11.

29 5 0
                                    

Setelah pelajaran terakhir selesai. Mereka bersiap-siap untuk pulang dan melaksanakan rencana untuk membujuk Salsa.

Suasana diparkiran saat itu rame. Sedangkan Maura dan kedua sahabatnya ingin cepat kerumahnya Salsa. Merekapun mau tidak mau keparkiran.

Maura terjatuh karena terkena dorongan seseorang dari arah sampingnya. Untung saja saat itu Dika ada didekatnya dan menangkap Maura agar tidak terjatuh. Maura dan Dika saling tatap satu sama lain. Tatapan keduanya menggambarkan betapa besar rasa yang mereka miliki.

"Ehh...makasih."ucap Maura yang sadar dan pergi meninggalkan Dika.

Maura dan kedua sahabatnya pergi kerumah Salsa. Sesampainya diruma Salsa tiba-tiba aja mereka dikasih masuk oleh satpamnya Salsa. Lili dan Lina heran kenapa kemaren mereka tidak diberi izin untuk menemui Salsa. Sedangkan sekarang mereka dipersilahkan masuk dan menemui Salsa. Tanpa fikir panjang Maura langsung masuk dan diikuti oleh kedua sahabatnya.

Mereka melihat Salsa dan keluarganya makan siang bersama. Mereka menghampiri Salsa setelah menyalami keluarganya Salsa.

"Salsa kita mau ngomong bentar."ucap Maura sambil memegang tangannya Salsa lembut.

"Ayo kita masuk kekamar. Tapi beneran kalian gak makan dulu."ucap Salsa sambil tersenyum ramah.

"Gak Sa kita sudah makan disekolah."ucap Lili.

"Yaudah kita kekamar aja. Bik bawain makanan ringan ya buat temen-temennya Salsa."ucap Salsa dan pergi kekamarnya dengan ketiga sahabatnya yang lain.

"Salsa kamu baik-baik aja kan."ucap Lili yang heran dengan sikapnya Salsa.

"Aku baik Li. Maaf kemaren buat kalian khawatir. Aku cuma pengen sendiri aja. Sekarang keadaanku lebih baik."ucap Salsa sambil terus menatap ketiga sahabatnya.

"Kamu yakin Sa."tanya Lina yang masih belum percaya.

"Iya. Aku sadar kalau cinta tidak bisa dipaksakan."ucap Salsa. Mendengar hal itu membuat Maura memeluk Salsa untuk lebih menguatkannya. Dan diikuti oleh kedua sahabatnya.

"Maura aku lupa tanya soal yang tadi pagi kamu kemana."ucap Lili setelah mereka melepas pelukannya.

"Aku diajak ketaman belakang sama kak Dika."ucap Maura yang tidak ingin membohongi sahabatnya.

"Waaw... beneran! Terus kalian ngapain disana."tanya Lili histeris.

"Kak Dika mengungkapkan semua isi hatinya."maura mencoba untuk tenang.

"Ekspresi kalian biasa aja kaleekk. Hahahha.."ucap Maura yang melihat ekspresi sahabatnya yang serius mendengarkan apa jawaban dari Maura.

"Apaan sih Maura. Ayo kamu jawab apa. Kita penasaran nih."ucap Lina yang kesal.

"Aku sudah... nungguin ya?"tanya Maura yang membuat wajahnya dicium oleh boneka dan bantalnya Salsa. Mereka terus menyerang Maura tanpa ampun sambil tertawa bersama.

"Ok aku bakalan kasi tahu jawabannya. Tapi udah dong jangan timpuk aku lagi. Sakit nih."ucap Maura yang kesakitan karena teman-temannya terus memukulinya dengan boneka dan bantalnya Salsa.

"Guys sudah cukup. Sekarang apa jawabannya Maura Lestari."ucap Lili. Mendengar nama panjangnya membuat Maura menatap tajam ke arah Lili.

"Ok! Aku gak akan ngulangin lagi."ucap Lili yang takut melihat tatapannya Maura yang siap membunuhnya saat itu juga.

"Awas ya Li. Sebenarnya aku dudah nolak kak Dika tadi."ucap Maura serius. Maura hanya melihat semua sahabatnya yang bengong.

"Kenapa? Ada yang salah ya?"tanya Maura.

"Ya ampun Maura Lestari. Kok kamu nolak kak Dika yang super duper keren sih. bukannya kamu juga suka ya sama dia."ucap Lili penuh emosi karena kebodohannya Maura.

"Iya Maura kok kamu tolak sih. Yaudah kalau kamu gak mau buat Lina aja."ucap Lina.

"Eh emang kak Dika mau sama kamu Lin."ucap Lili kesal.

"Udah Li. Lina cuma becanda."ucap Salsa.

"Habisnya Lina. Orang lagi serius dia malah becanda."

"Udah-udah kalian ini masalah gitu aja ribut. Aku nolak kak Dika karena alasannya banyak. Salah satunya aku gak mau buat Salsa sedih lagi."ucap Maura.

"Maura apapun alasannya kamu jangan nolak kak Dika. Kaliankan saling mencintai. Masalah aku gak usah difikirin. Aku sudah merelakan kak Dika. Apalagi untuk sahabatku ini."ucap Salsa sambil tersenyum.

"Iya Maura. Kita bahagia kok melihat kalian bahagia. Kamu gak usah mikirin fansnya kak Dika. kita selalu ada untukmu."ucap Lili. Mendengar hal itu membuat Maura tenang karena memiliki sahabat seperti mereka. Mereka menghabiskan waktu seharian untuk bercerita dan bercanda ria satu sama lain.

Maura pulang kerumah sambil terus tersenyum. Karena masalahnya dengan sahabatnya sudah selesai. Sekarang tinggal nunggu Angga untuk minta maaf ke Dika.

"Maura."ucap Angga yang ada diruang tamunya.

"Loh kak Angga kok disini. Kak Angga tadi gak masuk sekolah kenapa?"tanya Maura yang tidak bertemu ataupun melihat Angga sejak tadi pagi disekolah.

"Aku ada urusan tadi Maura. Aku kesini cuma mau kasi tahu ke Maura. Besok aku bakalan minta maaf ke Dika."ucap Angga.

"Ya ampun cuma itu kak. Kakak bisa kasi tahu Maura lewat message kan gak perlu dateng kesini. Inikan udah malem."ucap Maura yang khawatir. Angga hanya tersenyum dan pamit pulang.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang