PENIEL'S STORY 3

11 5 0
                                    


......

"Kau." Jawab David.
"Aku? Kenapa?" Tanya Peniel.
"Sudah tujuh tahun kita bersama. Tapi aku sama sekali tidak tahu alasan kau bergabung dengan kami." Ucap David.
"Bukankah sudah ada di data diriku? Lihat saja sendiri." Ucap Peniel.
"Ya. Data itu kan hanya untuk formalitas. Ada yang menulis jujur ada juga yang mengarang cerita agar bisa diterima. Dan aku rasa kau tidak jujur." Ucap David.
"Nanti juga kau akan tahu." Ucap Peniel.
"Wae? Apa itu ada hubungannya dengan masa lalumu?" Tanya David.
"Hmm, kurang lebihnya begitu. Nanti juga aku akan cerita." Ucap Peniel sambil meneguk air putih.

****

12 November 2017
Pagi hari
Tokk tokkk tokk
"Hyung ada tamu." Ucap Peniel yang masih terlelap.
"Bukakan pintunya!" Pinta David.
"Hyung, ini kan rumahmu. Jadi itu tamumu." Ucap Peniel tak mau mengalah.
"Aku tak punya tamu di pagi hari. Mungkin dia tamumu." Ucap David tak mau kalah juga.
Tokk tokk tookkk
Suara ketukan pintu terdengar semakin keras dan cepat. Peniel yang merasa terganggu pun tak tahan dan segera bangun. Ia berjalan ke arah pintu utama.
Cekrekkk
"Siapa? Hoam." Ucap Peniel sambil menguap.
"Aku tahu kau disini." Ucap tamu tersebut.
"Ah kaget aku!" Ucap Peniel.
"Mengapa kau tahu aku disini?" Tanya Peniel.
Ia kaget karena ternyata Yuri yang datang pagi-pagi saat itu.
"Aku tahu dari temanmu. Tapi secara tidak langsung." Jawab Yuri.
"Temanku? Maksudnya?" Tanya Peniel kurang paham dengan jawaban Yuri.
"Yook Kwon. Saat dia bilang ingin mencarimu, aku mengikutinya sampai ke rumahmu. Dia bertemu orang lain. Saat dia pergi, aku yakin orang itu tahu keberadaanmu. Dan benar saja, kau masih disana tadi malam." Jelas Yuri.
"Tapi, bukankah tak baik membiarkan tamu kedinginan di cuaca yang dingin seperti ini?" Ucap Yuri yang secara tak langsung minta masuk.
"Aku juga tamu disini. Tunggu dulu." Ucap Peniel.
"Hyung...." Panggil Peniel.
"Masuklah!" Ucap David seolah mengerti apa yang terjadi.
"Silahkan." Ucap Peniel.
"Anyeongaseo." Sapa Yuri kepada pemiliki rumah.
"Anyeong...." Ucapan David terhenti saat melihat Yuri.
"Omooo.... Yuri?" Ucap David tiba-tiba.
"Nee. Maaf, ini siapa?" Tanya Yuri.
"Kau tak ingat aku? Aku melihatmu di tahun 2005. Dimana kita sama-sama dalam kondisi buruk saat itu. Sudahlah. Perkenalkan namaku David." Jawab David.
"Nee. Bae Yuri imnida. Dokter bilang sebagian memoriku hilang karena trauma masa lampau. Bahkan efeknya aku jadi sensitif dengan suhu dingin." Ucap Yuri.
"Jadi itu sebabnya kau tak suka air dingin?" Tanya Peniel.
"Hmmm, kurang lebih begitu." Ucap Yuri.
"Tapi, apa yang terjadi padamu di tahun itu?" Ucap Peniel penasaran.
"Entahlah. Aku juga tak ingat." Jawab Yuri.
"Ngomong-ngomong kenapa kau kemari?" Tanya Peniel.
"Untuk memperlihatkan ini." Ucap Yuri sambil menunjukkan berita online di ponselnya.
Peniel dan David pun melihat berita itu. Berita tentang penangkapan tuan Kim dan juga putrinya.
"Lalu untuk apa kau menunjukkan itu semua?" Tanya Peniel.
"Ah iya. Untuk apa?" Tanya David.
"Untuk berterima kasih padamu." Ucap Yuri sambil menatap peniel.
"Wae? Memangnya apa yang sudah kulakukan? Tanya Peniel.
"Sejak kejadian malam itu..."
"Kejadian yang mana?" Potong David.
"Kejadian dimana Kim Nara, putri tuan Kim membully ku dan Peniel menyelamatkanku dengan menyebarkan video saat mereka membully ku. Aku senang karena keadilan bisa diungkap gara-gara kau." Ucap Yuri.
"Tapi aku hanya melakukan apa yang biasa orang lakukan." Ucap Peniel.
"Nee. Kau benar. Tapi semenjak itu kasus tuan suap Kim dan kasus narkoba putrinya jadi terungkap. Sekarang aku jadi mengerti tentang perkataanmu waktu itu." Ucap Yuri.
"Dia bilang apa?" Tanya David dan sepertinya Peniel juga penasaran.
"Dia bilang dia sangat tahu tentang tuan Kim dan keluarganya. Bukankah dia seperti anggota BIN?" Jelas Yuri.
Uhuk uhuk uhuk
Peniel tersedak jus jeruk yang baru diminumnya. Peniel dan david pun saling pandang mendengar pernyataan Yuri.
"Mengapa kalian saling menatap satu sama lain? Apakah aku salah bicara?" Ucap Yuri.
"Ah. Ani. Hahahaha. Dia memang cocok masuk kesana. Ya, daftarlah setelah kau lulus. Aku yakin langsung diterima." Ledek David.
Sementara Peniel bingung harus berkata apa.
"Kenapa Peniel pindah kesini? Bagaimana dengan kuliahmu? Ya!!!! Aku menunggumu seharian kemarin untuk memberikan bekal yang aku janjikan!" Ucap Yuri kesal.
"Hei, apakah dia pacarmu?" Tanya David sambil berbisik.
"Aniya. Kami bahkan baru bertemu beberapa kali." Jawab Peniel sambil ikut berbisik.
"Jika ingin menggunjingku, paling tidak kalian harus keluar dari rumah ini dulu. Aku terkenal memiliki pendengaran yang tajam." Ucap Yuri sambil menggertakkan tangannya yang pegal.
"Heee mianhe Yuri~ah. Ani, bukan begitu maksudku. Kalian baru bertemu beberapa kali tapi, rasanya sudah seperti orang lama." Ucap David.
"Hmmm, entahlah. Melihat wajahnya aku jadi teringat sesuatu. Tapi anehnya aku tidak tahu itu apa." Ucap Yuri.
"Apakah itu jawaban agar kau bisa terus bersamaku, huh?" Tanya Peniel.
"Ya bukan begitu. Itu..." Ucapan Yuri terhenti saat ponsel berdering.

BTOB'S ROMANCE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang