tigapuluhsatu

100 9 0
                                    

Suasana masih canggung tidak ada yang memulai percakapan termasuk mesa yang biasa menanyakan tara, tara mendengus kesal mengingat kejadian semalam mama mertuanya memang gahul sedikit ya samapi ketularan anaknya deh.

Hari ini kelas Ipa 1 ulangan biologi dan itu akan membuat tara menguras otak karena dia akan mengerjakan ulangan mesa, tara membolak-balik buku mengahafal lalu memahami dan menangguk sendiri. Tidak lama guru biologi masuk memegang satu laptop mengucapkan selamat pagi.

"lo jangan lupa kerjain ulanagn gue ingat lo harus salahin satu jawaban lo dan seperti yang gue bilang" ucap mesa berbisik membuat tara menangkay bahu cuek itu ucapan mesa yang itu sangat di hafalnya di dalam kepala maupun di luar kepala.

Mesa mengeluarkan satu lembar kertas agar guru biologi tidak curiga padahal dia ingin mencoret-coret kertas tentang apa saja, tapi untuk hari ini entah mengapa mesa menuliskan nama tara dalam kertasnya.

"rachel elltara grande, gue nggak tahu mulai kapan gue merasa nyaman ke elo, entah karena kita tinggal satu atap dan lo selalu masakin gue makanan sehingga makanan favorit gue sekarang adalah masakan lo, gue curiga deh. apa lo masukin racun sehingga gue merasa nyaman ke elo atau lo masaknya pakai bumbu cinta? Bukan Cuma lo yang bingung dengan sikap gue yang selalu bully lo termasuk gue juga bingung harus menjaga perasaan lo agar lo nggak selalu tersakiti...."

Mesa mengamati tulisannya bingung mengapa bisa dia menuliskan tentang tara padahal dia sama sekali tidak kepikiran. Waktu terus berjalan hingga waktu habis semua murid mengumpulkan hasil ujiannya. Tara menyerahkan ulangan mesa lalu berbalik menuju meja guru.

"benar-benar bisa di kendaliin tu orang" gumam mesa melipat kertas ke dalam saku celana lalu menyusul tara memberi hasil ulangan.

Devin duduk di samping mesa menceriatakan balapan motor sekali-kali mesa menimpalai mengakatakan bahwa idola devin tidak maco, devin memukul bahu mesa pelan dan tidak sengaja melihat jari manis mesa yang di lingkari cincin. Devin terdiam biasanya orang yang memakai cin-cin di jari manis berarti dia sudah menikah, ahh tidak mungkin mesa menikah mungkin dia hanya hobi memakai cin-cin. Tunggu cin-cin mesa sangat mirip dengan cin-cin tara dia melihatnya saat tara mengmpulkan kertas ujian. Tidak mungkin mesa dan tara......

"lo kenapa?" tanya messa heran dengan wajah devin. Devin menggeleng tersadar merutuki apa yang baru saja di pikirkannya.

"heran aja kenapa lo hari ini makai cin-cin dan biasanya juga nggak, dan cin-cin lo sama persis yang di pakai tara" jelas devin membuat mesa bungkanm merutuki dirinya sendiri keanapa dia lupa melepaskan cin-cinnya. Ahhh kenapa pula tara tidak melepaskannya juga dasar bodoh..

"ohh ini gue di jahilin sama keponakan gue si karin dia bilang kalau kita pakai cin-cin ini sebuah hubungan bakal langgeng" mesa berbohong.

"lagian nggak ada salahnya kan kalau gue makai cin-cin kalau tara gue nggak tahu mungkin ini hanya kebetulan doang" bela mesa pada diri sendiri devin mengangguk ber oh pelan.

"gue laper, kekantin yuk sekalian merasin anak orang" ucap mesa nyengir, devin menggeleng tidak habis pikir dengan tingkah mesa yang tidak berubah.

"anjirrr seklaian lo merasin selli" jawab devin bercanda membuat keduanya tertawa berjalan melewati koridor sekolah. Mesa sempat melirik tara yang menyelipkan anak rambut ke belakang telinga benar saja dia tidak melepaskan cin-cin pernikahan mereka. Handphone mesa berbunyi membuat perhatian mesa tertuju ke handphonnenya lalu heran mengapa selli menelfonnya.

"yang kamu dimana?" tanya selli di sebrang telfon.

"aku lagi di koridor sekolah mau ke kantin, emang kamu dimana yang kok batan g hidungnya nggak keliatan?" tanya mesa membuat devin muak mendengarnya, yatuhan jagalah hati hambamu yang jomblo ini....

"kepooo huuuu" tutp selli membuat mesa heran melihat handphonennya sendriri. Tiba-tiba sebuah tangan melingkar dari belakang mesa menoleh kaget mendapati selli nyengir tanpa bersalah, lalu berdiri di hadapan mesa memegang tangannya.

"kenapa? Kaget? Mau marah?" ledek selli tersenyum mesa menghela nafas geram menoel pipi selli.

"nggak malah mau nyium" selli memukul bahu mesa malu, devin berdeham untuk menyadari mereka agar tidak bermesraan di hadapannya.

"krik krik krik gue di sini jomblo tau" mesa dan selli tertawa meledek.

Mesa tidak sadar dari arah jauh tara melihat kemesraan itu hatinya benar-benar sakit kenapa dia mesti di posisi tersakiti kenapa tidak selli saja biar dia merasakan kebahagian itu, bisa di perlakukan mesa dengan baik.. dina prihatin atas kejadian itu mau tak mau dia sekarang harus memeluk tara menyuruhnya agar tenang...

"gue nggak tau harus ngapain sekarang hati gue benar-benar sakit din" ucap tara sesunggukan.

crazy vs calm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang