tigapuluhenam

81 8 0
                                    

Mesa menyisir rambut dengan jemari menyesali atas perkataannya, dia kacau sekarang pakaiannya berantakan, selera makan hilang. Sekarang dia persis seperti mayat hidup, selli sempat bertanya mengapa mesa jadi seperti ini dan mesa hanya malas menjawab atau malah membentak selli. Devin mencari tahu kenapa mesa berubah, dan dia penasaran kemana perginya tara. Dia sudah bertanya dengan dina tapi dina tidak memberitahu, devin juga bertanya dengan guru-guru tapi guru mengatakan tara sakit.

Mesa menatap kosong arah bangku tara yang biasanya tara duduki, jujur mesa menyesali atas perkataannya.

"sadar oi, lo itu persis mayat hidup. belajar nggak semangat, baju berantakan gini, nggak selera makan, lo tuh mirip orang patah hati tau gak" geram devin. Mesa mengangguk membenarkan perkataan devin.

"gue nggak tahu harus gimana sekarang" ungkap mesa dengan tatapan kosong. Devin diam tidak mengerti tapi mesa mulai bercerita bagaimana dia bertengkar hebat dengan tara.

Setelah mesa menyelesaikan cerita, devin terkejut mendengar cerita mesa yang tidak pernah dia tahu. Berarti dina tahu di mana kebaradaan tara, devin mulai penasaran dia harus menemui dina setelah berbicara dengan mesa.

"lo yakin kalau tara yang bunuh liam?" tanya devin menyelidik.

"gue tahu dari zayn orang kepercayaan gue yang memata-matain liam dekat dengan siapa" devin mengangguk lalu ber oh pelan menepuk pundak mesa agar mereka kembali ke kelas, mesa menolak ajakan devin. Dia betah sekarang berada di belakang sekolah tempat di mana guru-guru tidak tahu bahwa murid serinng cabut di sini.

"ok gue bakal ngizinin lo di jam pelajaran tapi jangan sampai lo berbuat nekat" ucap devin bangkit menuju kelas IPA 1.

Sesuai target devin, dia menahan dina pulang untuk bertanya kemana perginya tara. Dina mengacuhkan malah menginjak kaki devin, devin meringis pelan memaki dina.

"kaki gue sakit bego" rutuk devin menahn pergelangan dina, dina menoleh dengan sebelah alis terangkat memberi tatapan mau lagi? Devin berdiri tegap memperbaiki penampilan balas menatap dina.

"gue butuh bicara sama lo tapi nggak di sini" ucap devin membawa dina pergi ke cafee terdekat.

Setelah memesan minuman, devin mulai bertanya dengan dina kemana perginya tara tapi dina masih tidak memberi tahu. Devin menghembus nafas frustasi harus menceritakan kejadian mesa dan tara, dina masih cuek tapi dia juga tidak tahan melihat tara sahabatnya yang masih mengurung diri.

"jadi lo harus kasih tahu dimana tara sekarang" ucap devin melipat kedua tangan.

"lo mau apa?" ketus dina.

"gue mau memperbaiki semuanya" jawab devin tulus.

"nggak semudah yang lo pikirkan"

"cih, lo remehin gue?" tanya devin tak percaya, dina mengangkat bahu cuek meminum jusnya.

"tara ada di apartemen gue" ucap dina santai. Devin melotot menyuruh dina untuk mengajaknya menemui tara.

"ingat lo jangan bawa mesa ke apartemen gue"

"judes banget lo jadi manusia, mana mungkin gue bawa mesa bisa-bisa tara lompat dari apartemen lo" ucap devin semangat mengikuti dina menuju parkiran mobil.

crazy vs calm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang