03.

54 7 0
                                    

Mereka berempat sampai ditempat balapan motor. Maura kaget melihat banyaknya orang yang datang untuk melihat pertandingan itu.

"Waow...rame bangeet!"ucap Lina girang.

"Pastilah bakalan serame ini. Karenakan yang bakalan tanding raja jalanan mana terpopuler lagi."ucap Salsa penuh semangat.

Merekapun pergi mencari tempat untuk menonton pertandingan yang sebentar lagi akan segera dimulai.

Maura melihat Dika yang baru saja tiba ditempat pertandingan dengan stayl yang jangan ditanya lagi. Dika selalu tampil keren dan tampan tentunya.

Pertandinganpun dimulai. Semua orang sangat antusias melihat pertandingan antar kedua mahluk terkeren itu.

Semua orang terutama Maura tidak sabar menunggu siapa yang akan memenangkan pertandingan tersebut.

"Maura tadi kamu ngomongin masalah itu ya ke kak Angga."tanya Lili yang mengetahui masalah yang dihadapi sahabatnya ini.

"Iya Li. Aku harus tahu kenapa dia ngindarin aku. Setiap aku cari kerumahnya dia selalu gak ada. Padahal dia itu orangnya gak suka keluar kalau gak ada yang penting."

"Iya aku tahu Maura. Sebenarnya tadi aku yang mau nanyain hal itu ke kak Angga mumpung dia dirumah. Tapi karena aku juga tahu kamu mau kerumah. Yaudah biar kamu sendiri aja yang nanyain. Biar makin jelas."ucap Lili sambil memegang tangannya Maura. Mendengar hal itu membuat Maura tersenyum.

"Terimakasih. Kamu memang sahabatku yang terbaik. Oh ya? Tadi kak Angga kerumahmu mau ketemu Kak Delon ya?"tanya Maura penasaran.

"Iya. Tapi kakakku lagi keluar bentar makanya aku suruh kak Angga nunggu dibelakang rumah."

"Oh pantesan tadi aku gak liat kak Delon."ucap Maura sambil melihat kesekitar pertandingan karena Ia merasa aneh.

"Kamu kenapa sih!"ucap Lili yang heran melihat tingkahnya Maura.

"Aku cuma mau cari anak yang dua itu Li kok gak ada."

"Iya ya. Perasaan tadi mereka paling depen tuh. Kalau ada yang paling heboh itu pasti mereka."ucap Lili ketawa sambil memegang perutnya. Maura hanya tersenyum melihat tingkah laku sahabatnya itu.

"Aku ketoilet bentar ya Li. Kamu susulin aja mereka biar gak sendirian. Nanti aku kesana."ucap Maura sambil pergi meninggalkan Lili menuju ketoilet.

Maura sudah merasa lebih lega sekarang. Tetapi setelah keluar dari toilet. Maura sangat kaget karena melihat Angga disana.

Angga tersenyum melihat ekspresi yang selalu membuatnya merindukan Maura. Dari kecil sampai sekarang dia selalu menginginkan gadis ini. Dan sekarang setelah Ia tahu kalau hatinya menyayangi Maura melebihi rasa sayang seorang kakak. Angga akan memperjuangkan perasaan yang dimilikinya.

"Maura aku m-mau ngomong sama kamu. Tapi gak disini."ucap Angga serius sambil terus menatap Maura.

"Kak Angga sukanya ngagetin. Iya udah kita ngomong dimana."

"Ayo ikut kakak."

"Tapi kak jangan jauh-jauh soalnya Maura takut. Nanti maura dicariin lagi sama anak-anak itu."ucap Maura khawatir.

Angga hanya mengangguk dan menggandeng tangannya Maura kesuatu tempat yang tidak terlalu rame.

"Ayo dong kakak mau ngomong apa kok dari tadi diem aja."ucap Maura.

"Kakak mau tanya suatu hal sama Maura tapi Maura janji gak akan marah."

"Kakak ini serius banget. Ya udah Maura gak akan marah."

"Kalau seandainya kakak punya perasaan sama Maura gimana?"tanya Angga gugup.

"Maksudnya kakak suka sama Maura."

"Iya maksud kakak itu."

"Hahahaha...ya ampun kakak ngajak maura kesini kirain mau nanyak apaan. Ternyata cuman itu. Lagi pula gak mungkin kakak suka sama Maura. Type kakak kan gak kayak Maura."ucap Maura sambil terus tertawa.

"Tapi kalau beneran kakak..."ucapan Angga terpotong karena suara handphonenya yang berbunyi. Karena kesal momennya diganggu. Angga mengambil handphonenya dan mematikannya.

"Kenapa dimatiin kak."ucap Maura yang bingung.

"Biar gak ada yang ganggu. Jadi gini Maura kalau seandainya..."ucapan Angga juga terpotong karena suara handphonenya Maura yang bunyi.

"Bentar ya kak. Temennya Maura nelpon nih."ucap Maura sambil menerima panggilan dari sahabatnya itu.

"Kak Angga maaf ya. Maura disuruh kesana nih sama temen soalnya mau nonton balapan. Nanti kita lanjutin lagi kak."ucap Maura dan pergi meninggalkan Angga.

"Iya nanti kakak kerumahmu."teriak Angga. Walaupun sedikit kecewa tetapi Angga masih memiliki harapan untuk menyatakan perasaannya kepada Maura.

Maura kesusahan mencari lokasi dimana tempat ketiga sahabatnya itu berada. Karena sangat rame dan situasinya sangat ribut.

"Kak Dikaaaa..."

"Love you Dikaaaa.."

"Ayo cepet my sweet hurt. Kamu pasti menang..."teriak semua gadis yang mendukung Dika. Maura melihat Dika yang pertamakali muncul di jalanan sementara Doni berada dibelakangnya. Dan pemenangnya sudah pasti Dika.
Semua orang heboh dan menghampiri sang juara raja jalanan.

Maura yang tidak tahan karena terus mendapatkan dorongan dari orang-orang sekitar. Diapun memilih pergi ketempat yang tidak terlalu rame.

Maura duduk di bawah pohon sambil meminum minuman yang diberikan Salsa kepadanya dengan sangat rakus saking hausnya.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang