empatpuluhdua

89 7 0
                                    

Tara terbangun tepat pukul 05.00 pagi, ntah apa yang membuatnya bangun pagi semangat untuk segera pergi ke dapur. Tara sadar saat dia menoleh ke belekang ada seseorang yang tertidur dengan wajah damai, tara beranjak pelan takut mesa terbangun.

Pagi ini tara akan membuat sarapan kesukaan mesa, tara menggulung rambut lalu mengambil bahan masak. Saat sedang merici bawang, seseorang memeluknya dari belakang membuat tara kaget menoleh mendapati mesa yang menaruh dagu di bahunya. Tara tersenyum melanjutkan merici bawang.

"kenapa nggak bangunin aku?" ucap mesa dengan suara serak, apa tara tidak salah dengar bahwa mesa menggunakan kata aku.

"ngapain?" mesa menghela nafas gusar masih memeluk tara.

"aku takut kamu pergi"

"yeeeehh lebay"

"seriusan sayang" tara mencubit pinggang mesa pelan membuat mesa meringis pelan.

"pagi-pagi ngegombal, basi tau" mesa hanya diam memejamkan mata menikmati keharuman tara.

"mes, gue susah gerak" ucap tara. Mesa tidak ,mendengar membuat tara mengucapkannya berulang kali.

"lepasin mes, gue mau masak" mesa mengerucut kesal melepas pelukannya lalu duduk di kursi makan menatap tara yang sedang memasak. Setelah menunggu tara selesai, adzan subuh berkumandang membuat tara menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu melaksanakan shalat wajib 2 rakaat.

"nggak ada salahnya gue menjadi imam yang baik buat lo" ucap mesa membuat tara bungkam terharu melihat mesa berdiri menjadi imam di depannya. Oh mama apakah ini mimpi?

Gue nggak pernah nyangka kalau lo bilang mau jadi imam yang baik buat gue, gue nggak pernah berharap ini terjadi tapi untuk saat ini gue senang dan sangat berterimakasih ke allah karena allah mengabulkan doa gue....

1 jam berlalu, mulai detik ini mesa tidak mengizinkan tara naik bushwy sendirian harus diantar mesa. Tara gugup tidak biasa pergi barenagn dengan mesa apalagi dia akan menjadi bahan omongan di sekolah. Tara sempat menolak dan menjelaskan mengapa dia tidak mau tapi mesa menolak mentah.

Jadi sekarang dia beriringan dengan mesa dengan menyatukan tangan mereka berdua, ada yang menatap sinis, bingung mengapa tiba-tiba mesa menggenggam tangan tara. Dia hanya bisa menunduk mencaci mesa dalam hati. Kenapa sih mesa punya sifat yang bertindak sesuka hati?

"udah baikan ceritanya ni?" ledek dina saat tara duduk di bangkunya sendiri, tara mengurucut kesal. Dina menyongkel pinggang tara bertanya bagaimana semalam.

Tara menceritakannya panjang lebar tanpa hambatan, dina sempat marah tapi saat tara melanjutkan ceritanya membuat dina tersenyum menggoda. Tara mendengus kesal jengkel melihat dina yang terus menggodanya.

"cieeee, yang udah baikan" ucap dina senang membuat mesa melihat bingung ke arah dina, dina nyengir memberi jempol sebagai tanda terimakasih karena bisa membuat tara kembali seperti dulu.

Saat jam istirahat berlangsung mesa segera menuju meja tara dan duduk disamping tara menunggu tara menyelesaikan catatan, mesa tersenyum saat tara mnenutup pulpen dan merapikan buku lalu memasukkannya ke dalam tas.

"kantin yuk" ajak mesa, tara setengah berpikir mempermainkan mesa.

"nggak ada kata penolakan, gue laper" mesa meraih tangan tara membuat tara kesal tidak suka denagn tindakan mesa sesuka hati.

Di tengah koridor semua murid menatap mereka aneh, ada yang berbisik, ada juga yang menggosip langsung. Tara canggung tapi mesa meremas tangannya membuat tara rileks.

"lo tunggu di sini gue mau ambil pesanan dulu" mesa meninggalkan tara. Tara tersenyum duduk menunggu mesa. Seseorang berdeham dari arah samping mengambil kursi untuk duduk di samping tara.

crazy vs calm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang