SEBELAS

124 15 1
                                    

Masak? Udah. Bersihin apartemen? Udah. Nyuci piring? Udah. Tara setengah berpikir apa dia harus bekerja hari ini, tapi dia sangat bosan di sini. Lebih baik dia bekerja toh keadaannya juga sudah baik. Tara segera berganti baju menuju caffe memesan ojek online, setengah jam perjalanan tara tiba dengan selamat disambut yuli teman akrab di caffe.

"Btw, lo tadi di cariin bos" goda yuli. Tara mendengus kesal malas mendengar ledekan yuli terus menggodanya, kalian harus tahu bahwa pemilik caffe ini milik cinta pertamanya. Tapi dia tidak memberitahu kepada siapapun kecuali yuli yang curiga gerak gerik tara tiap kali berbicara atau menatap bosnya.

"Baru datang?" tara menoleh ke arah sumber suara siapa lagi kalau bukan arion pemilik caffe, umur arion 20 tahun hnya beda 3 tahun dengannya. Tara hanya mengangguk.

"Tar, pulang gue anterin" ucap arion penuh penegasan berlalu meninggalkan tara yang sudah merona, wajah putihnya memerah seperti kepiting rebus dia harus menutupi wajahnya ini tapi yuli tergelak kembali menggodanya.

"Cieeee merona" bibir tara mengerucut tidak suka lalu pergi meninggalkan yuli.

"Oiiiii kabur lo. Ohhh arion betapa indah kisah cinta kau dan tara yang diam2 memendam rasa" yuli berpuisi.

Dilain waktu seorang lelaki berkulit putih, hidung mancung, alis mata tebal, sorot mata tajam menikmati alunan musik mengalun merdu bersama perempuan yang bergalut manja di lengannya. Dia menikmati suasana ini, menurutnya tempat ini benar2 membuatnya tenang.

"Yang, kamu udah mikir bakal kuliah dimana?" tanya seli membuat lelaki beralis tebal berpikir lalu menggeleng, dia benar2 tidak memikirkan sedikitpun, papanya david meminta untuk melanjutkan perusahaan dan memegang saham milik keluarganya.

"Jangan bilang kamu belum tau" tebak seli yang hanya di balas cengiran.

"Yang, kita kuliah diluarnegeri aja tinggal di apartemen berdua. biar kamu bisa jagain aku" mesa terdiam mendengar kalimat kata menjaga, dia tersenyum kecil mengingat bagaimana mama mertuanya menyuruh untuk menjaga tara. Mesa membasahi bibir, siang tadi hingga dia pergi bersama seli dia tidak melihat tara sedikitpun, hanya mendapatkan makanan di atas meja serta apartemen yang bersih.

"Kita belum selesai UN, mikirin UN dulu sayang baru mikir yang lain" sergah mesa.

"Kamu aneh yang, kalau nggak mikir sekarang jadi mikirnya kapan? Tunggu selesai pengumuman UN? Masa depan itu harus di pikir sekarang, nggak make nunda" mesa tidak menjawab.

Terlihat lampu panggung menyala tanda seseorang akan bernyanyi, suara musik mengalun, mesa kembali menatap handphonenya membalas pesan devin sambil menikmati alunan musik tanpa menoleh ke arah panggung. Suara mengalun merdu menyita perhatian pengunjung membuat gadis di atas panggung tersenyum.


Skies are crying, i am watching
Catching tear drops in my hand
Only silence has its ending
Like we never had a chance
Do you have to make me feel like
There's nothing left of me....

Seli mengatup mulut tidak percaya, dia sangat mengenal sosok diatas panggung. Suaranya sangat mengalun merdu sehingga tidak ada yang mengalihkan pandangan, dari arah panggung kecuali mesa yang sibuk dengan handphonenya.

"Sayang. yang nyanyi itu kan tara" mesa menatap kearah panggung dan membulatkan pandangan, benar saja dia tidak salah liat. ngapain tara disini?

"Jadi dia kerja di sini, oh god gue benar2 nggak nyangka" pekik seli histeris lalu mengeluarkan handphone memvidiokan tara dan akan menyebarkan berita ini.

You can take everything i have
You can take everything i am
Like i'm made of glass
Like i'm made of paper
Go on try to tear me down
I will be rising from the ground like a skyscraper....

Mesa menatap lekat bagaimana tara menyampaikan makna di dalam lagu bahwa dia benar2 menderita saat di bully, oh tuhan apa yang sudah dia lakukan kepada gadis polos itu? Terlihat raut wajah tara menikmati dan membayangkan bagaimana perlakuan mesa selama ini.

Go run, run, run
I'm gonna stay right here
Watch you dusappear, yeah
Woulf it make you feel better
To watch me while i bleed
All my windows stiil are broken
But i'm standing on my feet...

Tara menangis dalam lagunya megeluarkan segala emosi seluruh beban di kepalanya, mesa terkejut melihat buliran airmata, dia merasa bersalah atas lerlakuannya hingga lirik lagu selesai membuat para penonton terbangun memberi tepuk tangan meriah. Tara tersenyum meninggalkan panggung dengan wajah bahagia.

crazy vs calm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang