44.

41 2 1
                                    

Salsa terus mencari cara agar dia bisa terbebas dari kejaran polisi. Ayahnya saja belum cukup bisa membantunya. Kini dia bersembunyi ditempat yang terpencil. Tidak ada sinyal dan apapun. Hanya tempat berlindung, tempat tidur dan jangan lupakan kamar mandinya.

"Ahh sial. Ini semua karna Maura. Awas kamu..." ucap Salsa kesal.

"Tenang Non. Apakah Non membutuhkan sesuatu." ucap wanita tua yang menemaninya disana.

"Suruh Papaku kesini. Sekarang juga!" ucap Salsa sambil menatap keluar jendela dengan tatapan muak.

----

"Kakak yakin kalau kak Dika kesini lagi?" tanya Maura yang agak risih dengan tempat itu.

"Yakin Ra. Dia pasti kesini lagi. Kita tunggu aja."

"Kita nunggunya diluar aja kak jangan disini. Lagi pula kita sudah duduk dua jam disini, tapi kak Dika belum dateng juga." rengek Maura.

Yup...sekarang Raka dan Maura duduk dibar. Mereka menunggu Dika yang mungkin saja pergi ketempat itu lagi. Dimana lagi kalau bukan di club.

"Nanti juga dateng Ra. Lagian kita disini juga enggak ngapa-ngapain kan. Cuma numpang duduk aja."

"Kok kakak bisa seyakin itu, kalau kak Dika bakalan kesini lagi. Siapa tahu ketempat lain."

"Kan kakak sudah bilang Ra. Karena tadi Dika perginya kayak kesel gitu."Maura hanya ber 'o' saja.

Setengah jam kemudian.

Dika masuk kedalam club. Tiba-tiba matanya langsung tertuju kearah bar. Ia melihat Raka dan Maura yang duduk berdua disana.

"Cihh...ternyata! Mereka sering kesini juga." ~Dika.

"Loh...itu bukannya Maura sama kak Raka?"tanya Geby yang selalu ada di belakangnya Dika.

"Lihat aja Ra. Kamu bisa nusuk aku dari belakang, aku juga bisa." ~Dika.

Dengan cepat Dika menarik tangan kirinya Geby dan mengajaknya menari sesuai dengan deguman musiknya.

Sedangkan Maura menajamkan penglihatannya ketika melihat seseorang yang ia tunggu dari tadi.

Dari sekian banyak umat yang menari disana, Maura khiraukan. Ia hanya fokus melihat Dika yang menari dengan Geby, mantan kekasihnya. Dan jangan lupakan kemesraan diantara mereka berdua.

Sedangkan Geby yang mengerti dengan keadaan itupun, hanya ikut menari dengan senang hati dan menikmati permainan yang Dika ciptakan.

Raka juga ikut melihat Dika dan Geby yang menari dengan sangat mesra. Dengan cepat ia menarik Maura kedalam dekapannya.

Maksudnya Raka memeluk Maura, supaya Maura tidak melihat apa yang ia lihat. Tapi? Percuma! Maura sudah melihatnya.

Pundaknya Maura bergetar dalam dekapannya Raka, karena menangis. Raka pun mencoba menenangkannya.

"Kakak kesini juga."tanya seseorang yang menghampiri mereka. Mendengar ada yang mengajaknya bicara.

Raka mengalihkan pandangannya dari Dika dan Geby. Ia kini melihat lelaki yang waktu itu menyelamatkan Dika.

" Ri..."ucap Raka sambil mencoba mengingat namanya.

"Ah... Kakak secepat itu melupakanku. Padahal aku selalu mengingat kakak dan juga Dika." ucap Riki setengah kecewa.

Ia pun mendengar seorang gadis yang menangis dalam pelukannya Raka.

"Dia kenapa nangis kak." tanya Riki penasaran dengan perempuan yang berada dalam dekapannya Raka.

"Eh Ri. Aku duluan ya."ucap Raka sambil terus memeluk Maura keluar dari club itu.

"Kamu duduk disini dulu Ra. Biar kakak yang beri dia pelajaran." ucap Raka sambil menuntun Maura masuk kedalam mobilnya.

Maura terus menangis. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Tunangannya yang selalu ia banggakan, kini malah mengecewakannya.

Maura terus menangis, karena hatinya yang sangat sesak dan sakit. Ia bahkan selalu Membayangkan kemesraannya Dika dengan Geby.

Dua menit kemudian...

Tangisannya Maura sudah mulai mereda. Kini ia menyesali perbuatannya yang bodoh. Bagaimana bisa, ia melupakan kalau Raka yang akan memberikan Dika pelajaran beberapa menit yang lalu.

Dengan cepat Ia keluar dari dalam mobil. Dan berlari menuju ke dalam club itu.

Sesampainya disana. Ia melihat banyak orang yang mengerumuni sesuatu.

"Semoga yang mereka liat bukan kak Dika dan kak Raka." ~Maura.

Dengan cepat Maura menerobos kerumunan orang-orang yang ada didepannya.

Setelah berhasil masuk kedalam lingkaran itu. Maura kaget melihat Raka dan Dika yang sudah babak belur. Dan sekarang Dika yang berada diatasnya Raka sambil menghajarnya habis-habisan. Sedangkan Raka sudah tidak berdaya.

Lagi-lagi Maura menangis dan dengan cepat memeluk Dika dari belakang.

"KAK STOP KAK."teriak Maura sambil terus memeluk Dika, agar Dika lebih tenang.

Dika yang kesetanan menghajar Rakapun berhenti, ketika mendengar teriakannya Maura dan merasakan pelukannya yang membuatnya sadar.

"Lepaskan Dika. Dasar perempuan jalang."ucap Geby sambil melepaskan tangannya Maura yang masih setia memeluk Dika erat.

Maura tidak mau melepaskan pelukannya, bahkan Geby sekalipun tidak bisa membuatnya melepaskan orang yang ia sayang.

"Lepas." ucap Dika pelan tapi penuh penekanan dalam ucapannya.

Dengan cepat Maura menggelengkan kepalannya.

"Kakak kenapa."tanya Maura lembut.

"Kalau Maura punya salah. Maura minta maaf kak."ucap Maura lagi, karena Dika belum juga memberikan jawabannya.

"Ehh..kamu budek ya. Kalau Dika bilang lepas ya lepas. Dasar murahan."ucap Geby.

"Kakak kenapa diem aja. Kasi tahu Maura kak."bujuk Maura lagi dan mengkhiraukan ucapannya Geby. Walaupun hatinya sakit, tapi ia harus kuat. Demi Dika.

Dika melepaskan pelukannya Maura dan pergi meninggalkan Maura disana.

"KAK DIKA.hiks.."teriak Maura sambil melihat punggungnnya Dika yang mulai menjauhinya.

Maura mau mengejarnya, tapi disisi lain. Ia tidak bisa meninggalkan Raka sendirian. Ditambah lagi dengan wajah dan badannya yang sudah bersimpah darah.

"Mari Non Maura kita bantuin bawa Mas Rakanya."ucap salah satu pengawal yang ada disana.

Maura sedikit kaget dan bingung. Bagaimana bisa pengawal yang ada di club itu mau membantunya. Dan satu lagi. Mereka juga mengenalnya dan juga Raka.

Maura tidak mau ambil pusing. Masalahnya saja sudah tambah banyak. Bikin kepalanya mumet. Apalagi mau nambah mikirin hal yang gak terlalu penting.

"Non. Mas Rakanya sudah ada di dalam mobil. Apa sekalian aja kita bantuin anter ke rumah sakit."Maura hanya menggelengkan kepalanya dan mengucapkan terimakasih.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang