22. Brother?

1.3K 87 4
                                    

"Felicia!" teriak Emma, ia menghampiri Felicia, lalu duduk di depan Felicia.

Felicia menaikkan satu alisnya, "Ada apa?" tanyanya.

"Astaga, kau harus tau! Harry dan Jessye akan kencan nanti malam!" pekik Emma.

Felicia menghela nafas, "Aku sudah tau, Emma." katanya lesu, lalu wajahnya berubah menjadi bingung, "Tunggu, dari mana kau tahu?" tanya Felicia.

"Astaga Felicia, itu sudah menjadi perbincangan angkatan kita hari ini! Kau juga di bicarakan angkatan kita." jawab Emma.

"Mengapa aku?"

"Mereka semua bingung, Harry mengajak Jessye kencan. Lantas kau bagaimana?"

"Aku?"

"Kau kan sahabatnya, bodoh!" kata Emma kesal.

Oh ya, sahabat, batin Felicia.

Ia menggelenggkan kepalanya, "Aku bukan sahabatnya lagi, Emma." ujarnya.

*

"Kau mau kemana, Har?" tanya Gemma saat melihat Harry menggunakan kemeja putih.

Felicia dan Yonathan yang sibuk memainkan iphone nya sambil duduk di sofa, menoleh ke arah Harry dan Gemma.

"Aku ingin pergi dengan temanku, Jessye." jawab Harry.

"Teman? Bukannya dia calon pacarmu? Lagi pula kau ingin kencankan dengannya." canda Felicia, ingat ia sedang bersikap sewajarnya.

"Sialan kau, Steward." kata Harry sambil tersenyum.

"Aku benarkan? Hey, Gemma dan Yonathan. Harry akan punya pacar sebentar lagi!" teriak Felicia.

Gemma dan Yonathan tertawa, sedangkan Harry menghampiri Felicia, ia menutup mulut Felicia saat Felicia ingin berteriak lagi dan menyebar rahasia Harry.

"Awas kau! Besok wajahmu akan penuh dengan cat, itu balasannya." kata Harry sedangkan Felicia tertawa.

"Aku pergi dulu." kata Harry.

"Semoga kencanmu menyenangkan!" teriak Felicia saat Harry menutup pintu rumah.

Seharusnya Felicia mendapatkan penghargaan karena sandiwarannya. Ia sudah bisa terlihat sewajarnya di depan Harry sekarang.

*

Sekarang Jessye sedang berdandan karena ia akan kencan nanti.

Saat sudah selesai, ia keluar dari kamar. Ia memakan gaun merah yang sangat cocok dengannya. Saat melewati ruang tamu, seseorang memanggilnya.

"Kau mau kemana?" tanya orang itu.

Saat Jessye menoleh, ia melihat laki-laki itu duduk di sofa.

"Aku ingin pergi," jawabnya datar.

"Dengan siapa? Harry?" tanya laki-laki itu.

Jessye tak menjawab, ia hanya menundukkan kepalanya.

Laki-laki itu berdiri lalu menarik rambut Jessye, "Kau berani menentang perkataanku ya!" bentaknya.

"Maaf, kak. Aku tak bermaksud." ucap Jessye pelan.

"Kali ini, kubiarkan kau pergi dengannya. Tapi sekali lagi kau begitu, aku tak akan main-main dengan perkataanku saat dua hari yang lalu itu." katanya, lalu melepaskan tangannya dari rambut Jessye.

Jessye keluar, saat melihat mobil Harry datang, ia segera masuk.

"Kau kenapa, Jes?" tanya Harry saat melihat wajah Jessye seperti oramg ketakutan.

Jessye menoleh, lalu bersikap sewajarnya dan tersenyum, "Aku tak apa-apa." jawabnya.

Harry menaikkan alisnya, lalu mengangguk dan menyetir mobilnya.

Mungkin Jessye merahasiakan ini dari semua orang, bahwa laki-laki itu adalah kakaknya.

**

a.n

Sesuai janji, gue cepet update dan agak panjang kan?

Sekarang gue lagi di semarang mau ke Jember! Bosen jadi nulis deh. Btw, gue lagi sedih. Hari minggu kemaren gak ke gereja, widih alim.

Pada kepo gak sama 'laki-laki itu'? Lol gue sok misterius banget tapi failed. Makasih yang udah add ke ur reading list bae. Makasih buat vomments nyaw.

xoxo cia ganteng

Fall // h.s {ON EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang