35.

17 5 0
                                    

Maura menjadi pusat perhatian semua para tamu undangan yang menghadiri acara pertunangannya itu. Bagimana tidak. Ia sangat terlihat cantik dan anggun, memakai gaun yang sangat indah dan memiliki ekor yang panjang.

warnanya yang terlihat memancarkan kecantikannya yaitu warna pink dan ada sentuhan warna putih pada bungan dan motifnya.

Semua acaranya berjalan lancar. Bahkan sangat lancar, walaupun ada sedikit kegugupan didalam hati Dika dan Maura.

Mereka bahagia. Karena sekarang mereka sudah terikat satu sama lain, walaupun belum resmi. Setidaknya, mereka ada ikatan.

"Selamat ya Dik. Aku percayakan dia padamu. Dan awas aja kalo kamu berani nyakitin dia sedikitpun. Kamu akan berhadapan denganku."ucap Angga sambil meninju pelan lengannya Dika.

"Sip Ga."ucap Dika dan tersenyum kepada Angga.

"Oh ya Ra. Aku bisa tetep meluk kamu kan."ucap Angga yang menggoda Maura.

Langsung saja Angga mendapatkan jitakan dari Maura  dikeningnya yang mulus itu.

"Aakhhh..."ringis Angga yang mengusap pelan keningnya.

"Rasain tuh. Selalu aja gangguin Maura."ucap Lili yang juga ada disampingnya Maura.

"Yaudah deh Ra. Kita pulang dulu ya."ucap Salsa yang sangat kesal melihat kebahagiaannya Maura. Selain itu juga, karena tinggal mereka, keluarganya Maura dan keluarganya Dika yang ada disana.

"Oh yaudah. Kalian hati-hati dijalan ya."ucap Maura dan menyalami ketiga sahabatnya itu.

Setelah itu. Mereka semuapun menyusul untuk pulang kerumah masing-masing.

----

Maura sangat bahagia. Karena Dika dan Angga lulus dengan nilai yang memuaskan. Ia juga bahagia bisa naik kelas XI Ipa 1 dengan nilai yang tidak kalah memuaskan.

"Oh ya Ra. Kamu nggak khawatir gitu kalo kak Dika jauh darimu."tanya Lina penasaran.

"Jauh gimana maksudnya Lin."tanya Salsa yang meminum lemon tea miliknya. Karena sekarang mereka ada dikantin sekolah.

"Ya Lin. Kalo ngomong yang jelas ngapa."ucap Lili yang ikut protes.

"Maksudku kan kak Dika mau kuliah tuh. Dia nggak satu sekolah lagi sama kamu. Siapa tahu disana dia seperti disini. Menjadi cowok terpopuler dan banyak disukai para cecan disana."ucap Lina serius.

"Oh itu. Aku percaya kok sama kak Dika. Apalagi kan kita sudah tunangan, jadi dia nggak mungkin macam-macam."ucap Maura percaya diri.

"Kamu nggak tahu aja. Kalau senjataku sudah tiba disini. Siap-siap aja. Penderitaan akan menghampirimu."~Salsa.

----

Dika berjalan disekitar halaman rumahnya dengan sangat santai.
Dia terus melihat kesekitarnya yang begitu banyak tumbuhan dan tanaman yang tumbuh disana.

"Dikaaa..."teriak seorang wanita cantik yang datang menghampirinya sambil membawa kopernya.

Dika diam mematung saking kagetnya. Ia tidak sanggup mengucapkan kata-kata sepatahpun. Karena melihat gadis yang kini tengah berdiri didepannya.

"Ka-kamu."ucap Dika tidak percaya.

"Iya Dik. Ini aku Geby."ucap Geby antusias dan langsung memeluk Dika erat. Dikapun mau tidak mau membalas pelukannya Geby. Karena ia juga merindukan gadis itu.

"Kamu kenapa bisa ada disini."ucap Dika setelah mereka melepaskan pelukannya.

"Kenapa? Kamu nggak suka liat aku kembali."

"Nggak. Maksud aku bukan gitu By. Aku cuma bingung aja liat kamu tiba-tiba ada disini."

"Hey. Aku capek Dik. Nanti aja ngomongnya kalau semua sudah kumpul."ucap Geby sambil tersenyum manis kepada Dika.

"Yaudah. Ayo masuk. Biar aku yang bawa kopermu kedalam."ucap Dika sambil membawa kopernya Geby kedalam rumahnya.

"Bik. Buatin Geby jus jeruk seperti biasanya dan beberapa makanan. Dan panggilkan semua orang. Suruh keruang tamu aja Bik."ucap Dika ketika duduk disofa ruang tamunya.

"Rumah kamu masih sama seperti dulu Dik. Nggak ada yang berubah."ucap Geby sambil terus melihat ruang tamunya Dika sambil tersenyum.

"Geby."teriak Citra sambil menghampiri Geby dan memeluknya erat.

"Iya Ma. Geby disini."ucap Geby yang membalas pelukannya Citra.

"Kamu apa kabar. Makin cantik aja."ucap Citra setelah melepaskan pelukannya sambil menatap wajah cantiknya Geby.

"Ahh Mama bisa aja."ucap Geby. Dia memang memanggil Citra dengan sebutan Mama, semenjak dia pacaran dengan Dika sampai sekarang. Mungkin karena sudah terbiasa.

"Oh ya. Kamu kesini sama siapa. Kok nggak kasi tahu mau pulang. Kan bisa kita jemput."ucap Citra sambil mengajak Geby duduk disofa. Sedangkan Dika hanya diam sambil melihat dua insan yang sedang melepaskan rindunya. Sampai-sampai dianya dicuekin.

"Biar surprise Ma. Geby sama semua keluarganya Geby mau balik ke Indonesia. Tapi Geby yang duluan pulang, karena mau daftar kuliah disini."

"Bagus itu. Biar Dika yang urusin semua keperluanmu disini. Dan kalo bisa kamu kuliah di universitas nya Dika aja. Disana banyak jurusan yang bisa kamu pilih. Selain itu juga universitas nya bagus."ucap Citra antusias.

"Iya Ma tenang aja."ucap Geby.

"Mama apa apaan sih."ucap Dika yang menatap Mamanya kesal.

"Hey. Biar kamu ada yang awasin nanti kalo berani macem-macem."ucap Citra.

"Kamu tinggal dimana Geby. Rumah kamu yang dulu kan sudah dijual."

"Papa sudah beli rumah baru kok Ma. Dan kebetulan, rumahnya Geby disebelah rumahnya Mama."ucap Geby antusias.

"Waahhhh... tentangganya Mama dong."ucap Citra girang.

"Iya Ma. Tapi Geby takut sendirian dirumah. Apalagi keluarganya Geby belum pulang."ucap Geby sedih.

"Nggak usah mikirin itu Geby. Kamu tinggal disini aja dulu sama Mama."ucap Citra.

"Beneran Ma. Tapi Geby nggak ngerepotin kan."

"Kamu kayak sama siapa aja."

"Ma. Dika kekamar dulu ya."ucap Dika yang beranjak dari tempat duduknya.

"Mau ngapain. Geby baru aja disini."omel Citra.

"Dika mau ambil hape Ma. Lagi pula dari tadi Dika dicuekin aja."ucap Dika dan pergi menuju kekamarnya.

"Yaudah. Biarin aja dia By. Kita lanjut ngobrol aja."ucap Citra.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang