02.

80 7 0
                                    

Maura selalu memikirkan Dika. Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan orang yang selalu dipandanginya secara diam-diam di sekolah.

"MAURA LESTARI"ucap Lili yang kesal karena Maura tidak mendengarkannya.

"Eh iya kak."ucap Maura tanpa sadar.

"Kamu kenapa sih dari tadi senyam-senyum sendiri kek orgil."

"Gak k-kok."ucap Maura gugup.

"Ngeles aja kerjaannya. Terus kakak yang kamu maksud itu siapa?"ucap Lili kesal karena temannya ini mencoba membohonginya.

"Aku cuma..."ucapan Maura terpotong karena bel pulang sekolah berbunyi.

"Ayo pulang"ucap Salsa sambil menatap ketiga sahabatnya.

"Aku sudah gak sabar nih ayo cepetan."ucap Lina sambil menarik tangan ketiga sahabatnya itu.

"Maura kamu punya hutang. Dan nanti kamu harus melunasinya."ucap Lili pelan disamping telinganya Maura.

"I-iya nanti aku jelasin."ucap Maura pasrah.

Merekapun berjalan bersama menuju ke parkiran tempat biasa mereka nongkrong.

Sesampainya di parkiran Maura langsung ditarik oleh Lili ke depan mobil Salsa. Sementara kedua sahabatnya yang lain duduk di tempat biasa.

"Sekarang bayar hutangmu Maura. Tadi kamu dianterin sama siapa? Terus kakak yang kamu maksud itu juga siapa?"ucap Lili serius. Maurapun menceritakan semuanya kepada Lili.

"APA? Jadi tadi yang kamu maksud itu kak Dika!"ucap Lili yang terkejut mendengar penjelasan dari Maura.

"I-iya. Kamu jangan kenceng-kenceng nanti ada yang denger. Lagi pula tadi aku gak sengaja barengan sama dia."

"Wah..wah..wah berita ter_HOT nih!"

"Jangan remes deh Li. Kebiasaan."ucap Maura yang tahu akal busuk sahabatnya itu.

"Ok! Aku juga gak mau nanti rambutmu yang indah ini dijambak sama satu sekolah."ucap Lili sambil mengelus rambut panjangnya Maura yang diikat satu.

"Mulai deh."ucap Maura yang kesel karena ulah Lili.

"Tapi? Ada syaratnya kalau mau rahasia ini tetap aman."mendengar hal itu Maura hanya bisa pasrah dan mengangguk menyetujui apapun syarat yang akan diminta oleh sahabat baiknya ini.

"Mulai sekarang kamu harus bawa mobil kesekolah dan mengantar jemput sahabatmu yang baik ini."ucap Lili penuh kemenangan.

"Please deh Li. Jangan minta itu lagi! Kamu kan tahu aku suka naik Bis kesekolah."ucap Maura lemah.

"Ayolah Maura. Daripada nyawamu dalam bahaya."ucap Lili yang mengancam maura. tetapi Maura terus merengek dan memohon agar persyaratannya diubah. Dan seberapapun Maura memohon Lili tetap pada pendiriannya.

"Ok! Aku bakalan turutin Li. Tapi? Aku mohon Satu bulan. Hanya satu bulan."ucap Maura. Melihat hal itu Lili hanya tersenyum dan menyetujui permintaan Maura.

"Dreeeett...dreeeett..."suara handphonenya Maura yang terus bergetar dan membuat sang empunya terbangun dari alam mimpi ke alam nyata.

Setelah melihat message dari Salsa. Maurapun beranjak dari kasurnya menuju ke kamar mandi untuk siap-siap pergi nonton acara balapan motor.

Salsa duduk diruang tamu bersama Lina menunggu Maura bersiap-siap.

"Mom Maura pergi dulu ya. Mau main kerumahnya Lili."ucap Maura sambil menuruni tangga dan pergi bersama kedua sahabatnya kerumah Lili.

sesampainya dirumah Lili. Mereka menunggu Lili di belakang rumahnya yang luas dan memiliki danau yang sangat indah.
Mereka bertiga melihat seorang lelaki yang berdiri di pinggir danau.

Maura merasa mengenali lelaki itu walaupun dari belakang. Diapun menghampirinya untuk memastikan siapa lelaki itu sebenarnya.

"Kak Angga"ucap Maura pelan sambil terus menatap lelaki di hadapannya itu dengan serius. Mendengar ada yang memanggil namanya. Angga menengok ke suara tersebut dan melihat kalau yang memanggilnya adalah Maura sepupunya.

"M-maura d-disi-ini."ucap Angga gugup. Maura hanya mengangguk dan tersenyum.

"Ayo kita berangkat guys."teriak Lili dari pintu belakang rumahnya.

"Iya nanti dulu Li. Maura mau ngomong bentar sama kak Angga."ucap Maura.

"Ok. Kita tunggu di dalam mobil ya."ucap Lili sambil pergi dengan kedua sahabatnya yang lain. Kini hanya tinggal Maura dan Angga di danau.

"Akhir-akhir ini kenapa kak Angga menghindar setiap kali liat Maura. Kalau Maura punya salah. Maura minta maaf kak."ucap Maura sambil menatap Angga lembut.

"Kakak gak menghindar kok Maura. Kakak cuma sibuk aja. Makanya akhir-akhir ini kakak gak ada waktu buat Maura. Jadi kelihatannya kayak menghindar padahal gak kok."

"Beneran kak. Kakak gak bohong kan?"tanya Maura curiga.

"percaya sama kakak."ucap Angga mencoba meyakinkan Maura.

"Yaudah kalau gitu kakak gak boleh menghindar dari Maura lagi."ucap Maura.

"Iya kakak janji."

"Ok. Kalau gitu Maura pergi dulu ya kak." Angga hanya mengangguk dan melihat Maura yang semakin menjauh darinya.

"Ternyata perasaan ini ada. Aku mencoba meyakinkan perasaan ini dengan menghindarimu. Tapi ternyata perasaan ini nyata. Aku akan memilikimu Maura dan aku janji akan selalu menemanimu."ucap Angga dalam hati.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang