05.

53 7 0
                                    

Sepanjang malam mereka terus mengobrol masalah satu sama lain. Begitulah kalau mereka sudah bersama. Malam itupun Lili menginap dirumahnya Maura karena rumah mereka satu kompleks.

Maura menepati janjinya ke Lili untuk membawa mobil kesekolah. Ketika diparkiran Maura bertemu dengan Dika.

"Eh... tunggu"ucap Dika kepada Maura.

"Kakak manggil kita?"jawab Maura tak menyangka.

"Iya aku mau ngomong bentar."ucap Dika sambil menghampiri Maura dan Lili.

"Kakak mau gomong apa?"tanya Maura.

"Nama kamu siapa ya? Kan gak sopan kalau kamu aja yang tau nama aku."ucap Dika.

"Namanya Maura Lestari kak anak 10 IPA 1. Panggil aja Maura. Kalau aku Lili kak. Sahabat terbaiknya Maura. Maur..."ucapan Lili terpotong karena mulutnya dibungkam oleh kedua tangannya Maura.

"Yaudah kalau gitu kak. Kita permisi dulu."ucap maura sambil menarik Lili pergi. Sementara Dika hanya tersenyum melihat Maura yang menurutnya selalu membuatnya tersenyum karena tingkahnya.

"Kamu ini apa-apaan sih. Nanti kalau ada yang liat kan gawat."ucap Maura yang marah di dalam kelas karena ulah Lili tadi ketika diparkiran.

"Emangnya kenapa? Kamu seharusnya berterimakasih sama aku. Bukannya malah marah-marah."ucap Lili.

"Mulai deh kalau urusan cowok kamu lupa segalanya. Kamu gak inget kalau tadi kita ngobrol sama kak Dika diparkiran sekolah. Kalau ada yang liat kan kita bisa jadi buronan sekolah ini."

"Iya maaf aku lupa."ucap Lili sadar.

"Kalian ngomong apaansih. Serius bener tuh muka."ucap Lina yang baru masuk kelas bersama Salsa.

"Gak ada kok Lin. Kita cuman ngomong biasa aja. Gak penting kok!"ucap Lili.

"Kalian kesekolah naik apaan kok datengnya pagi gini. Kalau naik Biskan biasanya datengnya jam 06.40."ucap Salsa yang heran.

"Mulai sekarang Maura bakalan bawa mobil kesekolah guys. Maaf tadi malem cuma kasi tahu kalian kalau aku nginep aja. Aku  lupa kasi tahu kalian tentang yang ini."ucap Lili sang pelupa.

"Uhh kebiasaan...pelupa kok dipelihara."ucap Salsa yang kesal dengan Lili.

Jam istirahat...

Mereka berempat seperti biasa pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sedari tadi cacing-cacingnya mengadakan konser disana.

Selesai makan. mereka duduk ditaman dengan santai sambil bercanda ria.

"Awww...siapa yang ngelempar batu nih. Sakiit tahuuu!"ucap Salsa yang kesal. Ketiga temannya yang lain juga mendapatkan hal yang serupa. Karena sakit hati merekapun mencari siapa yang melempari mereka dengan batu.

Mereka terus mencari disekitar taman. Sementara disana banyak sekali siswa-siswi yang duduk nyantai. Lina yang capek mencari pelakunya duduk di bawah pohon besar. Tanpa sengaja dia mendengar suara orang tertawa. Diapun memanggil semua temannya menggunakan bahasa isyarat agar mendatanginya dan memeriksa pelaku yang sebenarnya dibelakang pohon besar itu.

"Hahahhaa...mereka payah. Mereka tidak akan pernah tahu kalau aku yang melemparinya pakek batu ini."ucap Rian temannya Dika. Dika hanya tersenyum melihat tingkah temannya yang konyol itu.

"Oh... jadi yang ngelemparin kita pakek batu itu kamu."ucap Salsa penuh emosi. Sementara Rian dan yang lainnya kaget melihat Maura dan ketiga sahabatnya yang lain.

"Eh adek-adek yang cantik dateng. Bukan kakak yang ngelempar. Tapi? Tangan ini yang ngelempar."ucap Rian tanpa bersalah.

"Ihhh.. emang tu tangan bukannya kamu yang punya. Dasar kakel nyebelin."ucap Salsa yang kesalnya minta ampun. Saking kesalnya Salsa mengajak ketiga sahabatnya untuk pergi dari tempat itu.

"Eh tunggu Maura."ucap Angga sambil berdiri menghampiri Maura. Sementara yang lainnya hanya diam menyaksikan mereka berdua.

"Maafin temennya kakak ya semuanya. Dia emang gitu sukanya bercanda."ucap Angga kepada Maura dan ketiga sahabatnya yang lain.

"Iya gapapa kok kak."ucap Maura.

"Kita gak marah kok sama kakak-kakak yang lain. Kita cuma marah sama kakak itu tu."ucap Salsa sambil menunjuk ke arah Rian.

"Namanya Rian dek. Dia emang jail orangnya."ucap Angga.

"Yaudah kak kita permisi dulu. Bentar lagi mau masuk kelas."ucap Lili. Merekapun pergi menuju kekelas untuk pelajaran yang terakhir.

Kriiing...kriiing...

Suara bel berbunyi dengan sangat keras membuat surga dunia bagi anak-anak yang ingin terbebas dari pelajaran maupun dari Bapak atau Buk guru yang killernya minta ampun.

"Maura ayo kita pulang."ucap Lili sambil menganggandeng tangannya Maura. Sementara Salsa dan Lina sudah menunggu diparkiran.

"Kalian lama banget sihh. Mobilku udah bisa keluar duluan nih. Kita tunggu di depan gerbang ya."ucap Salsa sambil pergi meninggalkan Maura dan Lili diparkiran.

"Maura kamu bisa gak ngeluarin mobilnya. Keliatannya gak bisa keluar tuh."ucap Lili karena mobilnya Maura tempat keluarnya sangat kecil.

"Iya keliatannya gak bisa. Yaudah kita tunggu aja."ucap Maura pasrah.

"Sini biar aku yang keluarin."ucap Dika yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua karena posisinya Dika tidak jauh  berada di tempat mereka berdiri.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang