DELAPANBELAS

115 13 0
                                    

"Yang, kamu harus tau yang bikin kamu senang" pekik seli memeluk mesa sekuat mungkin membuat mesa tidak bisa bernafas, seli terkikik menyadari sesuatu. Nyengir bersalah, lalu berdeham menyelipkan anak rambut kebelekang telinga.

"Aku udah sebarin vidio tara yang ngamen di caffe" ucap seli semangat. Mesa terdiam menghela nafas berat, dia sudah tahu pasti seli akan menyebarkan vidio itu. Apa yang harus gue lakukan?

"Sebaiknya kamu nggak usah nyebarin yang nggak seharusnya di sebarin" ucap mea dingin, seli menganga lebar meminta penjelasan. Hello, dia tidak mimpi kan seorang mesa melarang tindakannya.

"Kamu nggak kesambet duren kan yang?" tanya seli. Mesa menggeleng lalu menatap arloji berlalu dari hadapan seli, seli tertohok melihat tingkah mesa yang hari ini sangat berubah.

Mesa menatap lurus menuju kelas dengan sebelah tangan memasuki saku celana, ntah mengapa hari ini dia malas berbicara kecuali dengan tara. Merasa risih diperhatikan lalu berjalan cepat melewati koridor menghindari tatapan perempuan yang mengintipnya dan memanggil namanya dengan berteriak.

Langkah mea berhenti melihat tara dan farel sedang berbicara di depan pintu kelas, sekali2 tara tersenyum dan menyelipkan anak rambut seperti seli lakukan.

"Pulang sekolah gue anterin" ucap farel.

"Gak. Gue yang anterin dia pulang" potong mesa cepat membuat tara menoleh memberi tatapan bingung. Mesa dan farel beradu pandang, sejenak mereka melempar sinis.

"apa urusan lo ikut campur pembicaraan gue?" tantang farel. Mesa mendengus memperhatikan gerak gerik farel lalu menggenggam jemari tara.

"Mulai sekarang gue yang bertanggung jawab atas apa yang apa yang udah gue lakuin ke tara" semua mata melirik ke arah pintu berbisik2 ingin tahu, devin yang tadinya focus bermain game beranjak ke arah mesa yang akan meluncurkan bogem mentah.

"Nggak baik berantem di sekolah, bisa2 lo berdua bakal di panggil orangtua" tegur devjn membuat keduanya bubar.

Farel menatap heran mengapa mesa berkata seperti itu, apa mesa akan melakukan sesuatu yang membuat tara malu atau di bully di depan umum. Gue nggak bakal biarin mesa anterin tara pulang, mulai sekarang gue ikut campur dalam kehidupan tara.

Sedangkan tara hanya bungkam bingung harus melakukan apa, dia takut kejadian 3 tahun lalu akan terulang. Jangan sampai terjadi, karena dia benar2 takut. Tara mengeluarkan buku tulis, dia belum selesai merangkum catatan biologi, jangan sampai guru kiler mengusirnya dari kelas. Mau taruh di mana mukanya.

"Tara lo baik?" tanya dina khawatir.

"Baik, seperti yang lo lihat. Tapi gue sedikit kaget karena gue takut yang lalu akan terjadi" dina menggenggam tangan tara berusaha meyakinkan bahwa semuanya baik2 saja, dina mengerti tentang masalalu tara yamg membuatnya menjadi gadis pendiam dan dingin mereka telah berteman sejak lama. Jadi tara tidak sedikitpun menyembunyikan rahasia kepadanya.

"Gue bingung kenapa mes bersikap baik sama lo, sekarang lo jelasin jangan sampai gue ngorek hubungan lo berdua di apartemen" tara tersenyum malu mulai bercerita bagaimana kemarin mesa mengatakan bahwa dia mulai menganggap tara dalam kehidupannya.

crazy vs calm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang