18.

31 5 0
                                    

Lili terus merasa gelisah didalam kelas. Ia tidak sengaja tidak membangunkan Maura ketika Buk gurunya datang. Karena dia terus melamun. Tau-tau aja dia udah liat gurunya berdiri di depan bangkunya. Dan memarahi Maura.

"Semoga Maura baik-baik saja."ucap Lili dalam hati.

Maura merasa sangat pusing. Karena matahari sudah naik dan cuacanya sangat panas. Ia juga tadi malem gak tidur malah paginya dihukum kayak gini. Ia tidak tahan dengan terik matahari yang menyengat kulitnya. Tapi diujung sana ada gurunya yang selalu mengawasinya. Ia mau tidak mau harus menahannya. Disisi lain Angga terus sibuk mengatur teman-temannya. Dan melupakan Maura yang menunggu pertolongan darinya.

"Li. Kamu kenapa sih dari tadi liat Maura aja. Kerjain tugas yang diberikan Buk guru. Kamu mau dihukum.''ucap Salsa yang melihat Lili gelisah dan terus memperhatikan Maura.

"Iya Li. Tugas inikan harus jadi hari ini juga. Mana banyak lagi."ucap Lina yang ikut-ikutan memperingati Lili.

"Iya."ucap Lili lemah dan Ia mulai fokus dengan tugasnya yang banyak itu.

Dika berjalan santai menuju kekamar mandi. Ia melihat Maura yang berdiri ditengah lapangan sambil hormat. Ia mencoba menghampiri Maura untuk memastikan penglihatannya. Dan didisi lain Maura tidak tahan lagi. Kali ini Ia benar-benar merasa sangat haus dan kepalanya sangat pusing. Dan akhirnya Ia pingsan.

Dari kejauhan gurunya melihat Maura yang terjatuh. Dan langsung pergi menghampirinya. Tetapi disaat itu juga gurunya melihat Dika berlari menghampiri Maura dan membawanya menuju ke uks.

"Maura kamu yang kuat. Kamu kenapa bisa ada disitu."ucap Dika yang gelisah memikirkan Maura. Kenapa bisa dia berdiri ditengah lapangan dan dibawah teriknya sinar matahari.

Dika memanggil semua pengurus pmr untuk memeriksa keadaannya Maura. Ia sangat cemas dan terus menemani Maura. Setelah Maura diperiksa ternyata dia hanya demam biasa dan dehidrasi. Itu yang menyebabkannya pingsan.

"Dika sampaikan maafnya Ibuk ya ke Maura. Nanti kalau dia sudah sadar."ucap gurunya Maura setelah mendengar keadaannya Maura. Dika hanya mengangguk dan duduk disampingnya Maura. Setelah merasa agak tenang karena Maura sudah mendapatkan perawatan. Buk Lia gurunya Maurapun pergi menuju kekelas untuk melanjutkan pelajaran yang tertunda.

"Maura kamu gapapa kan."tanya Dika ketika melihat kedua matanya Maura terbuka. Maura hanya diam dan memegang kepalanya yang terasa sangat sakit.

"Nih minum dulu."ucap Dika yang memberikan air putih kepada Maura.

"Maura kok disini kak."tanya Maura bingung setelah minum air putih yang diberikan Dika.

"Tadi Maura pingsan dilapangan."ucap Dika sambil mengelus lembut kepalanya Maura.

"Maura mau pergi kak."ucap Maura pelan dan pergi dari uks. Tapi belum sempat Maura pergi. Dika memegang tangannya Maura.

"Kamu mau kemana Maura."tanya Dika khawatir.

"Maura mau kelapangan kak. Nanti Buk Lia marah sama Maura."ucap Maura yang mencoba melepaskan genggaman tangannya Dika dari tangannya.

"Tadi Buk Lia kesini. Dia gak marah sama Maura. Dia malah minta maaf sama Maura. Lebih baik kamu istirahat aja."ucap Dika serius. Maura hanya mengangguk karena memang kepalanya masih terasa pusing.

"Kenapa kakak masih disini."ucap Maura sambil melihat Dika yang duduk disampingnya.

"Ya mau jagain Maura disini. Emang nggak boleh ya."ucap Dika sambil tersenyum manis kearah Maura.

"Ya tapi nanti diliat orang kak. Terutama sama fansnya kakak tuh."ucap Maura pelan.

"Dari tadi juga sudah banyak kok yang liatin kita berdua."ucap Dika.

"Masak sih kak kok bisa."teriak Maura tanpa sadar.

"Ya bisalah. Kan yang gendong kamu kesini itu kakak."ucap Dika polos.

"Jadi kakak yang bawa Maura ke uks."teriak Maura histeris.

"Aduuuh Maura gendang telinganya kakak mau pecah nih."ucap Dika sambil menutup kedua telinganya.

"Aduuuh gawat nih."ucap Maura yang mengkhiraukan omelannya Dika. Maura hanya memikirkan bagaimana nasibnya setelah keluar dari uks.

"Kamu kenapa sih."tanya Dika yang bingung melihat Maura yang mengacak-acak rambutnya.

"Kita pasti digosipin yang enggak-enggak kak. Terus kalo kita ketahuan pacaran gimana?"tanya Maura yang panik.

"Ya bagus dong!"

"Kalian pacaran."tanya Angga yang dari tadi menguping pembicaraan mereka berdua didepan pintu uks.

"Kalo iya kenapa."ucap Dika sambil menatap tajam Angga. Sementara Maura hanya diam mematung saking kagetnya.

"Maura apa bener kamu pacaran sama pria brengseng seperti dia."ucap Angga sambil menunjuk Dika.

"Brengsek. Maksud lo apa."teriak Dika sambil menunjuk balik Angga.

"Ya maksud aku kamu itu memang brengsek. Kamu pasti ngerti kan. Apa maksudku."ucap Angga sambil menatap Dika tajam.

"Udah udah kak. Kalian jangan kayak anak kecil napa. Kak Angga nanti kita bicara masalah ini dirumah."ucap Maura sambil menatap Angga serius.

"Dan kak Dika please pergi dari sini sekarang juga."ucap Maura tegas.

"Tap..."

"Please kak."ucap Maura sambil menatap Dika memohon. Dika hanya diam dan menatap Angga sebelum pergi dari uks.

Setelah keluar main Lili pergi menemui Maura di uks untuk melihat keadaannya.

"Maura. Eh kak Angga disini juga."ucap Lili yang melihat Angga ada di ruang uks.

"Kenapa pada diem-dieman gini."tanya Lili yang heran melihat tingkah mereka berdua.

"Kak Angga sekarang bisa pergi dari sini. Ada Lili yang jagain Maura."ucap Maura tanpa melihat kearah Angga.

"Kak disini ada Lili yang jagain Maura."ucap Maura lagi karena Angga tidak pergi dari uks. Mendengar hal itu membuat Angga pergi dari uks. Walaupun Ia masih ingin menemani Maura.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang