tigapuluhtuju

87 8 0
                                    

"tara" sapa dina saat membuka apartemen di ikuti devin di belakang, tara menoleh terkejut melihat kedatangan devin.

"ngapain lo bawa dia kesini?" ketus tara.

"gue maksa dina untuk menemui lo" jawab devin menyela dina saat ingin memberi jawaban lalu duduk di hadapan tara melihat kondisi tara yang sama seperti mesa.

"lo berdua sama-sama kacau" ungkap devin membuka toples makanan berisi astor dan memakannya, tara hanya diam.

"gue tahu semuanya dari mesa dan gue mau dengar cerita lo yang sebanar-benarnya" tara mendengus sinis.

"nggak ada yang percaya sama gue" ucap tara datar.

"tapi gue percaya sama lo" ucap devin tulus.

Sebelum devin memasuki apartemen dina, devin menelfon mesa agar dapat mendengar semuanya. Entah mengapa devin bisa memiliki pemikiran cemerlang seperti itu, tapi dia bersyukur sekrang karena dia bisa bertemu tara.

"ra, lo harus percaya sama devin mana tau bisa bikin hati lo legah nggak kayak gini" ucap dina membujuk. Tara menghela nafas pelan menatap kosong mulai bercerita kejadian 3 tahun lalu tanpa ada yang menyela, devin mengangguk paham mengambil astor untuk di makan.

"jadi semua ini hanya salah paham" ucap devin menarik kesimpulan sedikit membesarkan suara, dalam hati devin berdoa agar mesa tidak memutuskan sambungan. Tara menatap kosong.

"gue udah jelasin ke semua orang kalau gue bukan yang bunuh liam tapi apa yang gue dapat, semua orang nggak percaya malah nuduh gue sebagai pembunuh dan itu membuat gue tertekan"

"sebaiknya lo pulang dan jangan beritahu mesa kalau gue di sini" sambung tara meninggalkan devin menuju kamar. Devin mendengar cerita tara terkejut menatap dina yang mengehela nafas gusar. Devin tahu ini benar-benar berat bagi tara...

crazy vs calm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang