12.

40 5 0
                                    

Pagi ini Maura terus tersenyum dan suasana hatinya sangat senang. Dia bersiap-siap pergi kesekolah.

"Maura ayo cepat sarapan sayang."ucap Indri Mamanya Maura dari ruang makan.

"Ya Ma."ucap Maura sambil berjalan menghampiri Indri. Maura sarapan dengan tenang. Setelah sarapan Maura mendengar suara mobil. Ternyata itu suara mobil Papanya Maura yang sudah pulang dari kantornya.

"Ma Maura pergi sekolah dulu."ucap Maura yang pamitan ke Mamanya.

"Sebentar dulu sayang. Kamu pamit sama Papamu sana."ucap Indri.

"Gak perlu. Biasanya juga Maura gak pernah pamitan sama Papa."ucap Maura.

"Itukan karena Papa kamu gak ada. Tapi sekarang Papa kamu sudah pulang Maura. Jadi sekarang ayo pamitan sana."ucap Indri.

"Gak mau. Bagi Maura Papa tetap nggak ada."ucap Maura dan pergi meninggalkan Indri. Papanya Maura selalu sibuk berkerja dan tidak pernah ada waktu untuk keluarganya. Karena itu membuat Maura membenci nama panjangnya Lestari. Karena nama itu dari keluarga papanya. Dan Maura tidak menganggapnya ada.

"Maura ayo jalan."ucap Salsa dalam mobil dengan kedua sahabatnya yang lain.

"Kamu gak usah bawa mobil. Kita bareng aja kesekolah."ucap Lina.

"Iya iya."ucap Maura dan masuk kemobilnya Salsa.

Sesampainya disekolah. Mereka masuk kedalam kelas sementara Maura pergi keperpustakaan dengan Salsa.

"Maura."teriak Dika dikoridor sekolah menuju keperpustakaan. Maura dan Salsapun berhenti dan menunggu Dika yang menghampiri mereka.

"Maura kita bisa ngomong bentar gak?"tanya Dika. Maura mengangguk dan pergi dengan Dika ketaman belakang sekolah setelah pamit ke Salsa.

"Maura. Aku sudah mencoba lupain kamu. Tapi aku gak bisa. Kamu selalu ada difikiranku. Aku mohon kamu terima aku tanpa melihat perbedaan diantara kita."ucap Dika sambil menggenggam kedua tangannya Maura dengan lembut. Melihat ketulusan dimatanya Dika membuat Maura luluh dan mengangguk menerima cintanya Dika.

Dika sangat bahagia melihat Maura menerima cintanya. Diapun memeluk Maura dengan penuh kasih sayang.

"Tapi Maura belum siap buat mempublikasikan hubungan ini. Beri Maura waktu kak."ucap Maura sambil melepaskan pelukannya Dika.

"Aku ngerti dan aku akan melakukan apapun yang kamu minta."ucap Dika.

"Yaudah kak. Maura mau pergi ke perpus bentar."ucap Maura.

"Mau ngapain. Bentar lagi masuk kelas lo."ucap Dika.

"Mau kembaliin novel aja kok kak."ucap Maura dan pergi meninggalkan Dika.

"Tunggu! Aku belum tahu nomer handphonemu. Kitakan sudah pacaran. Masak nomer pacar sendiri aja nggak tahu"ucap Dika yang menghentikan kepergiannya Maura.
Maura hanya tersenyum dan memberikan nomer handphonenya kepada Dika dan pergi keperpustakaan.

"Kamu ngomong apaan aja sama kak Dika."ucap Salsa penasaran.

"Gak ngomong apa-apa kok Salsa. Kak Dika cuma nanyain masalah yang kemaren itu. Kenapa kak Angga belum minta maaf."ucap Maura dan pergi mengajak Salsa keperpustakaan karena bel sudah bunyi.

-
-
-

"Maura bisa ikut bentar?"tanya Angga saat Maura baru selesai makan dikantin sekolah dengan ketiga sahabatnya.

"Iya kak. Guys aku pergi bentar ya."ucap Maura dan pergi ketaman belakang sekolah dengan Angga. Sesampainya disana Angga memegang kedua tangannya Maura.

"Maura hari ini juga aku akan minta maaf ke Dika. Dan kamu harus nepatin janjimu itu."ucap Angga serius.

"Iya kak. Maura akan memaafkan kesalahan kakak yang kemaren itu."ucap Maura sambil tersenyum ke Angga. Dari jauh Dika melihat mereka berdua dan membuatnya cemburu.

"Kheeem."ucap Dika yang berjalan menghampiri mereka berdua. Mendengar kedatangan Dika membuat Maura melepaskan kedua tangannya dari Angga.

"Eh kamu sudah dateng. Aku mau  mau minta maaf atas kejadian dipesta itu. Aku bener-bener gak sadar."ucap Angga ketika Dika sudah ada didepannya. Dika hanya mengangguk dan terus melihat Maura sementara Maura memalingkan wajahnya dari Dika. Karena kejadian yang tadi. Dia merasa malu dan merasa bersalah kepada Dika.

"Aku cuma mau ngomong itu aja kok. Ayo Maura kita pergi."ucap Angga yang cemburu karena Dika terus menatap Maura.

"Jadi kamu masih berharap setelah mempermalukanku kemaren dan membuat Maura sedih. Kamu akan menyesali itu Angga."ucap Dika dalam hati.

"Kak Dika."suara seseorang yang memanggil namanya dari belakang.

"Salsa."

"Ya kak. Salsa mau kasi ini ke kakak. Salsa harap kakak dateng ya. Jangan lupa bawa pasangannya kakak."ucap Salsa sambil menyerahkan undangan pesta milik keluarganya ke Dika. Dika hanya tersenyum dan mengambil undangan itu.

"Jangan lupa kak bawa pasangan mau temen atau pacar."ucap Salsa.

"Ya."ucap Dika sambil tersenyum.

Krriing...krring...

Suara bel masuk pelajaran terakhir segera dimulai.

"Yaudah aku mau kekelas dulu ya. Kamu juga sana masuk kelas."ucap Dika dan pergi meninggalkan Maura.

Setelah masuk kedalam kelas. Salsa langsung menghampiri ketiga sahabatnya.

"Nih buat kalian."ucap Salsa yang memberikan mereka undangan.

"Pesta ini harus berpasangan ya?"tanya Lina yang membaca undangan itu.

"Iyalah Lina. Kalian jangan lupa dateng nanti malam. Semuanya aku undang kok."ucap Salsa girang.

"Wah pasti meriah nih."ucap Lilli yang diangguki ketiga kedua sahabatnya.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang