katanya sambil mengalihkan pandangannya dariku.

"Ha-"

"Ayo turun, Felicia." kata Harry.

Aku menghembuskan nafasku, lalu keluar dari mobilnya, "Terimakasih, Harry." kataku.

Dia hanya tersenyum sambil menatapku, lalu menjalankan mobilnya, ia memarkirkan mobilnya di halaman rumahku.

Apakah benar, kalau ia cemburu? Aku memegang pipi kananku sambil tersenyum. Mengapa ia mencium pipiku? Tak kusadari pipiku memerah, dan seseorang memperhatikanku sambil tersenyum.

"Kau sungguh lucu, Nasha."

To be Continue

a.n

HAI! Masih pendek ya? AHAHAH maaf, lagi demen nulis pendek pendek lol.

Jangan bilang kalo misalnya 'ah ini mah udah ketahuan Harry suka sama Felicia, trus tinggal jadian deh'. No. Cerita gue gak bakalan segampang itu, masa mereka langsung jadian gitu trus the end? Anjir gaenak banget, gue mah gamau. Gue bakalan bikin konflik lagi ntar, jadi susah ditebak *semoga dah*.

Semoga suka sama chapter ini deh. Jangan lupa vomments yaa!

Lost of Love,
Patricia Yessy D.S

Fall // h.s {ON EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang