PENIEL'S STORY 2

17 5 0
                                    

Musim gugur
27 September 2017
Rumah Peniel

Kringggg kringggg

*Via telepon
"Halo?" Sapa Peniel
"Bagaimana kondisi disana?" Tanya penelpon.
"Sejauh ini baik." Jawab Peniel.
"Baiklah kalau begitu. Beritahu apapun yang terjadi dan berhati-hatilah jangan sampai ketahuan, arasseo?!" Tanya penelepon.
"Mengapa kau menyuruhku menjadi mahasiswa?" Tanya Peniel.
"Itu karena tampangmu masih cocok jadi mahasiswa." Jawab penelpon.
"Bukan itu, ada profesi lainnya, kenapa harus mahasiswa. Kau tahu kan betapa senangnya aku saat lulus dan menyelesaikan pendidikanku waktu itu." Ucap Peniel sedikit merasa kesal.
"Bedebah itu juga belajar di kampusmu. Tapi namanya tidak ada dalam daftar. Itulah sebabnya aku menyuruhmu seperti ini." Ucap penelpon.
"Iya aku mengerti. Aku tutup teleponnya." Ucap Peniel mengakhiri pembicaraan.

****

17:23 KST
Peniel sedang mengamati pemandangan dari balik jendela rumahnya. Nampak angin musim dingin mulai berhembus. Namun tiba-tiba matanya tertuju pada seorang pejalan kaki bermantel hitam. Cara jalannya sungguh mencurigakan. Ia pun mengambil kamera dan memoto beberapa kali orang tersebut dari balik jendelanya. Setela itu ia tutup horden dan fokus dengan apa yang baru dia foto tadi. Ia kemudian mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

****

*Via telepon
"Halo?" Ucap Peniel.
"Peniel. Ada apa?" Ucap Penerima telepon.
"Hyung aku akan mengirim gambar seseorang. Tolong periksa siapa dia dan apa yang sedang dia lakukan." Ucap Peniel.
"Memangnya dia siapa?" Ucap Penerima telepon.
"Aku sendiri tidak tahu. Tapi, aku merasa ada yang aneh dengan dia. Makanya aku butuh bantuanmu." Ucap Peniel.
"Baiklah. Kirim sekarang agar aku bisa mengerjakannya." Ucap Penerima telepon.
"Terima kasih hyung." Ucap Peniel.
"Nee." Ucap Penerima telepon.
"Ah, hyung!" Ucap Peniel.
"Apa? Kenapa? Apa lagi? Kau butuh apa?" Ucap penerima telepon.
"Pak Kim. Aku sudah dapat rekaman tentang kasus pak Kim. Kau bisa tangani sisanya?" Ucap Peniel.
"Araseo aku mengerti. Baiklah aku tutup telponnya." Ucap penerima telpon mengakhiri pembicaraan mereka.

****

Lima belas menit kemudian.
Ting....
Suara ponsel Peniel berbunyi. Pertanda ada notifikasi yang masuk. Ia pun buru-buru membuka notifikasi tersebut. Terdapat pesan email dari orang yang ia telepon barusan.
"Woah cepat sekali!" Gumam Peniel.
Ia pun langsung memindahkan data tersebut ke laptopnya. Ia meneliti dengan saksama data tersebut.
"Hmmm, Tae Min Soo?" Gumam Peniel sambil sesekali menyeruput ice cocholate kesukaannya.
Kring....
Tiba-tiba ponselnya kembali berdering

****

*Via telepon
"Halo?" Ucap Peniel.
"Ini aku." Ucap Yuri.
"Nee. Ada apa?" Ucap Peniel.
"Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas bantuanmu waktu itu. Aku tahu ini sudah sangat telat. Tapi aku merasa tak enak. Hmmm bagaimana kalau aku buatkan makan siang besok?" Ucap Yuri.
"Yuri~ah!" Ucap Peniel.
"Nee?" Ucap Yuri.
"Pastikan kau berada di dekat perapian. Jangan sampai suhumu turun lagi. Kau nampak menggigil." Ucap Peniel.
"Terima kasih. Ternyata kau perhatian juga." Ucap Yuri.
"Aku hanya mengingatkan. Sudah ya aku banyak urusan." Ucap Peniel mengakhiri pembicaraan.

Krucuk krucuk

"Ah mengapa tadi membicarakan makanan di saat aku sedang fokus bekerja dan tak ingin makan?" Ucap Peniel sedikit kesal.
Peniel pun keluar dari kamar untuk mencari obat penyembuh rasa lapar. Apalagi kalau bukan makanan.
"Apakah kau ingin makan?" Ucap Yook Kwon tiba-tiba.
"Ah kaget aku!" Ucap Peniel.
"Maafkan aku. Aku masuk tanpa izin." Ucap Yook Kwon.
"Tapi, mengapa kau bisa masuk?" Tanya Peniel.
"Oh. Aku lihat pintumu terbuka. Jadi aku pikir kau ada di dalam." Jawab Yook Kwon.
"Oh. Benarkah?" Ucap Peniel seperti meragukan jawaban Yook Kwon.
"Ya! Ayo kita makan! Aku bawa banyak makanan." Ucap Yook Kwon menepis keraguan Peniel.
"Baiklah. Aku senang kau memaksaku untuk ini." Ucap Peniel.
Mereka pun makan bersama di tengah musim gugur yang dingin.

BTOB'S ROMANCE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang