Extra part 2

85 4 0
                                    

"Gigioon" teriak syila melempar sandal ke arah gion.
"Apaan sih lo" ketus gion mengelus punggungnya.
"Lo rusakin kue buatan gue, lo ga tau apa gue buatnyaaa dengan hati2 dan lo seenaknya rusakin kue gue" ucap syila bergetar melihat kuenya yang sudah rusak akibat perbuatan gion yang tidak sengaja menyenggol.
"Gue nggak sengaja, udah ah gue sibuk. Kan lo bisa buat lagi, gampang kan" ucap gion santai membuat dara syila naik lalu mengambil kue melemparnya ke muka gion.
"Puas lo" ucap syila pergi meninggalkan gion.
"Fuck, lo kira muka gue sampah"

***
Syila lari ke kamar dengan air mata yang terus mengalir, ia sangat marah rasanya ingin membunuh gion. Syila menyeka kedua air mata lalu segera menelfon tara mengadukan atas perbuatan gion.

"Yaudhlah sayang, kamu jangan nangis lagi nantik bunda marahin dia" ucap tara di sebrang telefon.
"Iya bunda hukum aja sekalian" sambung syila dengan semangat.

Setelah telfon terputus syila segera berlari ke jendela kamar yang menghadap taman rumah gion. Syila dapat melihat tara menjewer gion yang menahan perih, syila tertawa melihatnya.
"Rasain lo" gumam syila melipat tangan di depan dada.

Gion menatap jendela kamar syila yang sedang menatapnya sambil tertawa, gion menahan emosi terus memaki syila.
"Awasss lo ya gue bakal balas perbuatan lo" ucap gion setelah tara melepas jewerannya.
"He bilang apa tadi? Nggak kapok2 kamu ya. Kamu beresin kolam renang, bantuin bibi masak, hari ini kamu nggak boleh keluar" gion membelalakkan mata tidak percaya, menurutnya hukuman tara terlalu berlebihan.
"Masih diem di tempat mau di jemur juga" sela tara.
"Ehhh nggak bun" ucap gion melangkah ke belakang rumah mengambil pembersih kolam.

10 menit berjalan dengan rasa bosan, gion mencabut rumput di taman.
"Aahaaa gue punya ide" ucap gion semangat masuk rumah mengambil lospiker untuk menemaninya cabut rumput.

Gion mulai menyetel lagu kesukaannya dengan volume besar, tidak peduli tetangga yang sedang tertidur nyenyak merasa terganggu.
"Ayo goyang dumang biar hati senang, pikiranmu tenang, beban jadi hilang. Ayo goyang dumang" mesa berbanyanyi dengan lirik asal asalan. Pak tajul satpam di rumah menggeleng kepala tidak percaya tapi ikut berjoget mengikuti alunan lagu.

"Abang pilih yang mana perawan atau janda, perawan memang cantik janda lebih menarik...
Abang pilih yang mana perawan atau janda perawan memang bohay janda lebih aduhaiiiii.. seeeehaaaaaak" gion tertawa melihat pak tajul yang sudah membantunya mencabut rumput sambil berjoget.

Di lain tempat syila merasa terganggu atas tidurnya mendengar dentuman musik dangdut dengan bercampur suara yang amat di kenalnya, syila membuka pintu jendela berteriak agar volume di kecilkan tapi tidak terdengar. Suaranya amat kecil jadi gion tidak mendengar sama sekali, syila mendengus kesal mengambil toa sekolah yang di simpan di rumahnya.

"Tes tes cekson cekson, woiiiiiii gigioon kecilkan musik lo" gion menoleh ke arah jendela syila lalu tersenyum mengejek membesarkan volume suara.

"Sayang opo kuakrungu jerite hatiku, berharap engkau kembali. Sayang nanti memutih rambut ku tresno ku" syila menutup kedua telinganya mendengus kesal, mesa benar2 keterlaluan.

"Woiii gue bisa budek dengar musik lo yang norak, dasaaaar alay" ucap syila menutup jendela kasar.

Gion tertawa puas atas kemenangannya tapi tidak di sangka seseorang menjewer telinganya dengan kuat, gion meringis.
"Bun ampun bun, sakit bun" rintih gion.

"Kamu tu bikin bunda pusing, telinga bunda bisa rusak dengar musik dangdut kamu. Dan syila juga merasa terganggu tidur nya"

"Bun aku bosan cabut rumput tanpa ada hiburan dengan musik dangdut aku bisa cabut rumput dengan cepat dan semangat 45"

"Yaudah masuk ke rumah bantu bibi masak, nantik malam kamu nggak boleh kemana2. Keluarga syila akan makan malam bersama untuk membicarakan pertunangan kalian" gion bungkam seribu bahasa. Dia harus melakukan apa sekarang?

crazy vs calm (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang