16. Damn

1.4K 89 5
                                    

Gadis itu, Felicia Nasha Steward, merasa dirinya bodoh, sangat bodoh. Karena, ia mempercayai kata-kata Harry dua hari yang lalu, bahwa Harry mencintainya. Tapi sekarang, Harry malah menjauhinya seperti waktu itu lagi, menatap Felicia saja ia tidak mau.

Felicia sudah muak dengan semuanya, ia tak mau menjadi gadis bodoh yang terus berharap jika Harry akan membalas perasaannya. Ia sudah tau sekarang, bahwa Harry mempermainkannya. Kata-kata manis Harry hanyalah sebuah dusta, begitu juga dengan perlakuan manis Harry terhadapnya.

****

FELICIA POV

"Felicia, ayo makan!" teriak Gemma dari ruang makan.

Aku yang sedang berada di kamarnya, mengerang kesal. Aku memang sudah selesai mandi dan sudah berpakaian rapi dengan menggunakan seragamku. Tapi, aku malas melihat wajah Harry. Aku keluar dari kamarnya, dan segera turun kebawah.

"Morning, Felicia." sapa Gemma sambil tersenyum, saat melihatkusudah berada di ruang makan.

"Morning, Gem." balasku, lalu duduk persis di depan Harry.

"Oh ya, Yonathan sudah pergi dari tadi bersama temannya ke sekolah." jelas Gemma, dan aku hanya menganggukkan kepalaku.

Saat aku memakan sarapanku, aku merasa bahwa Harry terus menatapku. Saat ku lihat ke arahnya, ternyata Harry memang benar menatapku. Aku kembali melanjutkan sarapanku, dan bertingkah seolah aku tak peduli. Tapi pasti risih jika kau terus diperhatikan seseorang, apalagi dengan orang yang kau suka.

"Thankyou for the breakfast, Gem. Aku akan berangkat ke sekolah, bye." kataku sambil berdiri, lalu hendak pergi dari ruang makan. Tapi sialnya, Harry berbicara.

"Kau pergi denganku, Felicia." katanya. Aku membalikkan badanku, dan melihat Harry menatapku.

"Maaf, tapi aku ingin naik bus ke sekolah, permisi." kataku, sambil berjalan ke kamar.

Saat aku berada dikamar, bersiap-siap untuk pergi. Pintu kamarku diketuk dengan seseorang. Aku membuka pintu kamarku, dan mendapati Harry berada di depanku.

"Apa?" tanyaku kesal, seperti membentak.

"Aku yang mengantarmu ke sekolah." katanya datar.

"Aku mau naik bus."

"Kau harus berangkat denganku."

"Mengapa kau menyebalkan?" tanyaku frustasii

"Dan mengapa kau terlalu menyusahkan?" ia balik bertanya.

"Kalau aku menyusahkan, mengapa kau memaksaku untuk berangkat denganmu?" tanyaku lagi.

"Karena aku ingin kau pergi bersamaku, jadi ayo." kata Harry sambil menarik tanganku, ia membawaku ke mobilnya, tak peduli aku kesakitan akibat tarikannya.

*

Selama perjalanan, aku dan Harry terus bertengkar, hingga akhirnya sampai di sekolah. Aku ingin cepat-cepat keluar dari mobil ini, tapi Harry menahan tanganku.

"Apa?!" tanyaku kesal, sungguh mood ku sudah tidak bagus lagi karenanya.

"Mengapa kau begini?" tanyanya frustasi.

"Aku kenapa?" tanyaku balik, karena tak mengerti maksud pertanyaannya.

"Kenapa kau marah padaku? Padahal aku sudah memberi tau perasaanku kepadamu dua hari yang lalu, Felicia." jawabnya.

Sial, aku tak mau diterbangkan ke langit, lalu dijatuhkan ke dasar jurang untuk kesekian kalinya. Kini sudah saatnya, untuk berhenti berharap.

**

a.n

HAI! MAKASIH BUAT 2.1K READERSNYA MWAH, EH INI MAKIN GAK JELAS. UDAH FIX NEXT CHAPTER ITU UDAH ADA KONFLIK!

Oh ya, gue nulis cerita baru plz baca guyz, judulnya "oceane" tentang Niall Horan astaga plz baca ya lol apasih ci.

Jangan lupa vomments

BTW GUE KANGEN DOI, gajelas parah bye!

Fall // h.s {ON EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang