HYUNSIK STORY 4

47 5 0
                                    



.....


"AAAAAAARRRRRRRGGGGHHHHHH!!!" Teriak Min Ju saat melihat Hyunsik sudah bersimbah darah dan di belakangnya ada seorang siswa yang sudah tergeletak tak bernyawa.
"Min Ju~ah!" Ucap Hyunsik dengan nada lemas.
"Jangan mendekat!" Ucap Min Ju memperingati.

Namun Hyunsik tetap mencoba mendekatinya.

"Ku bilang jangan mendekat! Kau paham!" Ucap Min Ju sedikit menggertak.

Tiba-tiba Min Ju memegang kepalanya. Hidungnya mimisan.

"Min Ju, kau.... " Hyunsik tidak meneruskan kalimatnya.

Min Ju yang mengerti maksudnya Hyusik segera memegang hidungnya.

"Darah?" Min Ju pun pingsan begitu melihat darah di jarinya.



20:32 KST

Min Ju membuka matanya dan menemukan dirinya sudah ada di rumah sakit. Dia melihat orang tuanya sedang duduk menunggunya.

"Eomma... appa..." Ucapnya dengan suara pelan karena lemas.
"Min Ju, kau sudah sadar?" Tanya appa Min Ju.
"Sebaiknya kau minum dulu." Ucap eomma Min Ju sambil menyodorkan segelas air putih ke anaknya.
"Mengapa aku ada disini?" Tanya Min Ju.
"Seseorang mendengarmu berteriak di rooftop sekolah. Saat dia datang dia mendapatimu pingsan dan juga ada Hyunsik disana. Kau langsung dibawa kesini." Jawab appa Min Ju.
"Hyunsik? Bagaimana dengan dia?" Tanya Min Ju lagi.
"Bukankah dia yang membuatmu pingsan dan melakukan pembunuhan itu?" Tanya eomma Min Ju kebingungan.
"Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Yang jelas aku melihat Hyunsik penuh dengan darah dan ada mayat.... " Min Ju kehabisan kata-kata.
"Aniya! Aniya! Aku tahu Hyunsik sangat menyebalkan, tapi dia bukan tipe orang sadis yang suka membunuh." Lanjut Min Ju.
"Kau benar! Dia sangat sopan pada kami walau dari luar terlihat cuek dan dingin." Ucap eomma Min Ju.
"Tapi mau bagaimana lagi untuk sementara ini semua bukti mengarah kepadanya." Ucap appa Min Ju.
"Jadi bagaimana? Tanya min ju meminta penjelasan lebih.
"Untuk saat ini dia sedang diselidiki, bahkan rumah kita juga ikut diselidiki. Untuk sementara kita akan tinggal bersama halmeonnie mu." Jawab appa Min Ju.
"Tapi, bolehkah aku mengunjunginya? Tanya Min Ju sambil mengambil jeruk yang sudah dikupas eommanya.
"Untuk apa kau mengunjunginya?" Tanya eomma Min Ju.
"Untuk memastikan keadaannya. Bagaimanapun juga dia adalah temanku." Jawab Min Ju tanpa melihat orang tuanya karena sedang sedikit menyimpan rahasia.
"Tapi tidak untuk saat ini. Dia sedang diselidiki jadi tidak mungkin kau menemuinya. Lagipula kau sedang sakit." Ucap eomma Min Ju.
"Eomma mu benar." Ucap appa Min Ju.
"Nee, arasseo." Jawab Min Ju.

Seminggu kemudian

Min Ju sudah sehat seperti sedia kala. Ia kembali ke sekolah seperti biasa. Sepulang sekolah dia sudah berniat untuk mengunjungi Hyunsik di penjara. Semenjak kejadian itu, Hyunsik ditahan sementara untuk dugaan kasus pembunuhan yang menewaskan kakak kelas mereka, Yunseok.

Kantor polisi

"Hyunsik~ah!" Sapa Min Ju begitu melihat Hyunsik keluar dari ruangannya.
"Mengapa kau masih menemuiku? Tanya Hyunsik ragu.
"Aih kau ini kenapa? Bukankah kita teman?" Jawab Min Ju.
"Teman? Semenjak aku ditangkap tak ada yang peduli padaku. Menatapku pun tidak." Ucap Hyusnik sinis.
"Oh, benarkah? Aku kira sudah ada yang datang menjengukmu." Ucap Min Ju dengan nada yang semakin pelan.
"Kau tidak takut padaku? Mereka tak datang karena takut padaku." Tanya Hyunsik lagi.
"Meskipun kau benar-benar seorang pembunuh, aku tetap tidak akan takut padamu." Jawab Min Ju.
"Tapi, apa yang terjadi sebenarnya? Sedang apa kau di rooftop waktu itu?" Tanya Min Ju.
"Menurutmu apa yang aku lakukan?" Hyunsik malah balik bertanya.
"Mengapa kau bertanya balik padaku?" Ucap Min Ju kesal.
"Hmmm...." Min Ju mencoba berpikir setelah ditatap Hyunsik seperti minta jawaban.
"Ada dua hal yang aku pikirkan tentang ini. Pertama, kau sebenarnya mencoba menolong Yunseok sunbae dengan mencabut pisaunya. Kedua kau dan dia terlibat perkelahian, mengingat sepertinya kau sangat membencinya dan kau tak sengaja menusuknya. Atau... " Min Ju menghentikan omongannya.
"Atau apa?" Tanya Hyunsik penasaran.
"Entahlah. Hanya kau yang tahu apa yang kau lakukan, benarkan? Lanjut Min Ju.
"Lagipula kenapa kau harus terlibat pembunuhan? apalagi dengan Yunseok sunbaenim. aku tahu kau membencinya. tapi,..."
"Aku membencinya tapi aku tidak melakukannya. dia sudah tertusuk saat aku kesana." Ucap Hyunsik memotong perkataan Min Ju.
"Tapi, mengapa kau membencinya? dia kan baik?" Tanya Min Ju.
"Sebelum meninggal, appa Yunseok dulu adalah kepala polisi. Sebelum jadi kepala polisi, appa yunseok ditugaskan untuk menangkap kakakku yang dulu adalah hacker. Yunseok mendekatiku agar bisa menyerahkan kakakku kepada appanya. Makanya aku muak melihatnya. Untungnya waktu itu aku segera mengetahuinya, jadi kakkaku berhasil lolos. Tapi meskipun begitu, sejak saat itu aku selalu kesal setiap kali melihatnya." Jawab Hyunsik.
"Tapi, bukankah tindakan Yunseok sunbaenim sudah benar? Menjebak penjahat?" Tanya Min Ju dengan hati-hati.
"Iya. Itu benar. Tapi kakakku bukan penjahat. Kakakku hanya hacker yang kepintarannya secara diam-diam dimanfaatkan oleh orang itu." Jawab Hyunsik.
"Orang itu? Siapa?" Tanya Min Ju penasaran.
"Kau tidak perlu tahu." Jawab Hyunsik dingin.
"Baiklah. Nantinya juga aku akan tahu." Ucap Min Ju yakin.

Min Ju pun mengeluarkan bekal makan siang yang ia bawa dari rumah dan menyerahkannya kepada Hyunsik.

"Ini! Makanlah! Tak peduli apakah suasana hatimu sedang buruk atau tidak, kau tetap butuh asupan. Setidaknya pedulikan tubuhmu sendiri." Ucap Min Ju.

Hyunsik melihat bekal itu dan membukanya. Wadah bekal berwarna coklat pastel itu berisi sandwich, telor gulung, dan beberapa potong buah melon.

"Makanlah"! Bujuk Min Ju.

Hyunsik tampak menimang nimang makanan itu.

"Bisakah kau menolongku?" Tanya Hyunsik tiba-tiba.
"Huh? Apa?" Ucap Min Ju.
"Sebenarnya aku sedang mencari kakakku." Ucap Hyunsik.
"Dan kau memintaku untuk mencarinya?" Tebak Min Ju.
"Ani! Tidak mungkin kau bisa menemukannya." Ucap Hyunsik.
"Bagaimana tidak mungkin. Kan aku belum memulainya." Ucap Min Ju kesal.
"Kakakku ini dewa hacker. Keberadaannya sangat sulit dilacak bahkan oleh NASA sekalipun. Aku bahkan sudah mencarinya selama lima tahun belakangan ini. Jika kita memiliki chips nya mungkin akan lebih mudah menemukan kakakku." Ucap Hyunsik.
"Chips? Dimana aku bisa menemukan chips itu?" Tanya Min Ju.

Teeettttttt

"Maaf waktu kunjung habis!" Ucap petugas polisi.
"Ya! Aku akan menemui besok. Aku akan mencoba mencari chips itu." Ucap Min Ju sambil berlalu meninggalkan Hyunsik yang hanya bisa melihatnya pergi menjauh.

21:32 KST

Malam harinya, Hyunsik duduk di depan jeruji besi. Matanya menerawang jauh. Wajahnya terlihat sedang membenam banyak hal dibenaknya. Ia nampak duduk meringkuk sambil memegangi kakinya.

"Petugas!" Ucap Hyunsik tiba-tiba.
"Iya, kenapa?" Jawab petugas sambil menghampiri Hyunsik.
"Apakah kau bisa membantuku?" Tanya Hyunsik.
"Hmm, apa yang kau butuhkan!" Jawab petugas.
"Aku sedang mencari seseorang. Tapi, karena aku berada disini aku jadi tidak bisa melanjutkan pencarianku." Ucap Hyunsik.
"Hey nak! Kau berada disini karena ulahmu sendiri!" Ucap petugas itu sinis.
"Kau hanya mengetahui sidit jariku di pisau itu karena aku sempat memegangnya, tapi kau tidak tahu kejadian sebenarnya. Kenapa kalian langsung menuduhku sebagai pembunuh? Wae?" Tanya Hyunsik sedikit emosi.
"Aku tidak menuduhmu membunuhnya. Aku hanya bilang itu ulahmu sendiri. Mengapa kau memegang pisau itu?" Ucap petugas meredakan emosi hyunsik.
"Aku tidak tahu. Saat aku naik ke rooftop, aku melihat bayangan seseorang berlari meninggalkan rooftop. Saat aku ingin mengejarnya tiba-tiba aku mendengar suara orang merintih kesakitan. Sekujur tubuhnya penuh darah dan pisau itu menancam di jantungnya." Ucap Hyunsik menerawang jauh.
"Sebenarnya ada satu hal yang aku ingat dari orang itu." Lanjut Hyunsik.
"Apa?" Tanya petugas.
"Perkataan terakhir orang itu. Yunseok" Jawab Hyunsik.
"Apa?" Tanya petugas.
"Saat aku mendekat dan ingin mencabut pisaunya, dia justru melarangku. Dia berkata, jangan! Ini jebakan! Aku dibunuh untuk menjebakmu! Tapi aku tidak bisa berpikir jernih saat itu. Yang aku tahu aku harus menyelamatkannya." Jawab Hyunsik sambil mengenang kembali kejadian tersebut.
"Kenapa kau tidak bilang?" Tanya petugas.
"Bagaimana mungkin aku bicara dalam kondisi pikiran yang kurang jernih?" Jawab Hyunsik sinis.
"Tapi..." ucap petugas sambil berpikir.
"Itu artinya kau bermasalah dengan si pembunuh sebenarnya." Lanjut petugas itu.

"Petugas cha!" Panggil komandan.
"Siap pak!" Jawab petugas Cha.

"Hey, kita akan lanjutkan ini besok. Aku merasa ada banyak hal darimu." Ucap petugas yang bernama Cha tersebut sambil berlalu pergi.

Hyunsik kembali dalam kesendiriannya.

"Aku merasa ada yang aneh dengan semua ini." Gumam Hyunsik.

....


To be continue....




Note : mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam membaca dikarenakan authornya lagi somplak, hapus edit publish again wakakaka. See you yejiapsa melody and yorobun.

BTOB'S ROMANCE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang