PENIEL'S STORY 10 [END]

20 5 0
                                    

23 November 2017
Esok hari
Peniel saat ini berada di kantor BIN. Semalam setelah tersadar, Peniel melihat Yuri yang masih belum sadar. Namun saat dokter bilang, kondisi Yuri sudah membaik dan tidak apa-apa, ia memutuskan untuk kembali ke tempatnya bekerja.
“Annyeonghaseyo.” Sapa Peniel pada tiap orang.
“Peniel!!” Sapa David.
“Hyung! Annyeonghaseyo!” Sapa Peniel yang langsung berjalan ke arah David.
“Mengapa kau jadi ramah begini? Ada apa? Tanya David.
“Mungkin karena akhirnya aku bisa membersihkan nama baik orang tuaku. Mereka pasti senang disana.” Ucap Peniel.
Terlihat ada air mata ketabahan dan keikhlasan di dalamnya.
“Dan untuk itu aku minta maaf. Aku benar-benar menyesal telah ikut menuduh orang tuamu bersalah.” Ucap David.
“Sudahlah hyung. Siapa pun akan melakukan hal yang sama saat keluarganya tewas dengan cara seperti itu.” Ucap Peniel sambil mengelus pundak David.
“Jadi itu sebabnya kau bersikeras masuk kesini? Kau ingin membuktikan kalau orang tuamu tidak bersalah, begitu?” Tanya David.
“Begitulah.” Ucap Peniel.
“Tapi kenapa hari ini kau berpakaian serba hitam?” Tanya David saat melihat penampilan Peniel dari atas hingga bawah.
“Aku ingin melihat orang tuaku.” Ucap Peniel.
“Oh begitu. Aku jadi ingin melihat appa ku juga.” Ucap David.
“Ngomong-ngomong dimana orang tuamu dimakamkan?” Ucap Peniel.
“Tidak jauh dari sini.” Ucap David.
“Apa? Apa mungkin....” Peniel tak meneruskan kata-katanya dan menatap David. David pun mengerti maksudnya.
“Hyung, kami... “
“Aku mengerti aku izinkan.” Ucap komandan yang memotong ucapan Peniel.
“Baguslah.” Ucap Peniel.
Setelah mendapat izin dari komandan mereka, Peniel dan David pun segera pergi ke tempat kremasi orang tua mereka.

****

11:09 KST
Saat sampai disana, mereka melihat ada seorang wanita menaruh bunga di samping guci abu orang tua mereka. Mereka pun menghampiri wanita itu.
“Maaf, siapa kau?” Tanya David.
“Kalian sudah besar rupanya.” Ucap wanita itu.
“Kau mengenal kami?” Tanya Peniel.
“Tentu. Kalian anak-anak Shin yang tumbuh dengan baik.” Ucap wanita itu.
“Maaf, tapi anak tuan Shin hanya dia.” Ucap David meralat perkataan wanita itu.
“Boleh kita duduk di luar?” Pinta wanita itu.
Setelah berada diluar gedung, mereka duduk di salah satu anak tangga. Dan mulai perbincangan serius.
“Kenalkan, aku Soo Hyura. Istri dari mendiang Kim Soobin.” Ucap wanita tersebut memperkenalkan diri.
“Jadi, kau ibuku?” Ucap David tidak percaya.
“Iya. Tapi aku hanya ibu angkatmu.” Ucap Hyura.
“Apa maksudmu?” Tanya David heran.

Huufffffttt

Hyura mengembuskan nafas panjang.
“Sepertinya tak satu pun dari mereka bertiga yang menjelaskan situasi ini. Baiklah akan aku jelaskan.” Ucap Hyura.
“Kami berempat adalah sahabat sejak kecil. Waktu itu usaha Shin mulai berkembang pesat dan ia mulai menjadi konglomerat. Namun entah mengapa, ia dan istrinya mulai bosan menikmati hasil kekayaan mereka. Akhirnya mereka menyerahkan seluruh kekayaan mereka kepada kami untuk kami urus sementara. Anak mereka kami urus sejak bayi. Namun, saat itu kondisiku kurang baik hingga terpaksa pindah keluar negeri untuk berobat. Tapi sebenarnya alasan mereka bukan itu saja. Itu karena teror dari Yook Kwon. Yook Kwon terobsesi dengan kecantikan ibu kalian dan ingin menculiknya. Makanya mereka bertukar posisi dengan kami agar keberadaan mereka sulit dilacak. Tiga tahun kemudian anak kedua mereka lahir. Dan sepertinya mereka ketahuan. Dan begitulah, aku rasa kalian sudah tahu kejadian selanjutnya.” Ucap Hyura.
“Jadi... Mereka orang tuaku yang asli?” Ucap David.
“Aku membenci orang tuaku sendiri selama bertahun-tahun?” Ucap David.
“Pantas saja namamu ada disana.” Ucap Peniel tiba-tiba.
“Apa?” Ucap David bingung.
“Saat kita memeriksa sel penjara waktu itu. Aku melihat ada tulisan namamu disana. Aku pikir itu tulisan orang lain.” Ucap Peniel.
“Dan itu sebabnya appa memintaku menjaga adikku. Aku tidak berpikir apa-apa karena yang aku tahu aku anak tunggal waktu itu.” Ucap David.
“Lalu, apa artinya ini?” Ucap David sambil mengeluarkan kalung yang pernah diberikan Soobin padanya.
“Itu? Aku rasa adikmu punya yang satunya.” Ucap Hyura sambil melirik Peniel.
Peniel pun memperlihatkan kalung yang selalu dipakainya selama ini.
“Jika kau lihat dibaliknya, ada ukiran nama kalian di kalung itu.” Ucap Hyura.
Tentu saja hal itu membuat Peniel dan David memeriksa kalung mereka.
“Baiklah, sudah cukup periksanya. Maukah kalian memanggilku eomma? Anak Shin dan Moora juga adalah anakku dan Soobin.” Ucap Hyura.
“Tentu saja.” Ucap mereka berdua kompak.
“Akhirnya kalian sadar juga.” Ucap komandan yang tiba-tiba datang.
“Hyung, mengapa kau disini?” Tanya Peniel terkejut.
“Apa kabar Hyura~ssi.” Sapa komandan yang tidak menggubris pertanyaan Peniel.
“Kalian saling kenal?” Tanya David.
“Tunggu dulu? Sadar juga? Hyung, apakah kau sudah tahu kalau kami sebenarnya adalah kakak adik kandung?” Tanya Peniel yang tentunya pertanyaan itu membuat David terkejut. 
“Hahahaha” Tawa komandan pecah seketika.
“Lalu untuk apa waktu itu aku bersusah payah mengajak kalian masuk dan menjadi anggota inti? Bukankah sudah jelas?” Ucap komandan.
“Dan kau membuatku merasa bersalah karena telah membenci orang tuaku sendiri, begitu?” Tanya David kesal.
“Ani! Itu permintaan mereka. Sebelum pelaku sesungguhnya tertangkap, maka kau dan Peniel tidak boleh mengetahui kalau kalian bersaudara. Itu akan jauh lebih aman.” Ucap komandan.
“Ah iya aku lupa bilang. Tulisan David Shin dipenjara waktu itu, aku yang membuatnya. Agar kalian bisa menyadarinya sendiri. “ Ucap komandan.
“Hyung!!!!!” Teriak mereka berdua sambil memukuli komandan mereka, sedangkan Hyura hanya tersenyum menyaksikan perkelahian kecil tiga pria tersebut.

BTOB'S ROMANCE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang