EUNKWANG'S STORY 2

322 27 11
                                    

.....

"Hyung kau mabuk?" Tanya pemuda itu.

"Hmmm..." Eunkwang mengangkat kepalanya dan melihat wajah pemuda itu. Dia lalu tersenyum.

"Hyung kau sangat mabuk!" Kata pemuda tersebut.

"Ya, aku tidak mabuk! Minho-ah, kau membuatku menunggu!" Eunkwang semakin mabuk.

"Mianhe Hyung! Tadi aku ada janji dengan Hana. Aku benar benar minta maaf." Kata pemuda yang bernama Minho itu sambil membungkukkan badannya tanda minta maaf.

"Hana-ssi? Kang Hana? Hmmm, aku..." Eunkwang menghentikan perkataannya dan meminum segelas soju.

"Aku tidak mengerti mengapa kalian begitu sangat... Ah tidak, tapi sangat sangat sangat sangat dekat. Wae? Apa yang terjadi?" Tanya Eunkwang dalam keadaan mabuk berat.

"Hyung, aku minta maaf tidak memberitahukan hal ini sebelumnya kepadamu. Sebenarnya aku dan Hana dulu pernah menjalin hubungan sekitar tiga tahun lalu. Saat kelulusan SMA, hubungan kami berakhir karena aku harus ikut ayahku ke London, sedangkan dia masih di Busan untuk menjalankan bisnis keluarganya. Tapi saat aku pindah kesini bertemu denganmu dan menjadi temanmu, aku merasa bahwa aku berteman dengan seorang peri cinta. Karena kau, aku dan Hana bisa kembali bersatu. Bulan depan kami akan bertunangan." Terang Minho.

"Selamat! Sebagai kakakmu, temanmu, dan peri cintamu, aku ucapkan selamat! Kau benar benar berhasil mendapatkan hatinya. Tae Minho! Ya!!!!!!!!!" Teriak Eunkwang yang membuat orang orang di bar itu menengok ke arah mereka berdua.

Dengan sigap Minho membungkam mulut Eunkwang dengan tangannya dan menariknya keluar dari bar tersebut.

Saat diluar bar, Eunkwang melepaskan tangannya dari cengkeraman Minho. Ia berusaha untuk berdiri setegak mungkin.

"Jangan khawatirkan aku! Aku tidak apa apa. Gwaenchanha!" Kata Eunkwang.

"Bagaimana aku tidak cemas? Bahkan berdiri pun kau masih belum benar! Hyung, kau bodoh!" Kata Minho sambil kembali membantu Eunkwang berjalan.

"Siapa yang bodoh? Aku? Ya, tentu saja aku bodoh! Kau mau apa, huh!" Eunkwang mengelak dan mencoba berjalan, namun karena terlalu mabuk ia justru berulang kali terjatuh.

"Ya! Ada apa denganmu? Hyung, kau seperti orang yang putus cinta." Kata Minho sambil berusaha menaikkan Eunkwang ke punggungnya.

"Hyung, aku akan mengantarmu pulang!" Tanpa menunggu jawaban dari Eunkwang, Minho segera masuk ke mobil Eunkwang dan mengantarnya pulang ke rumah.

Sesampainya di depan rumah Eunkwang, Minho merasa kebingungan karena tidak tahu kata sandinya.

"Hyung!!!! Bangun!!! Kita sudah sampai! Apa kata sandinya? Kita akan membeku disini!" Minho berusaha membangunkan Eunkwang dengan cara menggoyang goyangkan badannya yang tergeletak di depan pintu.

"Ah benar! Kata sandi biasanya berhubungan dengan sesuatu yang penting. Kau pernah berkata bahwa sesuatu yang penting bagimu, selain keluargamu adalah aku dan Hana. Ini berhubungan dengan tanggal lahir, ia kan?" Tanya Minho yang tentu saja tidak dijawab oleh Eunkwang yang sedang tertidur.

Minho pun bangkit dan mulai menekan tombol di pintu itu. Baru pertama menekan tombol, pintu pun bisa dibuka. Minho tersentak kaget.

"941407? Bukankah itu tanggal lahirnya Kang Hana? Ah iya, tentu saja karena dia juga termasuk orang yang penting bagi Hyung." Kata Minho berusaha menepis pikiran nakalnya.

Setelah itu ia memapah Eunkwang ke kamarnya dan keluar dari kamar Eunkwang. Ia berjalan ke dapur untuk membuat makanan. Tapi ia tak menemukan bahan makanan apapun. Yang ia temukan hanyalah bungkus ramen bekas Eunkwang tadi. Minho kemudian pergi keluar rumah.

Beberapa saat kemudian, Minho kembali membawa beberapa kantung belanjaan. Ia mengeluarkan seluruh bahan makanan dan menaruhnya di kulkas. Setelah itu ia pun pulang kerumahnya, setelah sebelumnya memasak nasi dan sup ayam untuk Eunkwang. Waktu itu jam menunjukkan pukul 3 pagi.

09:00 KST
Cahaya pagi mulai memasuki kamar Eunkwang. Eunkwang yang merasa terganggu, kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh badannya. Namun karena hari sudah pagi, ia tidak dapat memejamkan matanya kembali. Dengan kepala yang masih terasa sedikit pusing, dia pun berusaha bangkit dari kasurnya dan pergi ke dapur untuk mencari air.

Saat ia minum, ia tak sengaja melirik meja makan yang terdapat tudung sajinya. Eunkwang paham betul, jika ada tudung saji di meja makannya pasti ada makanan di dalamnya. Ia pun membuka tudung saji itu dan menemukan sup ayam di dalamnya.

SAAT KAU SADAR, SUP INI PASTI SUDAH DINGIN. AKU TAHU KEBIASAAN MU HYUNG! SAAT LAPAR, KAU TIDAK AKAN PEDULI APAKAH MAKANANMU PANAS ATAU DINGIN. TAPI KAU HABIS MABUK, KAU PERLU SESUATU YANG HANGAT UNTUK PERUTMU! PANASKAN SUPNYA! SARANGHAE!

Ternyata selain makanan ia juga menemukan secarik kertas memo yang tentu saja dari Minho. Eunkwang pun segera mengambil sup dalam panci itu dan memanaskannya kembali. Ia juga mengoreng tiga telur mata sapi. Setelah itu ia pun memakan sup ayam dan telur goreng tersebut bersama nasinya. Beberapa suapan berhasil ia lakukan. Namun saat suapan yang terakhir, ia menaruh sendok supnya dan terdiam.

"Benar! Aku memang butuh tenaga!" Kata Eunkwang sambil terus memakan makanannya.

Selesai makan ia segera mencuci peralatan makannya dan pergi ke kamar mandi untuk mandi karena sudah mulai gerah akibat baju yang ia pakai semalaman.

To be continue...



*Note : Kenapa abangku jadi begini? Apakah kalian sudah menemukan permasalahannya Melody? Ok next part ya! Salam gwaenchanha!😍😍😍

BTOB'S ROMANCE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang