19.

32 5 0
                                    

Maura pov

Kenapa kak Dika gendong aku sih. Sekarang gimana nasibku selanjutnya. Bisa-bisa habis aku dibully satu sekolah. Itupun kalo gak maen pisik.

Aarrhhhggg...bisa gila nih aku mikirin itu terus. Apalagi sekarang kak Angga sudah tahu tentang hubunganku dengan kak Dika.

"Maura kamu gapapa kan."

"Gak papa kok Li."tapi batinku nih yang sakit. Mungkin bentar lagi badanku yang sakit.

"Beneran."

"Iya Li. Ngomong-ngomong kamu tahu dari siapa aku diuks."

"Dari Buk Lia. Dia pamit keluar bentar. Pas balik lagi, dia bilang kamu pingsan. Tapi sudah dibawa keuks. Itu katanya, dia juga keliatan merasa bersalah sama kamu."ya sebenarnya sih bukan salahnya Buk Lia. Ini karena aku tidur kemaleman dan itu salahnya kak Dika.

Hmmm...sekarang aku gak tahu gimana caranya terbebas dari amukan Dika L.

Pasti semua orang sudah tahu nih. Apalagi berita tentang kak Dika. Cepet banget tersebar bertita tentangnya.

"Kamu takut sama fansnya kak Dika ya."

"Iya Li. Gimana nih nasibku."

"Tenang Li. Ada aku kak Angga sama dua curut itu."iyasih walaupun gitu, tetep aja aku takut Li. Kalo gak dibantuin sama kak Dika. Dika L nggak akan berhenti cari kesempatan buat gangguin aku.

"Salsa sama Lina mana?"

"Mereka lagi kekantin mesenin kita makanan. Pasti kamu dari tadi belum makan kan. Oh ya ada tugas dari Buk Lia. Nanti aku kasi pulang sekolah ya. Dan maafin aku ya Maura. Aku gak se..."

"Udah Li. Jangan ngomong gitu, aku ngerti kok."aku tahu pasti kamu gak sengaja Li. Karena kamu sahabat terbaikku.

"Tuh dia dua anak curut sudah datang bawain kita makanan."

"Maura kamu makan dulu nih. Biar cepet pulih."

"Makasih Lina. Tapi kenap bubur ayam sih."aku kan gak suka. Makan mie ayam pasti lebih nikmat.

"Kamu harus makan yang sehat seperti bubur ini."

"Ya ampun Sa. Kamu pikir aku sakit parah. Aku juga busa makan mie ayam sekarang. Orang aku gak terlalu sakit kok."

"Ngeles aja terus. Udah makan aja. Itung-itung belajar makan bubur sebelum waktunya."

"Terus aja kalian ketawa. Kalian fikir aku sudah tua apa."ihhhh jadi nggak nafsu makan nih liat bubur. Kalian ketawa diatas penderitaanku. Awas aja ya.

"Kenapa gak makan Maura."

"Nggak laper. Udah kalian makan aja dulu."jadi betek nih. Yaudah deh mending main game aja dari pada liat tiga curut ini makan.

"Eh sudah bel nih. Kita kekelas yuk."

"Maura kamu disini aja ya nanngung tinggal satu pelajaran lagi."terserah Lin. Aku sibuk maen nih. hahaha sekarang giliran kalian aku kerjain.

"Iddiihhh... ngambek nih ceritanya. Yaudah yuk kita kekelas aja guys."idihhh temen apaan tuh. Cuma itu doang, kalian gak bujuk aku gitu.

Ihhhh...tambah betek nih. Aku tidur aja dah. Kepalaku masih pusing jugak.

-
-
-

Kayak ada yang ngelus-ngelus kepalaku nih. Nyaman sih tapi siapa?

Aku nggak berani buka mata nih. Jangan-jangan fansnya kak Dika. Aduuhhh mati aku.

Liat dikit gak ketahuankan? Ahh masa bodoh aku liat dikit aja dah dari pada penasaran.

Ahh...nggak salah nih. Apa aku nggak salah liat.

"Buka aja sayang. Jangan pura-pura tidur."tuh kan gak salah lagi nih. Ngapain sih dia disini. Nambah masalah aja deh. Apa aku pura-pura tidur kali ya sampai pulang sekolah.

"Beneran gak mau bangun. Jangan sampai nanti kamu nyesel."ok fine. Ini suasananya aku gak suka. Yaudah hadepin ajalah.

"Aauuuwww..."

Asuuu kenapa mukanya deket banget. Apa aku dorongnya kekencengan kali ya. Tapi salah sendiri siapa suruh buat aku jantungan.

"Kakak gapapa."aduh kenapa kak Dika gak jawab nih. Aku samperin atau nggak. Kalo aku bantuin trus diliat orang kan nambah salah tuh. Tapi kalo aku nggak bantuin kasian kak Dikanya.

"Kamu kuat juga ya. Dorongnya keras banget. Mau tulungku patah semua. Hah..."idiihh kok jadi dia yang marah sih. Bukannya aku yang harus marah sama dia.

"Kenapa kakak kesini lagi sih."

"Tuh aku bawain mie ayam kesukaanmu. Aku tahu kamu belum makan."

Perhatian juga nih orang. Jadi Makin cinta akunya...:-)

"Yasudah sekarang kakak pergi sebelum ada yang liat."

"Gak ada yang bakalan liat. Tenang aja."

Kakak mah enak ngomong gitu. Lah aku yang tersiksa nantinya.

"Yaya aku pergi. Bisa nggak jangan liat aku kayak gitu."

Maaf ya kak. Habisnya mau gimana lagi. Maura nggak ada pilihan lain.

sekarang waktunya makan. Ukkhh aku laper banget nih.

Yahh makananku, baru aja aku makan dua sendok. Siapa lagi yang berani-beraninya numpahin makananku.

"Apa hubunganmu dengan Dika."siapa nih datang-datang malah marah-marah gak jelas gini.

"Ayo jawab, kamu denger gak sih." Auuuww sumpah sakit banget. Tenaganya kuat banget sumpah. Jangan bilang dia salah satu dari Dika L.

"Kalo kamu gak jawab jugak. Aku jambak lebih keras lagi nih."

Ehh aku harus ngomong apa nih. Sumpahh sakit banget. Aku gak bisa lepasin tangannya dari rambutku lagi.

"Pakek nangis lagi. Baru aja aku jambak dikit doang udah nangis. Dasar cengeng."

Apa? Kamu bilang dikit doang. Rambutku rasanya mau copot semua taiikkk.

Asuuuu emang aku gak bisa gerak lagi nih. Kak Dika tolongin Maura.

"Awas aja ya kalo kamu berani deket-deket sama Dika lagi. Aku bakalan lakuin yang lebih dari ini."

Auuwww...siapa lagi tu orang. Untung aja dia udah pergi. Tatapannya itu lo ya ampun. Bikin aku gak bisa gerak. Tapi sekarang Aku nggak boleh nangis lagi. Aku harus kuat. Tapi kenapa hari ini masalahnya makin nambah aja.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang