31. Talk (Last Chapter)

1.7K 73 18
                                    

"Aku tidak mau," jawabku ketus. Apalagi yang harus dibicarakan? Bukankah semuanya sudah selesai? Sudah jelas bukan? Bahwa dia bodoh. Jadi, untuk apa aku berbicara dengan orang bodoh.

"Fel, bicarahlah dengannya." ujar Niall lembut. Sialan, Niall mau apasih? Bukankah dia bilang bahwa Harry itu brengsek? Jadi, kenapa dia malah menyuruhku untuk berbicara dengan Harry?

Aku mendengus kesal, "Tidak, Niall. Aku tidak mau."

"Felicia, ini kesempatan Harry untuk menjelaskan semuanya denganmu. Siapa tau ini kesempatan terakhirnya." bisik Niall.

Aku menghela nafas, "Baiklah, kau mau bicara apa?" tanyaku.

Harry tersenyum, sialan dia tampak manis.

"Ayo, ikut aku."

*

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan kali ini penting? Karena kalau tidak, kau membuang-buang waktuku saja." kataku ketus, sudah kubilang aku tidak mau berbicara dengannya.

Harry menghela nafas, "Okay, jadi aku minta maaf. Aku tahu walaupun aku sampai mengucapkan kata 'maaf' padamu berkali-kali itu tidak akan cukup. Tapi, tolong maafkan aku, Fel." Harry memberi jeda sebentar, lalu mulai melanjutkan kata-katanya, "Aku tahu aku bodoh, ya maksudku sangat bodoh. Jujur, selama ini aku mencintaimu, Fel. Cuman entah mengapa karena aku yang terlalu egois atau apa, tapi diriku selalu berkata bahwa aku tidak seharusnya mencintaimu, karena akhir-akhirnya aku akan menyakitimu."

"But, if we never try, we'll never know, Harry." ucapku pelan.

Harry mengusap wajahnya yang terlihat frustasi, "Ya aku tahu, aku bodoh bukan? Aku memang egois. Karena itu aku malah menjauhimu dan malah mendekati Jessye. Aku harap semua berjalan lancar, yaitu aku bisa melupakanmu dan aku akan bersama Jessye. Tapi ternyata semua tidak berjalan dengan lancar, aku tidak akan pernah melupakanmu dan malah aku cemburu saat kau dekat dengan Niall."

"Tapi, Jessye mencintaimu ..."

"Aku tahu, Fel! Aku tidak bodoh. Sumpah, ini sangat rumit sekali! Aku sungguh bodoh, aku malah menyakiti dua perempuan selaligus. Aku minta maaf, sungguh. Jujur saja, aku memang menaruh perasaan terhadap Jessye. Namun, itu hanya perasaan suka, tidak lebih. Berbeda dengan perasaanku padamu, aku mencintaimu, Felicia Nasha Stewart." jelas Harry panjang lebar.

Jujur aku merasa senang dan lega, namun ...

Aku tersenyum miris, "Kenapa baru sekarang, Har? Kenapa baru sekarang?" tanyaku pelan, sialan suaraku mulai bergetar.

"Aku, a-ku ..." Harry mengacak rambutnya dengan frustasi, "aku tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk memberi tahumu semuanya." jawabnya sedih.

"Jadi, menurutmu sekarang adalah waktu yang tepat?" aku tertawa sarkastik, "Well, kau sungguh hebat Harry. Kemana saja kau selama ini? Kenapa baru sekarang?" tanyaku sambil berteriak, tak peduli lagi dengan air mataku yang mulai mengalir, dan orang-orang yang mulai melihat ke arah kami.

"Fel, dengar-"

Tidak, ini sungguh salah. Ya, sangat salah.

"Diam! Mengapa kau tidak pernah sadar? Mengapa? Aku mencintaimu dari dulu! Dan mengapa baru sekarang? Mengapa dengan mudahnya kau menjauhiku dan mendekati Jessye? Mengapa kau selalu menganggap ini semua adalah hal kecil? Mengapa?" tanyaku dengan suaraku yang meninggi, sialan aku tidak bisa menahan emosiku lagi.

"Felicia, mengapa kau malah selalu membuat semua ini menjadi susah?" tanya Harry dengan suaranya yang tak kalah tinggi dariku.

Aku menatap Harry tidak percaya, "Are you kidding me? Siapa yang pertama membuat semua ini menjadi rumit? Siapa? Apa kau buta? Apa kau perlu kubelikan kaca?" sialan air mataku mulai mengalir begitu deras.

"Aku minta maaf! Aku tahu aku egois, tolong beri aku kesempatan! Aku tahu aku memang tidak pantas untukmu, tapi tidak ada salahnya mencoba kan? I know your heart is already hurt because of me, but i wanna fix it. So, can i?" tanya Harry lembut.

Aku menunduk pelan, "Aku tidak tahu, Harry ..."

*

Sialan, aku tidak tahu harus menjawab apa.

Apakah aku harus menerimanya?

Dengan semua yang telah ia perbuat kepadaku?

Sudah sering sekali aku menangis karenanya. Karena dia yang terus menyakiti hatiku.

Kalau begitu? Apakah wajar kalau aku menerimanya?

**

a.n (a.n nya bakalan panjang hahuhe)

oKAYY SO KAYAKNYA INI TUH LAST CHAPTER dari cerita ini omg!!!!

tolong jawab plspls

Gue masih bingung sama epilognya huaaa:((( kalo misalnya gue bikin sequel apa masih ada yang mau baca? (harus jawab)

nihnya ini akhir ceritanya menurut kalian harus gimana pls pls bgt pilih salah satu:
- sad ending tapi gue bakal bikin sequel yang happy ending.

- happy ending tapi gaada sequel

- happy ending, tapi nanti bakalan ada sequel juga tapi di sequelnya mereka udh putus wkwkwk tp endingnya kayaknya bakalan happy(?)

ok jadi tolong untuk kalian semua tolong jawab gue butuh sekalii comment kalian:))) kalau gaada yang comment atau yang comments lebih dikit dari yang nge votes ... gue gabakal post epilougenya.

tolong ya guys soalnya gue bener bener bingung, awalnya mau jadi sad ending trus ada sequelnya, tapi apa kalian masih mau baca cerita gue:")))

gue butuh comments kalian semua

makasih buat vomments ya

i love you:))

Fall // h.s {ON EDITING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang