Sungjae's Story 4

15 2 0
                                    

Apartemen Chanwoo
22:45 KST
Chanwoo baru saja pulang dari tugasnya sebagai polisi. Ia terlihat sangat lelah. Maklumlah, seharian ini ada beberapa laporan kriminal yang datang padanya.

“Hyung, darimana saja kau???” Ucap Sungjae yang entah mengapa sudah berada di apartemen Chanwoo.

“Astaga kaget aku!” Ucap Chanwoo terkejut saat melihat Sungjae tiba-tiba sudah ada dihadapannya. Saat itu Chanwoo baru saja melepas seragam polisinya.

“Ya!!! Sejak kapan kau berdiri disitu? Aku kan sudah bilang jika ingin masuk harus minta izin terlebih dulu!” Ucap Chanwoo kesal.

“Lalu untuk apa minta izin jika kau sendiri yang memberikan passwordmu padaku?” Ucap Sungjae tak mau disalahkan.

“Aku yang memberikan? Ah iya aku lupa! Itu adalah hal terbodoh yang pernah aku lakukan.” Ucap Chanwoo merutuki diri sendiri.

“Lalu untuk apa kau kemari?” Tanya Chanwoo.

“Aku sudah menemukannya!” Ucap Sungjae dibarengi oleh senyum ceria bercampur misterius diwajahnya.

“Apa maksudmu? Menemukan apa?” Tanya Chanwoo tak mengerti.

“Ah hyung kemarilah! Ayo duduk disini dengan nyaman!” Tawar sunjae  sambil menepuk-nepuk sofa berwarna hijau tua dihadapannya, berlagak seperti yang punya rumah.

“Seharusnya aku yang bilang begitu!” Ucap Chanwoo, si pemilik yang asli.

“Oh iya aku lupa!” Ucap Sungjae sambil meringis memperlihatkan giginya.

“Baiklah. Ceritakan padaku apa yang terjadi.” Pinta Chanwoo setelah mereka sama-sama duduk di sofa.

“Aku rasa dia orangnya.” Ucap Sungjae.

“Apa maksudmu? Ya, bicara yang jelas!” Ucap Chanwoo tak sabaran.

“Gadis itu. Sepertinya benar dia.” Ucap Sungjae.

“Gadis yang mana? Bicaara yang jelas! Jangan sepotong-sepotong!” Pinta Chanwoo tidak paham.

“Anak perempuan yang muncul dalam mimpiku selama beberapa tahun belakangan ini.” Ucap Sungjae.

“Yang sering kau ceritakan itu? Bukankah kau mulai bermimpi sejak ingatanmu berangsur-angsur kembali? Benarkah? Bagaimana bisa?” Tanya Chanwoo.

“Aku sudah bilang kan? Itu berdasarkan kenyataan.” Ucap Sungjae.

“Tapi, bagiamana kau yakin kalau itu dia? Sedangkan di mimpimu dia masih menjadi anak perempuan dan di dunia nyata dia sudah menjadi seorang gadis?” Tanya Chanwoo.

Sungjae kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan sapu tangan yang memang selalu ia bawa kemana-mana.

“Kau tahu kan? Ingatanku sudah kembali. Di mimpiku aku melihat jelas sapu tangan dengan rajutan bunga mawar ungu ini. Sapu tangan ini milik gadis itu. Perhatikan baik-baik!” Ucap Sungjae sambil memberikan sapu tangan tersebut kepada Chanwoo untuk diperiksa.

“Selain itu dia alergi mawar ungu. Dalam mimpiku anak perempuan itu terlihat sangat ketakutan melihat kelopak mawar ungu yang berserakan di lantai. Itu juga ada dalam ingatanku. Bukankah mawar ungu merupakan petunjuk penting?” Lanjut Sungjae.

“Tunggu dulu! Lalu siapa gadis yang kau maksud itu?” Tanya Chanwoo penasaran.

“Namanya Han Moora. Dia bekerja di Moon and Sun.” Jawab Sungjae.

“Bukankah itu caffe milikmu? Bagaimana bisa?” Tanya Chanwoo lagi semakin penasaran.

“Jika takdir sudah ikut campur, maka apapun bisa terjadi.” Jawab Sungjae tiba-tiba berubah bijak dan dewasa.

BTOB'S ROMANCE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang