ILHOON'S STORY 5

24 3 0
                                    

.....

Ponsel Ilhoon berbunyi. Seketika In Ha langsung melepas pelukannya. Ilhoon merogoh kantong dan melihat siapa yang menelponnya. Tertera nama tuan arrougant di layarnya. Ilhoon ingin menjawab namun tidak enak karena In Ha sedang berkabung.

"Angkatlah! Jangan khawatirkan aku." Ucap In Ha sedikit senyum yang seperti dipaksakan.
"Apakah tidak apa-apa?" Tanya Ilhoon memastikan keadaan In Ha.
"Iya." Jawab In Ha.
"Aku mau mandi, membersihkan tubuhku. Mungkin saja hatiku bisa ikut bersih dan cerah." Ucap In Ha hendak pergi ke kamar mandi.
"Baiklah kalau begitu aku akan jawab panggilan telepon dulu." Ucap Ilhoon sembari keluar dari rumah untuk menjawabnya.

****

*Via telepon

"Ada apa?" Ucap Ilhoon to the poin.
"Jauhi gadis itu! Appa tidak suka!" Ucap appa Ilhoon.
"Mengapa kau begitu membencinya? Bahkan dengan orang yang hanya mirip dengannya pun kau membencinya." Ucap Ilhoon.
"Kau tidak perlu tahu alasannya. Nanti juga kau akan mengerti. Tinggalkan dia! Kau tidak ingat apa yang terjadi dengan Sunny-mu itu? Kau mau itu terjadi padanya?" Ucap appa Ilhoon penuh ancaman.
"Jadi benar kau pelakunya? Kau yang membuat Sunny celaka, benarkan?" Ucap Ilhoon.
"Harus berapa kali aku bilang bukan aku yang melakukannya!" Ucap appa Ilhoon.
"Bohong! Aku tahu kau berbohong! Kau dengar itu? Halo? Ha...."
Tut tut tut tut.....

Sambungan telepon tiba-tiba diputus oleh si penelpon alias appa Ilhoon yang tentunya membuat Ucapan Ilhoon juga ikut terputus. Ilhoon terlihat sangat pusing. Tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah ditelepon appanya, Ilhoon hanya berjalan mondar-mandir di teras rumah In Ha.

"Apa yang akan dia lakukan?" Ucap Ilhoon lagi.
"Aku juga tidak tahu apa yang akan dia lakukan?" Ucap In Ha yang tiba-tiba sudah ada di depan pintu.
"Astaga kaget aku! Sejak kapan kau disitu?" Tanya Ilhoon kesal karena terkejut.
"Dari tadi." Jawab In Ha.
"Oh, jadi kau mendengar semua pembicaraan kami?" Tanya Ilhoon wajahnya berubah pucat.
"Tidak juga. Saat aku keluar aku melihatmu mondar-mandi dan berbicara sendiri." Jawab In Ha.
"Oh begitu rupanya." Ucap Ilhoon lega.
"Hmm. Kenapa?" Tanya In Ha.
"Ah, bukan apa-apa." Jawab Ilhoon berusaha untuk tetap tenang.
"Sepertinya aku akan langsung pulang ke rumah saja." Ucap Ilhoon.
"Baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan. Terima kasih telah menemaniku hari ini." Ucap In Ha.
"Iya. Jaga dirimu baik-baik." Ucap Ilhoon yang langsung diiyakan oleh In Ha.

****

Dapur

Setelah Ilhoon pulang, In Ha ingin memakan ramyun untuk mengobati kesedihannya. In Ha sedang menyiapkan peralatan untuk memasak ramyun spesial buatannya. Dikeluarkannya dua buah ramyun dari lemari dan tidak lupa panci untuk memasak ramyunnya. Diisinya panci tersebut dengan air. Setelah itu ia menghidupkan kompor dan memasak air.

"Appa maaf. Aku melanggar aturan untuk makan ramyun dalam perut kosong dan hati sedih. Tapi aku benar-benar tidak menagis kan? Aku hanya bersedih. Kau tahu itu kan?" Ucap In Ha.

Ia nampak sedang memandangi dua ramyun digenggamannya, ia berusaha menahan air matanya.

"Aku ingin makan ramyun pedas. Yang sangat pedas." Ucap In Ha.

****

Lima belas menit kemudian

In Ha sudah selesai dengan masakannya. Bahkan diatas meja kini sudah tersaji sepanci ramyun lezat bersama dengan kimci dan telur goreng. Tanpa pikir panjang, In Ha langsung menyeruput mie panas dalam panci tersebut.

"Kenapa? Mengapa ini tidak pedas sama sekali? Gimana ini?" Ucap In Ha yang kelihatan kesal dengan ramyun buatannya.

Dalam keadaan sedih seperti itu, sepedas apapun masakan yang dibuatnya, menurutnya tidak pedas sama sekali. Lidahnya seperti mati rasa jika dia sedang bersedih. Padahal saat itu dia memasukkan banyak cabai dalam ramyunnya.

BTOB'S ROMANCE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang