5. Jeremy oh Jeremy

2.6K 122 1
                                    

FELICIA POV

Sekarang Harry sudah sering bermain bersama Zayn, Niall, Liam, dan Louis. Kalau Louis, itu tidak apa-apa, karena Harry dan Louis sudah berteman dari SD. Tapi, yang lain? Aku tidak suka, mereka semua anak-anak eksis yang tidak jelas. Ya tapi aku tidak peduli.

*********

"Harry!" teriakku sambil mengejarnya

Sedangkan Harry hanya tertawa sambil berlari. Lalu, aku mengejarnya sampai ke kelasnya, yaitu X.3. Well, akhirnya aku mendapatkan rambut keritingnya dan menjambaknya.

"Aaahhh, Felicia lepaskan" Harry meringis kesakitan sambil berusaha melepaskan tanganku darinya.

"Don't care." kataku sambil terus menjambak rambutnya.

"Cie, Harry dan Felicia! Well, kalian makin lama makin romantis, so longlast you guys!" teriak Jeremy, dia anak baru, kita semua memang baru tapi maksudku dia bukan dari SMP kami.

Karena teriakkan Jeremy, semua murid di kelas Harry menjadi ribut dan meneriakki kami berdua.

Menyebalkan.

"Nasha, lepaskan kalau kau tidak mau kelas ini tambah ribut dan berbicara yang aneh-aneh." kata Harry

Aku langsung melepaskan tanganku dari rambut Harry.

"Well, bye Harry. And you guys are so annoying!" kataku sambil meninggalkan kelas Harry.

Tumben, Harry seperti ini. Biasanya saat kelas tiga, dia tidak peduli walau semua teman sekelas kita meneriaki kita. Tapi sekarang? Aneh sungguh aneh.

****

Asalkan kalian tau, semenjak hari itu Jeremy selalu heboh saat melihatku bertengkar atau bercanda atau berbicara dengan Harry. Contohnya seperti:

FLASHBACK

Aku berjalan di koridor kelas 7, aku baru saja dari lab komputer, sekarang aku sedang menuju ke kelas. Tapi tiba-tiba ada Harry dan Jeremy. Harry menghampiriku.

"Hi, Nasha!" Kata Harry

"Stop calling me like that, you kniw i hate that name, Harry." balasku

"Hahaha. Btw, kau habis dari lab komputer, kan?" tanya Harry

"Iya, memang kenapa?" kataku

"Ada tugas tidak? Kalau ada, apa tugasnya?" tanya Harry

"Ada, halaman 160 di buku cetak. Tapi aku tidak yakin kalau kelasmu akan diberi tugas yang sama" jawabku

"Ohh, makasih." kata Harry

"Kalian sungguh romantis, layaknya sepasang kekasih" kata Jeremy

"Apaansih!" kataku sambil memalingkan muka karena takut ketahuan kalau pipiku memerah.

"Kalian benar-benar romantis, aku jadi cemburu." kata Jeremy

"Jeremy, sudahlah. Jangan menggangguku dengan Felicia. Well, sampai nanti Felicia. Aku ingin ke kelas" kata Harry

"Bye." balasku

Aku masih melihat dan mendengar kalau Jeremy masih berbicara soal tadi ke Harry.

benar-benar menyebalkan.

FLASHBACK END

************

"Harryyyy!" teriakku yang lagi-lagi mengejarnya

Sekarang aku sedang mengejar Harry, ya dia usil jadi harus aku kejar supaya aku bisa membalasnya.

Dan sekarang aku lagi-lagi sudah di kelas Harry, dan saat aku sudah mendapatkan rambutnya yang keriting itu. Jeremy mendorongku ke arah Harry. great.

Aku terjatuh, dan tentunya Harry juga terjatuh. Sekarang aku berada di atasnya dan Harry berada di bawahku. Mata kami bertemu, ugh.

Hening.

"Well, you guys are so cute! " teriak Jeremy yang memecahkan keheningan di kelasnya.

Aku langsung berdiri, karena kaget. Begitu pula dengan Harry. Dan saat ini, kelas Harry meneriaki kami berdua, katanya kami memang romantis. So funny.

Aku hanya diam.

"Apaansih, Jeremy! Gausah dorong Felicia bisa kan? Sekarang satu kelas pada berisik!" kata Harry yang memarahi Jeremy. Dan kalian harus tau, Jeremy hanya tertawa. Dia memang bodoh.

"Apaansih!" kataku dan segera meninggalkan kelas Harry yang masih berisik itu.

Bagaimana kalau Harry marah kepadaku? bagaimana?

Well, kuakui saat kami terjatuh dan aku berada di atas tubuh Harry. Aku bisa merasakan kupu-kupu berterbangan di perutku. Itu sangat bodoh. Dan saat kuceritakan kejadian itu ke Olivia, Angel, Gratia, dan Sheena. Mereka berkata bahwa aku sedang jatuh cinta. Emma juga berkata seperti itu saat kuceritakan kejadian tadi. Dan itu sangatlah tidak lucu. Aku tidak mungkin jatuh cinta.

****

Bel berbunyi, tandanya sekolah sudah selesai. Para murid berjalan melewati koridor. Dan sekarang aku menuju ke kantin, aku sangat lapar. Saat disana, aku melihat Harry dan menghampirinya.

"Hai!" sapaku

"hai Felicia!" balas Harry

"Lagi apa?" tanyaku. bodohnya aku padahal aku bisa melihatnya sedang makan.

"Bisakah kau melihat kalau aku sedang makan?" kata Harry

Aku hanya tersenyum

"Harry" kataku

"Hmm?" balas Harry

"Mengapa, Jeremy sungguh menyebalkan?" tanyaku kesal

"Dia memang seperti itu, teman sekalasku rata-rata membencinya" jawab Harry

"Ohh"

"Kak, Felicee! ayo pulang, udah dicari kemana-mana, eh malah pacaran!" kata adikku, dia laki-laki, namanya Yonathan. Dia kelas 1 SMP, dan dia sangat menyebalkan.

"Hi, Daniel!" sapa Harry

"Hi, kak Harry!" balas adikku

"Hey, Felice. Adikmu jadi adikku saja yaa? Dia lucu trus baik lagi!" kata Harry, aku tak mengerti Harry sangat menyukai adikku. Kata teman-temanku, Harry menyukainya karena Daniel calon adik iparnya, well baguslah. Eh?! Tidak tidak! itu tidak bagus! Dasar Felicia aneh!

"Tidak! Kalau momku memarahiku karena aku seenaknya memberi dia ke kau bagaimana?" tanyaku

"Soal itu aku akan mengurusnya." jawab harry

"Tap-"

"Sudahlah, gausah pacaran mulu! Ayo kak, kita pulang!" kata Daniel yang memotong perkataanku dan menarik tanganku sekarang

"Felicia!" kata Harry

"a?" balasku

"Soal Jeremy, tidak usah dipikirkan. Aku akan mengurusnya, aku janji dia tak akan mengganggumu lagi." Harry menghela nafasnya sebelum melanjutkannya.

"Everything it will be alright, believe me." lanjut Harry.

Aku tersenyum mendengarnya

"Oke, bye Harry." kataku

Harry hanya tersenyum dan aku langsung berjalan meninggalkannya dan menuju ke luar.

"Everything it will be alright, believe me." aku sangat senang disaat dia berkata demikian.

Dan tentu aku mempercayainya, dan akhirnya hari itu tiba. Hari itu telah merubah semuanya menjadi hancur.

Ya, hancur berantakan.

**

Fall // h.s {ON EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang