13.

33 5 0
                                    

Pulang sekolah Maura langsung masuk kekamar untuk membersihkan diri. Setelah mandi Maura mendengar suara handphonenya yang terus bunyi.
Maura melihat nomer yang tidak Ia kenal. Maura langsung mengangkatnya dan mengetahui bahwa yang menghubunginya adalah Dika.

"Maura aku mau ketemu bentar."ucap Dika.

"Yaudah kerumah aja kak."ucap Maura.

"Yaudah sekarang aku kesana."Dika langsung memutuskan panggilan itu.

Maura memakai baju santai dan turun kebawah untuk menunggu kedatangannya Dika.

"Makan dulu sayang. Baru nonton tv"ucap Indri yang melihat Maura turun dari kamarnya langsung nonton tv.

"Maura mau nunggu kak Dika. Nanti Maura makan."ucap Maura tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

"Dika yang nganterin kamu malem itu?"tanya Indri. Maura hanya mengangguk.

"Yaudah sekalian makan disini."ucap Indri dan merapikan meja makan.

Maura mendengar suara motor khasnya Dika. Dia langsung pergi untuk menemui Dika didepan teras rumah.

"Kak ayo masuk kedalem sekalian makan siang bareng."ucap Maura. Dika hanya mengangguk dan masuk kedalam rumah Maura.

"Nak Dika udah dateng. Ayo sini duduk dan makan sama Maura."ucap Indri mempersilahkan Dika duduk dan makan bersama.

"Ayo tante juga makan."ucap Dika basa-basi.

"Tante udah makan tadi. Kalian berdua aja."ucap Indri dan meninggalkan mereka berdua.

"Kokok mou ngomong kekuatu ya?"tanya Maura sambil mengunyah makanannya. Dika hanya tersenyum melihat tingkah Maura.

"Ngomong apaan sih. Makan aja dulu nanti kita ngomong. Gak baik ngomong sambil makan."ucap Dika dan Maura hanya tersenyum malu.

Selesai makan siang. Maura mengajak Dika keruang tamu.

"Yaudah ayo kakak mau ngomong apa?"ucap Maura penasaran.

"Kamu tadi ngomong apa sama si Angga itu. Sampe-sampe pegangan tangan kayak gitu."ucap Dika sambil menatap Maura serius.

"Masalah kak Angga mau minta maaf ke kakak udah itu aja. Jangan bilang kakak cemburu sama dia. Kakak kan tahu kita sepupuan."ucap Maura sambil mengalihkan tatapannya dari Dika.

"Kamu beneran gak tahu atau gak peka sih. Angga itu suka sama kamu. Dan aku gak suka kamu deket-deket dia lagi."ucap Dika emosi.

"Kakak gak tahu aja. Emang dari dulu dia selalu jagain Maura dan perhatiin Maura. Dia adalah kakak sekaligus Papa bagi Maura. Kakak kalau gak tahu tentang Maura. Kakak jangan coba-coba misahin Maura dan kak Angga."ucap Maura yang kesal karena dia telah menuduh Angga yang sudah dianggapnya seperti kakak sekaligus Ayah baginya.

"Tapi kamu gak tahu apa-apa tentang perasaannya dia Maura."ucap Dika yang mencoba meyakinkan Maura.

"Kakak tahu gak apa arti kak Angga dihidupku. Dia yang selalu menjaga Maura dia yang menggantikan Papanya Maura ketika Maura butuh sosok Papa. Dia adalah penyemangatnya Maura. Dia yang bisa memberikan Maura rasanya memiliki kakak dan Papa yang bisa melindungi Maura."ucap Maura sambil menangis.

"Dia adalah segala-galanya buat Maura. Maura gak mau kalau kakak ngomong yang enggak-engak tentang dia lagi."ucap Maura dan terus menangis karena merasakan sakitnya punya Papa tapi tidak diperdulikan.

"Maafin aku Maura. Aku gak tahu kalau Angga sangat berarti untukmu. Aku tidak akan pernah bicara apapun tentangnya."ucap Dika sambil memeluk maura dengan penuh kasih sayang untuk menenangkannya.

"Sudah sayang. Aku janji tidak akan buat kamu nangis kayak gini lagi. Jadi please kamu jangan nangis."ucap Dika yang mengelus rambut panjangnya Maura dengan lembut. Maura merasa lebih tenang dan nyaman berada dipelukannya Dika. Karena kecapean dia merasa ngantuk dan akhirnya tertidur dalam pelukannya Dika.

Dika mendengar hembusan nafasnya Maura yang teratur. Dia melihat Maura yang sudah tertidur nyenyak dipelukannya. Melihat itu dia tersenyum sambil terus memandangi Maura.

"kamu menggemaska kalau lagi tidur."ucap Dika pelan. Tidak lama kemudian Indri datang sambil membawakan cemilan dan minuman.

"Kebiasaan anak ini kalau jam segini memang suka tidur. Dia gak bisa kalau gak tidur siang."ucap Indri sambil mindahkan Maura kesofa dibantu oleh Dika. Dika hanya tersenyum dan pamit ke Indri untuk pulang.

"Tante ini buat Maura. Tadi Dika lupa kasi ke Maura."ucap Dika dan pergi dari rumahnya Maura.

Maura terbangun dari tidur nyenyaknya karena suara berisik yang mengusiknya.

"Kenapa ribut banget sih Ma."ucap Maura sambil mengucek kedua matanya.

"Aku yang ribut tukang molor. Kebiasaan."ucap Angga yang berhenti memukul panci disampingnya Maura.

"Ih apaan sih kakak ini."ucap Maura.

"Biar kamu bangun. Liat ini udah jam setengah lima. Acaranyakan jam tujuh Maura."ucap Angga sambil mencubit kedua pipinya Maura.

"Sakit kak."rengek Maura.

"Yaudah sana mandi biar seger terus siap-siap. Jangan lupa dandan yang cantik"ucap Angga sambil mendorong Maura ke kamarnya.

Maura keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Maura melihat kotak besar diatas tempat tidurnya. Dia membuka kotak itu dan melihat gaun yang sangat indah.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang