09.

30 5 0
                                    

Setelah pulang sekolah. Lili dan Lina pergi mencari Salsa. Karena semenjak Salsa mendengar kedekatan Dika dan Maura dari Lili. Salsa pergi entah kemana. Mereka khawatir dengan keadaannya Salsa saat ini. Mereka terus mencoba menghubungi Salsa. Tetapi hasilnya tetap sama. karena handphonenya Salsa tidak aktif. Merekapun mencoba untuk menghubungi keluarganya Salsa. Dan mereka mendapatkan kabar bahwa Salsa saat ini ada dirumah. Merekapun langsung menuju kerumahnya Salsa.

Mereka tiba dirumahnya Salsa. Tetapi mereka dilarang masuk oleh satpam rumahnya Salsa. karena tidak bisa masuk untuk menemui Salsa. Merekapun pergi kerumahnya Maura.

Didepan gerbang rumahnya Maura. Mereka melihat Dika yang sedang mondar-mandir sambil sesekali memandangi rumahnya Maura denga penuh khawatir. Lili dan Lina turun dari mobil dan menghampiri Dika.

"Kakak gak masuk."ucap Lili.

"Hmm.. lain kali aja. Kakak pamit dulu ya? Salam buat Maura."ucap Dika dan pergi meninggalkan Lili dan Lina.

"Ayo kita masuk Lin. Udaahh jangan liatin motornya kak Dika. Orangnya udah jauh tuh."ucap Lili yang melihat Lina terus melihat kepergiannya Dika.

"Ya."ucap Lina lesu. Mereka masuk kerumahnya Maura dan menyalami Mamanya Maura.

"Kalian langsung masuk aja kekamarnya Maura. Dia ada disana dari tadi malam. Gak mau keluar"ucap Indri Mamanya Maura. Mereka berduapun pergi kekamarnya Maura untuk melihat bagaimana keadaannya.

"Maura bagaimana keadaanmu sekarang."ucap Lina sambil duduk ditempat tidurnya Maura.

"Baik."ucap Maura sambil tersenyum kekedua sahabatnya itu.

"Ya baik. Tapi hatinya tentu saja tidak."ucap Lili yang berdiri didepan pintu kamarnya Maura.

"Sudahlah Li."ucap Maura sedih.

"Kamu yang sudah Maura. Aku tahu kamu trauma. Tapi kalau kamu kayak gini terus. Kamu bisa sakit parah. Jangan terlalu mikirin apa yang akan terjadi kedepannya. Kamu cukup menjalaninya saja."ucap Lili yang mencoba menyemagati Maura.

"Bener apa katanya Lili Maura. Kami akan selalu ada untukmu. Kami juga akan selalu mendukungmu Maura. Jadi kamu gak usah khawatir."ucap Lina yang ikut menyemangati Maura.

Maurapun tersenyum dan memeluk kedua sahabatnya. Maura sangat bersyukur karena memiliki sahabat seperti mereka.

"Terimakasih. Kalian memang yang terbaik. Sekarang aku gak akan mikirin apapun karena kalian akan ada untuk mendukungku."ucap Maura. Merekapun tertawa bersama.

"Salsa mana?"tanya Maura yang baru sadar kalau dia tidak melihat Salsa dari tadi.

"Dia ma..."ucapan Lina terpotong karena Lili yang memegang pundaknya Lina sambil tersenyum kearah Maura.

"Salsa tidak bisa datang. Katanya sih lagi ada masalah dikit. Jadi pengen sendiri dulu"ucap Lili. Mendengar hal itu Maura hanya mengangguk. Maura melupakan semua traumanya dan kembali ceria seperti dulu lagi.

"Maura sayang diluar ada Angga tuh."ucap Indri Mamanya Maura.

"Bilang aja Maura sudah tidur."ucap Maura sambil menutupi wajahnya dengan selimut.

"Kalau kamu ada masalah sama Angga. Bicara baik-baik dong sayang. Lagi pula Diakan juga sepupu kamu. Bukan orang lain."ucap Indri.

"Kita gak berantem Ma. Masalahnya Maura ngantuk nih besok mau sekolah."ucap Maura yang mencoba meyakinkan Mamanya.

"Pasti ada masalah. Biasanya kalau Angga dateng langsung kamu samperin. Walaupun itu tengah malem."ucap Mamanya Maura sambil membuka selimut yang menutupi wajahnya Maura.

"Ayo sana samperin. Apapun masalah itu harus kamu selesaikan dengan baik-baik."ucap Indri sambil mengelus wajah putrinya dengan lembut. Mendengar hal itu membuat Maura jadi lebih tenang.

Maura menghampiri Angga yang ada diruang tamu. Dia melihat Angga yang berpenampilan tidak seperti biasanya. Pakaiannya yang tidak rapi. Wajahnya yang kusut. Dan Rambutnya yang acak-acakan.

"Maura. Aku minta maaf atas kejadian waktu dipesta dansa itu. Aku bener-bener tidak sadar Maura."ucap Angga sambil terus melihat Maura yang duduk didepannya.

"Kenapa bisa kakak mabuk. Ok! Maura tahu kakak emang kadang-kadang minum. Tapi kakak minum kalau lagi ada masalahkan. Sedangkan saat itu kita lagi ada dipesta temennya kakak."ucap Maura yang mencoba tenang.

"Iya saat itu kakak lagi ada masalah. Makanya kakak minum. Tapi kakak bener-bener menyesal Maura. Please Maura maafin kakak ya. Kakak janji gak bakalan ulangin lagi."ucap Angga sambil memegang kedua tangannya Maura untuk meyakinkannya.

"Iya kak. Tapi ingat kakak gak akan pernah kayak gitu lagi. Dan satu lagi kakak harus minta maaf ke kak Dika."ucap Maura.

"Iya kakak janji. Dan besok kakak akan minta maaf ke Dika. Kakak akan ngelakuin apapun itu asalkan Maura mau maafin kakak."ucap Angga tersenyum sambil terus memegang kedua tangannya Maura.

"Angga kamu gak nginep."ucap Indri Mamanya Maura ketika Angga pamit untuk pulang kerumahnya karena sudah sangat malam.

"Lain kali aja tante. Soalnya Angga gak bawa baju."ucap Angga tersenyum dan pergi dari rumahnya Maura setelah berpamitan kepada Indri dan Maura.

Happy readers...

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang