10.

34 5 0
                                    

Maura pergi kesekolah sendirian menggunakan mobilnya. Karena Lili pergi kesekolah dengan Lina. Maura sempat heran kenapa Lili tidak pergi kesekolah dengannya.

"Intan. Kamu liat Lili lina sama Salsa gak?"tanya Maura saat tiba dikelas dan tidak melihat sahabatnya disana.

"Kayaknya belum dateng deh. Soalnya dari tadi aku disini tapi gak ada diantara mereka yang keliatan."jawab Intan.

"Masak sih mereka belum dateng. tadi kata Lili dia jalan duluan. Terus biasanya jam segini mereka udah dikelas."ucap Maura yang kebingungan.

"Yaudah deh Intan. Nanti kalau mereka dateng kasi tahu ya. aku mau keperpus bentar mau minjem novel."ucap Maura sambil pergi keperpus. Begitulah Maura yang senang membaca. Kadang-kadang dia nunggu masuk jam pelajaran dengan membaca novel keperpustakaan.

Sesampainya diperpus Maura langsung memilih novel yang akan dibacanya itu dengan penuh semangat.

"Maura."suara seorang lelaki yang memanggilnya saat Maura sedang serius membaca novel keluaran terbaru diperpustakaan. Maura menengok kearah suara yang memanggil namanya. Dia melihat Dika yang berdiri sambil membawa kotak kecil ditangannya.

"Maura aku mau ngomong bentar sama kamu. Tapi gak disini."ucap Dika sambil menatap kedua matanya Maura dengan serius.

"Maaf kak Maura gak bisa."ucap Maura dan pergi meninggalkan Dika. Tapi sebelum Ia sempat keluar dari pintu perpus. Sebuah tangan yang kekar memegang tangannya Maura.

"Please Maura. tolong dengerin aku dulu."ucap Dika yang terus menahan tangannya Maura.

"Kakak tahukan kita saat ini ada disekolah. Dan kakak tahu kalau sampai orang melihat kita ngomong berduaan. Bakalan terjadi sesuatu yang..."ucapan Maura terpotong. Karena Dika menarik tangannya Maura ketaman belakang sekolah yang memang saat itu sedang sepi.

"Aku tahu apa yang akan terjadi. Tapi kamu harus percaya sama aku Maura. Aku gak akan biarin kamu terluka sedikitpun. Karena aku sangat mencintaimu."ucap Dika dan memegang tangannya Maura lembut.

"Tapi kita gak akan pernah bisa bersama kak. Kakak tahukan perbedaan kita. Kakak orang yang sangat kaya raya. Semua keluarganya kakak terpandang. Kakak juga tampan banyak yang suka. Sedangkan Maura. Maura gak ada apa-apanya yang bisa buat kakak. Kakak terlalu perfect buat Maura."ucap Maura panjang lebar untuk meyakinkan Dika.

"Karena itu aku gak butuh apapun dari kamu. Karena aku sudah memiliki segalanya. Aku cuma pengen kamu selalu ada buat aku. Aku cuma mau kamu Maura."ucap Dika yang lebih meyakinkan Maura.

"Aku gak bermaksud buat nolak kakak. Tapi aku beneran gak bisa."ucap Maura.

"Tapi kenapa? Berikan alasannya Maura."

"Banyak kak. Maura cukup senang dengan kakak dekat dengan Maura apalagi suka sama Maura. Tapi buat jadi pacarnya Kakak itu gak pernah kebayang sama Maura kak."ucap Maura dan pergi meninggalkan Dika.

Maura masuk kekelas karena pelajaran pertama akan segera dimulai.

"Maura kamu kemana aja."tanya Lili yang masih khawatir dengan keadaannya Maura.

"Aku dari perpus. Nih pinjem novel."ucap Maura dan duduk dibangkunya.

"Bohong. Aku sama Lina udah cari kamu kesana. Tapi gak ada."ucap Lili.

"Nanti aja kita ngomongnya. Aku juga mau tanya sesuatu sama kamu. Masalah Salsa."ucap Maura pelan karena gurunya sudah masuk kekelas. Dan Lili hanya mengangguk.

"Kamu mau tanya apa Maura."ucap Lili setelah mereka keluar main. Dan sekarang ada dikantin sekolah.

"Bentar dulu tunggu Lina."ucap Maura. Karena seperti biasa Lina sedang memesan makanan untuk kedua sahabatnya.

"Ini dia pesanannya. Mari makan."ucap Lina menghampiri kedua sahabatnya dan membawakan pesanan mereka.

"Iya udah kita makan aja dulu. Nanti kita bicarain masalah ini ditaman sekolah seperti biasa."ucap Lili.

Setelah mereka makan siang dikantin. Merekapun pergi ketaman sekolah.

"Li kamu kasi tahu Salsa dan Lina masalah dipesta itu."ucap Maura sambil menatap tajam Lili.

"Iya. Tapi aku gak bermaksud lain. Kitakan sahabat baik. Jadi aku fikir Salsa bisa ngerti."ucap Lili.

"Kamu kan tahu Li. Salsa itu suka banget sama kak Dika. Dan dia itu orangnya tidak main-main dalam urusan percintaan."ucap Maura yang sangat marah.

"Aku gak mikir kesana Maura."ucap Lili.

"Maura semuanya sudah terjadi. Sekarang lebih baik kita fikirin bagaimana langkah selanjutnya."ucap Lina yang menenangkan situasi antara Maura dan Lili.

"Iya Maura aku minta maaf. Dan sekarang lebih baik kita mikirin bagaimana caranya membujuk Salsa."ucap Lili.

"Tadi pagi kita kerumahnya untuk membujuk Salsa. Tapi dia tetap tidak mau bertemu dengan kita. Dan satu hal lagi yang harus kamu tahu. Salsa mengurung dirinya dikamar."ucap Lina.

"Yaudah kalau gitu kita bujuk Mamanya Salsa aja."ucap Maura.

"Percuma. Kita masuk kerumahnya aja gak boleh sama satpamnya Salsa."ucap Lili.

"Hubungin rumahnya aja."ucap Maura.

"Percuma juga. Gak bakalan nyambung."ucap Lina.

"Kalian tahu dari mana."ucap Maura yang heran. Lina dan Lilipun menceritakan tentang mereka yang berusaha untuk membujuk Salsa. Tapi hasilnya tetap sama. Mereka tidak berhasil.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang